Ngeblog Ketinggalan Zaman?
 |
By : Penenunasa |
Kenapa aku masih nulis di blog? Padahal sosial media bertebaran, bisa diakses lebih mudah dan gampang daripada blog? Dan ngeblog kayanya udah jadi sesuatu yang ketinggalan zaman. Karena menurut study blog itu memulai di zaman 2000an. Dan tenggelam dengan adanya video vlog tahun 2014.
Menulis adalah pencarian jati diri
 |
Pict : Canva |
Jadi begini, bagiku menulis itu perjalanan panjang buat menemukan jati diri. Dulu ketika aku memulai hidup di Riau setelah meninggalnya ibu, aku merasa nggak memiliki teman bicara dan berbagi.
Teman satu-satunya saat itu adalah novel remaja, komik-komik doraemon ataupun conan. Setelah puas membaca maka biasanya aku mencoba menulis di diary.
Ketika aku menulis, mau tidak mau aku harus membaca. Biar kosa kata bertambah. Dan saat menginjak SMA, aku menemukan sebuah blog milik Nadhira Arini. Dari blog tersebut, aku bertemu sebuah komunitas menulis One Week One Paper. Komunitas yang mengharuskan anggotanya memposting satu tulisan dalam seminggu sekali diblognya.
Menemukan STIFIn
 |
Dari Canva |
Komunitas tersebut tidak hanya bergerak dibidang tulis menulis, tapi sesekali membahas tema diluar tulisan. Nah, disuatu kali sebuah diskusi mengarah ke sebuah tema tentang pencarian mesin kecerdasan atau STIFIn.
Mesin kecerdasan adalah otak dominan kita yang menentukan cara mengambil keputusan, menyelesaikan masalah dan mempelajari sesuatu. Nah, otak dominan ini tidak bisa diubah karena sudah menjadi genetik kita.
Narasumber tersebut bisa menganalisa mesin kecerdasan kita hanya dari tanggal lahir dan nama. Tentu saja, ramai member grup OWOP nimbrung. Saat itu aku juga ikut dianalisa. Ternyata saat dianalisa tersebut, aku bermesin kecerdasan Thinking Introvert. Thinking Introvert itu mesin kecerdasan yang memiliki dominan otak kiri atas.
Wah, kaget dong! Kok bisa? Padahal aku kan si haha-hihi-huhu-heho, alias si slengean. Sedangkan otak kiri kan ranahnya umat serius. Apalagi sebelum analisa tersebut aku yang udah banyak membaca artikel tentang STIFIn. Jadi aku merasa nggak Thinking banget gitu.
Tapi narasumber tersebut keukeuh merasa benar dengan pendapatnya "Kalau tidak percaya, silahkan mbak tes sendiri".
Nah, sejak saat itu aku semakin penasaran dong, dengan otak dominanku. Ketika ada kesempatan, akhirnya aku bisa tes STIFIn. Kalo nggak salah di tahun 2015 kali ya, dan ternyata memang benar mesin kecerdasanku Thinking Introvert.
Tau kelemahan dan Kekuatan Diri
 |
Pict: tesstifin.id |
Kenapa? Ya karena aku dominan otak kiri. Dan jujur aja aku nggak sekreatif teman-teman yang dominan otak kanan dalam membuat cerita fiksi.
Karena ternyata teman-teman di komunitas OWOP tersebut dominan otak kanan. Itu mereka jago banget dalam membuat cerita fiksi. Mau itu cerita horor, cerita fabel, dongeng, mau cerbung, cerpen atau flash fiction mereka cepet banget nyantol dan langsung nyambung.
Sedangkan aku?
Selama bergabung di OWOP, aku selalu terlambat posting di blog. Selalu ngerasa nggak punya ide, insecure dan merasa setiap tulisan yang aku tulis itu monoton banget. Wah kenapa bisa gitu ya?
Nah, ternyata menurut konsultan STIFIn nih, aku bisa kreatif nulis bisa karena pengaruh golongan darah dan lingkungan (benar, aku memang suka banget baca novel, komik dan buku cerita sejak remaja). Tapi sebenarnya dapat ide dari membaca itu, bukan bener-bener ide sendiri. Jadi kalau mau tetep nulis sebaiknya nulis yang berhubungan dengan kenyataan.
Mengubah Haluan
 |
Dari Canva |
Wah..Masya Allah. Sejak itu aku menjadi tercerahkan.
Setelah konsultasi dengan konsultan STIFIn, aku mengurangi membaca cerita fiksi dan lebih banyak membaca artikel non-fiksi. Agar otak dominan mendapat nutrisi cukup dan dapat cepat berkembang wkwkw.
Semenjak bacaan berubah, genre tulisan pun berubah. Yang awalnya menulis fiksi menjadi menulis non fiksi. Bisa berupa artikel, tips, trik atau sharing kesaharian.
Blog Itu Ekslusif
Maka aku merasa lebih bahagia dalam menulis. "OH INILAH GUEE!" Itu kenapa aku masih posting di blog. Meski serasa ketinggalan zaman. Tapi disinilah tempatku berkarya dan mengembangkan potensi menulisku.
Lagi pula, aku merasa blog itu eksklusif. Blog tidak akan lewat diberanda kita, dan blog tidak ada tombol like ataupun dislike. Blog hanya bener-bener diakses untuk yang mencari informasi. Maka aku ingin yang ketika orang mencariku, maka mereka akan dengan mudah mencarinya melalui blog pribadiku.
Itu artinya aku eksklusif buat mereka. Dan mereka yang membaca blog aku juga eksklusif sekali. Iya kan? Hehe
Sel, 1 Agustus 2023
Sungai Buluh
Tapi sepertinya blog nggak akan ketinggalan zaman. Mengingat para profesional menyimpan portofolionya juga disini