Wednesday, October 30, 2019

Girls 216 Roommate
Orang yang kenal aku pasti tau, kalau aku tipe orang yang mandiri. Jarang mau minta tolong, jarang buat cerita keluh kesah, atau juga gak mau ngrepotin siapa-siapa.

Tapi ketika aku bertemu mereka, gila sih aku bisa jadi makhluk yang paling bergantung sama mereka, manjanya minta ampun. Gak ngerti kenapa. Sesimple botol minum aja aku minta dibukain sama mereka, jalan selalu gandengan tangan mereka, buka pintu kamar mandi minta tolong dibukain sama mereka. Hahaha biasanya mana gitu, parah emang!

Di Kebun Binatangnya Bukittinggi

Aku gak ngerti  level nyaman seperti apa yang aku rasakan ketika bersama mereka. Yang jelas, aku seperti menemukan diriku di dalam diri mereka. Padahal kami baru kenal, sebulan kurang kami bersama, tapi nyamannya beda. 

Baru kali ini, aku bisa kaya gitu. Dan mereka juga gak keberatan dengan ketergantunganku sama mereka. Hanya senyum-senyum memaklumi gitu. Haha.


Kadang aku kaya yang nolak gitu buat terlalu bergantung sama mereka, karena udah kebiasaan mandiri,dan takut ngrepotin juga. Tapi entah gimana, mereka kaya auto bikin aku bergantung dan akupun bisa percaya sama  mereka.

Mempercayai mereka buat masuk hidupku, masuk ruang terdalam diriku, mengisi sebagian tempat dihatiku. Anjay, bahasanya alay banget gak sih? Ahahaha. 
Di Jam Gadangnya Bukittinggi
Mereka tuh beda dari orang-orang yang pernah aku kenal. Mereka bisa bikin aku ketawa gak berhenti-henti, bisa nerima otak gak normalku, candaan garingku. Berani menegur langsung ketimbang ngomong dibelakang. Dari semua itulah, aku ngerasa menemukan orang yang bisa ngalahin egoku dengan sikap merak. Dan aku beruntung bisa menemukan mereka, menjadi rekan sekamar di Diklatsar CPNS. Coba kalau bukan mereka yang jadi teman sekamarku? Bakal gimana coba? Gak kebayang! Haha. `

Yang paling penting banget, mereka itu ASN muda, cantik yang yang rendah hatiiiii banget. Padahal mereka kalau mau sombong bisa aja kan ya? Tapi gak kok, mereka gak gitu.

Dari sejak bertemu mereka, aku mulai belajar mempercayai seseorang kembali, setelah 2017 mengalami trauma buat percaya dan sekarang mulai membuka hati buat percaya sama orang.





30 Okt 2019
Rabu
Singingi Hilir
Tulisan ini di tulis
sebagai permintaan maaf karena
gak bisa ngumpul di Taluk hari ini haha
Mau dilanjutkan lagi ga nih? 🤣

Tuesday, September 10, 2019

Ujung Sebuah Proses
Ujung sebuah proses?

Bagaimana kamu menikmatinya?

Menikmati setiap proses perjalanan dengan hati yang bahagia, ikhlas dan pastinya bersyukur.

Karena tak ada ujung dalam setiap proses. Setiap perjalanan kita adalah proses yang membuat kita semakin pada level pendewasaan diri.

Semudah kamu bisa berbagi cerita dengan orang-orang yang satu perjalanan denganmu adalah cara cara termudah menikmati proses.





10 Sep 2019
Hotel Benteng Bukittinggi

Sunday, August 25, 2019

Karena Jodoh

Pict : thayyiba.com

"Kalo mau dapat yang se-sholeh dia, kamu juga harus jadi yang se-padan dengan kesholehannya Iz."

"Mmm.."

"Karena jodoh itu cermin. Kalo kamu lagi awut-awutan pantulan di cermin juga bakal awut-awutan, kan?"

"Betul."

"Kalo kamu lagi rapi, berhijab, cantik, anggun ketika bercermin juga bakal dapat pentulan yang rapi, berhijab, cantik dan anggun kan?"

"Iya!"

"Nah! Tuh dia. Maka jangan awut-awutan dong. Maksud aku, ya mulailah memantaskan diri. Kalo mau cuma main-main ya bakal dapat yang main-main."

"Aku serius kok, gak pernah main-main dalam hubungan. Main-main itu dulu pas zaman kuliah. Ya main-main positif bareng anak komunitas dan organisasi sih. Kalo sekarang ya waktunya menata hidup."

"Ya bagus! Bagus itu! Karena jodoh itu harus diperjuangkan. Maka abaikan sosial media. Orang baik-baik gak hidup di sosial media."

"Masya Allah. Jempolan banget dah nasehatnya!"

"Kurangi main sosmednya."

"Udah berkurang lho alayku dibanding dulu. Dulu aku makan pisang goreng aja aku bikin instastory, haha." Tawaku miris plus tengsin.

"Hahaha. Memang gila aku punya kawan."

"Siapa yang ngajarin coba?"

Kemudian kami bergelut bak anak SMA lagi.



25 Agustus 2019
Minggu sore 
Duh, I'll find you - Kunto Aji


Friday, August 23, 2019

Mengajar is Belajar
Never Stop Learning from Canva
Mengajar itu tentang BELAJAR.

Iya betul banget, seorang pengajar itu harus belajar dulu sebelum mengajar. 

Kalau pas zaman kuliah belajar dalam seminggu bisa dihitung dengan jari. Paling banter kalau mau presentasi, microteaching, ujian tengah semester dan ujian akhir semester, hari-hari paling baca diktat sekenanya aja.

Aku kira setelah usai kuliah itu bakal berhenti buat belajar. Ternyata gak! Malah setelah kuliah harus terus belajar, apalagi kalau yang tamatannya bakal jadi guru, beneran gak berhenti belajar. Justru gak bisa kalo gak belajar.

MENGAJAR ya BELAJAR. Seminimal-minimalnya baca garis besar yang akan dipelajari hari itu. Tapi bagi aku yang guru baru, muda dan mempesona wkwkw, belajar sebelum ngajar itu harus sih, malah WAJIB!

Well, semalas-malasnya aku pas zaman kuliah, aku jadi ngerasa sekarang malah jadi rajin. Bukan sok rajin sih, tapi kalo gak belajar ya gak tau apa yang mau diajarkan ke siswa-siswa.

Apalagi setelah peralihan dari sekolah lama yang mengajar kelas 5 itu berupaya banget buat belajar lebih keras mempelajari materi yang agak lebih tinggi dan  kudu mampu jelasin ke mereka bocah yang mulai puber dan baperan.

Kemudian pindah ke tempat tugas baru di kelas 2 itu rasanya aku belajar lagi. Pertama belajar menangani psikologis mereka yang masih lumayan bau anak TK. Ngajarin mereka biar mau tenang kalau pas belajar dan setelah baru deh bikin mereka ngerti apa yang aku ajarkan wkwkw. 

You know? Anak-anak itu  moodnya gak selalu baik dan gak selalu siap menerima materi. So, harus dinaikkan dulu moodnya. Maka suatu tantangan banget buat aku mendapatkan hati mereka. Dan hari eseknya aku bakal mikir "Besok bikin media apa ya? Ice breaking apa lagi ya?" Hahaha.

Tips nih ya, kalau mau mulai ngajarin anak SD apalagi kelas rendah, maka PENTING BANGET untuk buat mereka BAHAGIA dulu. Caranya: dengan bernyanyi, ice breaking atau tanya jawab tentang apa yang sudah mereka alami, yang mereka rasakan dll. Dengan sesederhana itu mereka bisa bahagia lho. Percaya atau gak percaya kalau mereka sudah bahagia, maka mereka akan mudah mengikuti arahan kita!


Singingi Hilir
23 Agustus 2019
Jumat
Hari yang seru!
My mob my Adventure

Friday, July 5, 2019

Panggil Muiz
Aku Khoeriyah Muiz. Panggil aja Muiz. Agak susah memang buat mengingat namaku. Mengingat gak segampang nyebutin nama Novi, Dini, dewi, Nia, Tri, Siti, atau Desi. Kok jadi nyebutin nama kawanku, wkwkw.

Tapi itulah yang bikin unik. Nama perempuan tapi dipanggil laki. Secara orang yang baru denger namaku pun langsung:

"Muiz laki ya? Kirain Muiz itu laki lho, ternyata cewek!" Kata Pak Komar.

"Aku kira malah nama panjangnya Khoerul Muiz." Kata dewan guru.

"Kirain Muiz nama bapaknya atau nama keluarganya."

Pak Topik pak Topik, anakmu disakiti! Wkwkw

Pas perkenalan di depan anak-anak juga mereka jadi senyum-senyum aneh.

"Ada yang mau tanya?" Usai aku memperkenalkan diri didepan mereka.

