![]() |
Canva |
"Ya Allah, lega banget bisa bayarin UKT pertama anakku. Akhirnya dia bisa lanjut S1 juga." Kata seorang ayah padaku yang punya keterbatasan biaya tapi akhirnya bisa lanjutin sekolah anaknya. Dan tentunya ia amat sangat bangga.
Privilage itu gak cuma mewarisi sebuah harta. Diwariskan nama baik dan di sekolahkan juga privilage.
Kalau ada yang bilang "Kami itu perintis bukan pewaris". Padahal yang ngomong gitu bisa kuliah S1 sampai tamat juga biaya orang tuanya.
Wah, tega banget itu anak! Bisa-bisanya ngomong begitu. Gimana perasaan orang tuanya kalau denger itu coba?
Bahwa disekolahkan sampai kuliah adalah keberuntungan yang gak semua anak dapatkan. Iya, itu privilage.
Coba aja pikirkan gimana kalau hanya tamatan SMP atau SMA, peluang nyari kerja pasti lebih sulit. Dengan dikuliahkan peluang kita dapat kerja lebih terbuka dan gampang.
Meski setelah kuliah harus nyari kerja sendiri. Pengin punya barang apa-apa mesti nabung dan mengusahakan sendiri. Ya.. meski gak mewarisi rumah mobil atau tanah. Tetep aja, itu hal yang harus disyukuri.
![]() |
Canva |
Gak usah menistakan atau menutupi bahwa kita gak dapat privilage. Terus membanding-bandingkan diri kita dengan anak orang kaya. Yang semuanya dapat. Bisa kuliah, habis kuliah dibikinkan usaha, dinikahkan, dibikinkan rumah lagi, setelah bikin rumah dibelikan mobil pula.
Terserah orang tua mereka. Mereka kaya dan bisa memberikan kemudahan bagi anaknya. Jadi hak mereka. Lagian mereka cari duit untuk siapa lagi kalau bukan anaknya? Ya biarkan dong.
Karena setiap orang tua pasti semaksimal mungkin membahagiakan dan mengusahakan terbaik bagi anaknya.
Kita-kita yang hanya mampu dikuliahkan dan dibelikan kendaraan roda dua ya bersyukur aja. Bisa jadi itulah kemampuan terbaik orang tua kita. Dengan berdarah dan keringat air mata mereka mengusahakannya.
Setelah itu, kitalah yang harus bertekad memberi privilage untuk anak-anak kita. Sepakat?
Minggu
7 Jan 24
10.09
Kalau kamu ditinggal kedua orang tuamu
dari SD - kuliah tanpa dibiayai orang tua
maka aku baru akan percaya,
kalau kamu perintis bukan pewaris.
0 comments: