Awet gila hujan di Pekanbaru! Hujan dari pagi hari dan menjelang sore baru mau kelar. Gue yang niat mau ngurus SK pembimbing jadi ogah-ogahan pergi. Bagus di kost aja kan? Ehh, kapan kelar kuliahnya kalau gitu? Maafkeun aku. Wkwkw.. *dijambak mba Astin. Iya iyaa, besok gue kelarin semua deh. Doakan aja gue cepet tamat! Wkwkw
Dengan cuaca yang sesahdu ini, maka gue tiba-tiba pengin "Dear Diary-an" menarasikan hujan. Udah lama banget ga main narasi bersambung soalnya. Kali ini ga nulis di notes, ga juga di grup whatsapp OWOP, tapi ngechat langsung ke Mbel Cik Pia.
Gue yang melempar narasi pertama kali, disusul si Gembel membalas dan begitu seterusnya. Dan seolah-olah kami pribadi yang menulis "Dear Diary-an" itu. Iseng banget ya? Wkwkw. Menurut penelitian sih gitu, Jika seorang teman mengirim pesan singkat atau chat yang isinya ga penting, berarti dia merindukan kita. Nah, lho. Jadi? You know lah ya. Wkwkw.
Dan inilah narasi bersambung kami tentang Hujan dan Kenangannya. Cekidotttt!
Hujan dan Kenangannya
![]() |
Pict : Rainymood |
Dear Diary..
Gue
Hujan disini. Kamu tahu, kenangan itu selalu datang ditiap turunnya hujan. Selalu terurai, selalu mengembalikan memori kenangan tentangmu. Seolah hujan memang diturunkan beriring dengan kenangannya.
Hahaha, lucu sebenarnya, tapi bagaimana ya?
Hujan selalu menitikan kisah dimasa lalu.. 3.54pm
Cik Pia
Dan kenangan itu layaknya hujan, tak mampu aku menghentikannya. Aku hanya bisa menikmati sampai ia berhenti dengan sendirinya. 3.59pm
Gue
Iya seperti itulah kenangan. Yang tak pernah aku mengerti adalah kenapa datangnya HUJAN selalu ada KENANGAN yang menyertainya?
Hei..apa iya selalu begitu? 4.03pm
Cik Pia
Sebenarnya mungkin bukan hujan yang membawa kenangan, tapi ketika hujan turun, kenangan itu datang dan mengubah suasana hati menjadi melankolis. Maka sungguh ini hanya keadaan hati saja yang kadang tak stabil. 4.06pm
Gue
Ah betul, seperti itulah jawabannya.
Padahal sebenarnya aku tak ingin suasana hati ini menjadi melankolis ketika hujan turun. Berasa alay gitu kan? Tapi ya bagaimana lagi? Karena memang hujan mampu menghipnotis kita untuk mengenang masa lalu.
Maka, dear diary..
Aku berharap hujan dilain waktu tak lagi seperti hari ini. Kenapa? Aku tak mau terenggut lagi dalam kenangan lama.. 4.11pm
CikPia
Sungguh, bukan aku tak ingin mengingat kenangan masa lalu tapi mau bagaimana? Kenangan lalu tak semuanya manis, hingga mengingatnya membuatku ingin menangis.
Maka jika hujan datang lagi, aku berharap bahwa aku bisa menari dengan riang dibawah tetesan airnya hingga aku melupakan semua kenangan pahit. 5.32pm
Gue
Yup, semua kenangan pahit. Yang pahitnya sepahit seduhan kopi tanpa gula.
Dan ini tentang hujan juga genangannya, eh kenangannya maksudnya. Maka seiring berakhirnya hujan, maka berakhirlah melankolisasi mengenang kenangan lalu. Aku sudahi saja, semoga harapku bisa tercapai.
Karena aku hanya ingin menari dengan riang dibawah tetesmu, dengan hati yang baru! 5.56pm
*diedit seperlunya
Dan super sekali gembel kesangan akoh satu ini ya. Punya bakat nulis juga ternyata doi. Lanjutkan Mbel! Wkwkw.
Ketika hal unik disekitar kita mampu menjadi inspirasi. Maka, jadikan tiap momennya sebagai karya untuk mengabadikan hati, jiwa dan pikiran! Hingga ketika kita mengingatnya dimasa depan, kita akan terbahak-bahak dan bergumam "Betapa alay dan menggelikannya kita dimasa lalu ya! Astagfirullah banget Ya Allah. Ghahaha."
Sudut Kost
Pku
23 Jan 17
Penenun Asa