"Bu.. ada lho buuu, yang namanya mirip ibu. Pak Muis, bapak-bapak. Bapaknya Nabil." Celetuk salah satu siswa kelas 5B SDN 006 Sungai Buluh. Yang lain tergelak. 

Astaghfirullah.

Atau..

"Ada kelas 5 Bu, namanya bang muis, tapi ga pake Z, pake S." Dan ini dari kelas 4B SDN 005 Simpang Raya. 

Allahu akbar!

Ya jadi gitu, bahkan kalo aku memperkenalkan diri dengan orang baru perlu diulang biar mereka ngeh.

"Namanya siapa?"

"Khoeriyah Muiz."

"Ha apa? Ulangi."

Yaelah..telinganya isi apaan?

"Koeriyah Muiz. Panggil Muiz aja."

"Oh, baiklah Muiz. Kenapa ga dipanggil khoeriyah aja, Ria atau Khoe?" 

Jijik banget dah. "Muiz aja biar gampang." Iya, dan aku ga suka dipanggil ria. 

Dulu pernah ga suka dengan nama Khoeriyah Muiz, sampai bikin FB dan blog dengan Nick name Choeriah Muiz. Ga ngerti dulu lebih suka pake nama itu.

Salah seorang sahabat pas proses choaching STIFIn di 2015 pernah berkata:

"Saran aku Iz, kalo kamu memang niat mau jadi penulis profesional, ubah namamu menjadi nama asli."

"Khoeriyah Muiz, gitu kak?"

"Yeees!"

"Hemm.. emang kenapa kalo pake nama Choeriah Muiz kak? Nama baru lahir aku justru Choeriah Muiz lho kak. Karena Ijazah SD jadilah Khoeriyah Muiz."

Yoi, nama asli aku justru CHOERIAH Muiz.

"Gitu ya?" Dia berpikir sejenak, "Aku ngeliat justru, Khoeriyah Muiz lebih punya power Iz. Lebih bold. Secara personal branding lebih kuat."

"Oh." Aku nganggu-ngangguk dengan analisa kakak si Thinking Introvert tulen itu. Maka keesokan harinya aku ganti semua sosial media dari Choeriah Muiz permanen menjadi menjadi Khoeriyah Muiz.

Bener kata kak Tami. Nama Khoeriyah Muiz lebih bold. Dan aku juga ngerasa lebih percaya diri dengan nama itu. Apalagi pas search di Google arti nama Muiz, wah makin percaya diri sekaligus ngakak.

https://www.google.com/amp/s/namamia.com/amp/nama-bayi/muiz.html

Kalo dulu pake akun Choeriah Muiz isinya lawak ketika berganti menjadi Khoeriyah Muiz mulai posting hal serius.

Ga ngerti pastinya siapa yang bikin nama aku, entah nenek, emak, ramanda atau siapa gitu. Yang jelas aku bangga memperkenalkan diri dengan nama Khoeriyah Muiz. Nama yang unik itu ternyata punya keberuntungan tersendiri lho. Ga percaya?

*Sumber gambar Nama Bayi Muiz

Penenun Asa
Sungai Buluh Buluh
5 Juli 2018
23.02
Hallo Muiz!

Wednesday, May 15, 2019

3 Hal Yang di Syukuri di Ramadhan Tahun Ini

Pict : penenun asa

Waw, udah Ramadhan hari kesepuluh aja nih! Dan besok udah memasuki hari kesebelas. Nah, di Ramadhan ini, pasti punya makna tersendiri bagi setiap orang. 

Ada yang barangkali sedih, karena udah gak bisa ngumpul bareng dengan orang yang dicintainya. Mungkin ada yang bahagia dengan status barunya, sebagai alumni dari sekolah atau kampusnya, juga ada yang senyum-senyum sendiri karena udah punya kerjaan yang gajinya tetap barangkali. Ada yang sebagai wiraswasta, pengusaha, atau punya status spesial sebagai papah muda, mamah muda, daun muda, wkwkw.

Bagi aku sendiri, Ramadhan tahun ini adalah Ramadhan yang amat aku syukuri kedatangannya. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, 3 alasan ini yang bikin aku bersyukur :

1. Udah tamat Kuliah
Alhamdulillahnya tahun ini udah tamat.  Maka ga akan ada lagi pertanyaan “Kapan tamat?”, “Kapan wisuda?”.
Wisuda 13 Sept 2018 di Gedung PKM Uin Suska (Pict: @gagasan_uinsuskariau)
Ya kali, kalo aku ditanyai pertanyaan macam itu berarti aku masih layak jadi mahasiswi, wkwkw.

2. Terjun di Dunia Pendidikan
Bersyukur telah tamat kuliah, tentunya hal yang memperpanjang syukur kita adalah dengan mencari kerja yang halal sesuai dengan jurusan kita.

Ah, spesial dengan tingakah anak SD yang lucu (Dok: Pribadi)

Maka Juni 2018 setelah dinyatakan Berhak Menyandang Gelar Sarjana, aku coba nyari kerja serius dengan ijazah S1. Dan setelah melamar berbagai macam kerjaan, di bulan Agustus 2018 aku bisa langsung dapat kerja.

Diterima dan ngajar profesional pertama kali di Yayasan Fajar Amin di Kualu. Karena udah wisuda dan kebetulan ada lowongan ngajar di SDN 006 Sungai Buluh maka Oktober pulang dan ngajar di SD tersebut. Hingga sekarang ditempatkan di SDN 005 Simpang Raya. Cari aja di Google Map sekolah-sekolah tersebut. Kalo mau.

Gila ya, belum ada setahun udah pindah-pindah tempat kerja. Wkwkw. Tapi aku beryukur banget, semesta  itu berasa mengarahkanku buat terjun ke dunia pendidikan. Sampai saat ini, aku masih:

"Seriously? GUE JADI GURU?"

Gitu terus setiap hari, kaya orang kebangun dari mimpi, haha.

4. Dipegang Ibu
Di Ramadhan sebelumnya, kalo aku kangen beliau aku ga bisa lihat wajahnya. Karena memang ga punya fotonya dan zaman dulu kami memang ga pernah mengabdikan diri. Tapi tahun ini, aku dihadiahi kado yang sangat spesial, sebuah foto ketika ibu yang memegang aku :)

Well, dipegang ibu, aku jadi merasa beliau  ada disisiku ;)

Pict dari Mas Bad (Grup wasap Turunan Mbah Masum)

Nah, Ramadhan tahun ini apa yang kamu syukuri? :)



15 Mei 2019
Luar biasa hujan turun di Sungai Buluh
setelah kemarau cukup lama
Dan ada lagunya Katrina Kaif 
medley yang  menemani tulisan-tulisan ini


Barangkali kamu juga suka tulisan ini:

Ngajar? Passion Yang Bertumbuh

Jet Lag



Monday, February 25, 2019

Part 2 Rencana Nyari Kerja Bareng
One step closer enyah dari kampus

"Siap wisuda, mau kemana, Tarr?" Kami berdua bersender di kursi panjang gedung fakultas lantai 2. Saat itu kami sedang menunggu pak Khusnal, bapak favorit nan baik hati yang mengurusi surat keterangan lulus (SKL) mahasiswa tarbiyah dan keguruan.

"Kayanya pulang kampung Iz, ini aja aku udah disuruh pulkam."

"Gak cari-cari kerja dulu di Pekanbaru?"

"Kalo aku gak dapat kerja di Pekanbaru ya langsung pulkam." 

"Gimana kalo sebelum wisuda kita coba cari kerja di Pekanbaru dulu? Ayolah kita coba. Aku pun kalo gak dapat kerja di Pekanbaru, juga langsung pulkam. Meskipun di kampung entah mau ngapain, hahaha." Tawaku kecut.

"Kalo SKL kita udah keluar, ayo kita mulai cari kerja?"

"Ayo Tarr, tapi temankan beli hape dulu yaa. Biar aku juga bisa akses info loker* di sekitaran Pekanbaru."

"Sip. Mau ke MP**?"

"Iya ke MP aja deh yaa?"

Dia mengangguk setuju. "Budget?" 

"Cari yang murah ajalah. Aku gak tega minta duit lagi. Dikasih segitu, sisanya buat bayar wisuda soalnya."

"Iyalah Iz, ngapain cari yang mahal-mahal. Aku aja ini beli second, aslinya beli baru. Yang baru aku jual, beli lagi yang second, dan masih bagus jadi malah untung aku. Hahahaha."

"Cerdas banget mu Tar, mana masih bagus gini." Kataku sambil ngotak-ngatik hape dia. 

"Iya, sekarang hape mah buat yang penting-penting aja. Buat cari informasi, cari loker. Kalo mau foto ya pinjem hape kawan yang kameranya bagus."

"Aku setuju! Pokoknya Tar, apa aja lokernya kita langsng antar lamarannya, yaa?" Aku berapi-api.  Dia mengangguk. Aku Log in Instagramnya, setelah itu masuk profilku dan aku like semua postinganku. Ghahaha.

***



*Loker : Lowongan Kerja
**MP : Mall Pekanbaru




Singhil
8 Jan 2019
diperbaiki tanggal 25 Feb 2019
Selasa
Jadi mahasiswa itu enak, tapi lebih enak udah kerja ahaha



Monday, January 21, 2019

Part 1 Muiz, cepet!
Usai yudisium

“Muiz, cepeeet! Bu Susi ada nih di lantai 3 fakultas. Kami tunggu!”

“Iya bentar tarr, aku masih edit revisian.” 

“Ihh, cepet. Datang ajala. Print yang bu Susi coret2 aja, bawa yang salah tuh. Aku langsung revisi soalnya.”

“Oke.”

Satu jam kemudian bukannya aku pergi ngeprint, malah ketiduran di kost. Dan drakor (drama korea) masih keputer. Hadeuh..gimana mau wisuda kalau kerjanya nonton drakor, wkwkwk.

Besoknya dia masih sabar mengajak aku ke kampus. Ngajak revisi, jumpa penguji. Huahaha. Kok sabar banget sih ngadepin orang ngeselin dan keras kepala kaya aku?

“Mau ga sih wisuda? Kalau bagi aku ya, aku udah ga mau lagi bayar uang SPP. Ini adalah semester terakhir bayar uang SPP. Dari pada bayar uang SPP, bagus uang SPP tuh kita alihkan buat bayar wisuda, make up atau baju toga.”

JLEB!!!

“Kekejar nih kita wisuda bulan September?”

“Dah, yang penting selesaikan dulu revisinya. Ayo jumpa bu Susi, biar aku kawani.”



Singhil
8 Jan 19
Selasa malam
Tentang kebersamaan bareng Tari

Tuesday, January 8, 2019

Diary Part 1 Aku Udah Jadi Guru
Hei, apa kabar?

Jujur aku merindukanmu. Jujur yaa. Iya, jujur. :)

Kemana aja?

Kamu yang manggil aku anak SMP. Eh.. tapi kamu perlu tahu, bahwa aku sekarang bukan anak SMP lagi. Dan ayo mari kita bertaruh, ketika bertemu esok, aku bakal lebih memukau dari yang kamu kenal dulu. Jangan terpesona, yes! Hahaha.

Oya, aku udah jadi ibu guru. Udah mau 3 bulan ini, di sekolah dasar negeri 006 Sungai Buluh. kenal sekolah itu? Ga perlu kenal deh, palingan entar kamu juga nyari celah buat ngejek aku, yakan? KZL.

Kamu paling paham, aku yang dulu selalu terlambat datang ke sekolah, yang kamu ejekin karena aku langganan kena hukuman nyabutin rumput, eh..sekarang diberi amanah mendidik anak-anak sekolah dasar. Haha, lucu ya hidup ini.

Percaya? Percaya please.

Bisa? Bisa dong!

Aku kuliah 5 tahun, kamu tahu itu, karena kamu selalu mencibir; “Anak keguruan kok kuliah 5 tahun!” tapi meski kuliah 5 tahun, aku udah menggaransikan diri aku bahwa aku bakal jadi ibu guru yang baik buat anak didik aku dan bakal jadi guru berprestasi. Iya? Pas sekolah bolehlah kita nakal dan main-main, tapi ketika tua harus hidup serius. Itu prinsipku.

Kamu percaya, kan? Pasti gak.

Kamu mah gitu, masih nganggap aku kaya anak SMP aja, kapan nganggap aku jadi orang besar? Kapan percaya sama aku? Rrr, kzl.

Btw, makasih ya, secara ga langsung kamu termasuk orang yang mempengaruhi kedewasaan berpikirku.


Singhil
Selasa, 08 Januari 2019
21:42:40

Sunday, August 19, 2018

You Rock Bro!
"Konsistensi menghasilkan Apresiasi." (Kurniawan Gunadi)

Potretnya tiba-tiba menghiasi galeri gue. Potret itu berasal dari grup WhatsApp Kwartir Ranting Singingi Hilir  yang secara otomatis tersimpan ke galeri hape. Nah, ternyata doi mendapat penghargaan Lencana Pancawarsa III dari bupati Kuansing.

Dok. Kwartir Ranting Singingi Hilir

Lencana Pancawarsa itu apaan sih?

Setelah gue searching, (gue juga kagak paham lencana-lencana begituan wkwkw) Lencana Pancawarsa itu adalah penghargaan yang diberikan atas dedikasi, pengabdian dan keaktifan di pramuka. 

Nah, lencana pancawarsa itu tingkatannya:
Lencana pancawarsa I masa pengabdian 5 tahun, lencana pancawarsa II 10 tahun,  masa pengabdian 15 tahun mendapat pancawarsa III dan seterusnya sampai lencana pancawarsa Utama masa pengabdian 50 tahun.

Lebih lengkapnya mengenai Lencana Pancawarsa bisa dibaca disini >>


Nah, doi mendapat Lencana Pancawarsa III. Itu artinya doi telah mengabdi di Pramuka selama 15 tahun.

15 tahun?

Gue yang masih usia 8 tahun usia anak siaga dan dia udah aktif mengabdi di pramuka. Udah lama banget yaa. Wkwkw. Bahkan saking lamanya mengabdi di Pramuka, pundak dan dada doi udah menempel berbagai lencana dan tanda. Gue sampai ga ngerti nama-nama penghargaan yang menempel di pundak dan dada doi itu apaan. Ahahaha.

Emang gila Pramuka doi sih. Mau sejauh apa yang namanya ada kegiatan pramuka bakal dia jabani. Gue aja sampai geleng-geleng kepala. Hahaha. Maka ga heran dong ya, dia dapat penghargaan tersebut.

You rock, Bro! 
Gue apresiasi segala pencapaian, konsistensi dan dedikasimu di bidang Pramuka ini. Bahwa benar, sesuatu yang dikerjakan dengan konsisten akan menghasilkan. Jadi gue sepakat dengan quote Kurniawan Gunadi "Konsistensi menghasilkan apresiasi"

Semoga semakin humble, semakin lebih banyak berkarya di dunia Pramuka. Sehat terus pastinya, dan selamat ulang tahun. Udah tua ga perlu banget sebenarnya diucapin selamat ulang tahun. Ahahahaha.

So, ini PR buat gue dan kamu yang baca tulisan ini, bidang apa yang akan kita kerjakan dengan konsisten hingga membuat kita mendapat apresiasi? Bahkan menemani kita bertumbuh hingga kita tua?

Jawab dalam hati, kemudian buktikan, mari berkarya, dan kurangi nyinyir di kolom komen sosmed orang.


Penenun Asa
19 Agustus 2018
PKU 
Doi itu siapa? 
Abang kandung, kakak senior, 
bapak guru, mantan wali kelas IX gue, 
wali murid, tukang nge-bully,
pelawak tapi garing. 
Paket lengkap ahahaha. 

Tuesday, July 24, 2018

Jawaban
Kita sama-sama tahu, pilihan-pilihan hidup diumur 20 tahunan itu memang begitu bercabang. Perlu pertimbangan sana-sini. Pertimbangan yang bukan hanya untuk jangka panjang diri kita sendiri, tapi agama juga keluarga kita. 

Ternyata, untuk mencari jawaban atas doa-doa itu diperlukan proses yang panjang. Tidak semudah menjawab pertanyaan 1+1 ala siswa sekolah dasar.

Mencari jawaban itu diperlukan kejernihan hati dan pikiran.  Itu mengapa dalam memilih jawaban atas pilihan kita, kita diajarkan untuk tidak mengandalkan emosi semata. Logika diperlukan. Doa-doa panjang diutamakan, sujud di ujung sajadah yang terus dilakukan, pengharapan yang tiada habisnya. Untuk setidaknya menghilangkan keraguan.

Proses itu akan menjadi nikmat kala kita menanti jawabannya dengan sabar. Dan kita akan mengukir senyum indah, mana kala kita mendapat keyakinan dan jawaban dari doa-doa kita.

Setelah kita menemukan, ternyata jawaban  atas doa-doa itu adalah ketenangan. Tenang terhadap apa? Terhadap apapun yang menjadi doa kita.

Dan ternyata jawaban atas doa-doa itu adalah keyakinan. Keyakinan akan segala pilihan. Tak risau lagi, tak ragu pula

Bagaimana? Apa kamu masih ragu? Jika ragu, lakukan lagi seperti apa yang disarankan dalam tulisan ini.


Penenun Asa
Pekanbaru
24 Juli 2018 0.28am
Mengusahakan jawaban atas doa kita,
berarti mengusahakan kehidupan
yang kebermanfaatan untuk
kehidupan kita selanjutnya

*Epilog: dan keputer lagu
Dengarlah Rasa - Alya Zurayya
Oemgi, pas gitu ya ahaha