Meski usainya PPL begitu ditunggu, tapi tetep ada masa dimana hari terakhir bersama rekan-rekan PPL adalah hal terbaik menjelang benar-benar akhir dari segala penderitaan. Eehh..penderitaan? Wkwkw, gak sih, gak menderita kok, cuma berasa pahit gitu hari-hari selama PPL. Manisnya ada, pahitnya lebih banyakkk. Udah kaya semacam seduhan kopi tanpa gula, sepahit jamu brantawali pokoknya. Whahaha.
Tentang kopi, batiba gue jadi tertarik bahas kopi nih. Soalnya unik gitu pas kemarin datang ke PM Coffee, ternyata dibalik segelas kopi ada sejuta rahasia dan filosofi. Mulai dari asal muasal kopi, perbandingan racikan kopi antara air panas dan kopinya, yang pas dijelasin ini sama abang owner PM Coffeenya, gue minta skip aja, jelas banget nilai UN matematikanya dibawah standar kan? hahaha.
Dalam meracik kopi juga harus memperhatikan suhu airnya. Tuh, gak boleh sembarangan, kalau sembarang bisa-bisa seduhan kopinya jadi gak enak. Dan seabreg keribetan lainnya didalam meracik kopi yang menjadi menarik dimata gue. Yang lebih menarik lagi adalah, si abang ownernya belajar itu semua secara otodidak loh. Gak ada guru sama sekali dan dia belajar dari cafe ke cefe. Ckckck, keren sekali.
Ternyata nih ya, kopi racikan begini gak dikasih gula loh. Itu membuat kami berempat wanita-wanita anggun yang gak terbiasa minum kopi pahit dibuat terkikik-kikik, saking berasa minum jamu brantawali yang pahitnya warbiasah itu. Ini kopi atau jamu? Ahaha. Antara norak dan gak terbiasa minum begituan. Haha. Memalukan pokoknya xD
Karena penasaran, gue coba-coba ikutan belajar meracik juga dongs. Mana tau esok bisa buka usaha cafe di desa juga kan? :')
Dalam meracik kopi juga harus memperhatikan suhu airnya. Tuh, gak boleh sembarangan, kalau sembarang bisa-bisa seduhan kopinya jadi gak enak. Dan seabreg keribetan lainnya didalam meracik kopi yang menjadi menarik dimata gue. Yang lebih menarik lagi adalah, si abang ownernya belajar itu semua secara otodidak loh. Gak ada guru sama sekali dan dia belajar dari cafe ke cefe. Ckckck, keren sekali.
Ternyata nih ya, kopi racikan begini gak dikasih gula loh. Itu membuat kami berempat wanita-wanita anggun yang gak terbiasa minum kopi pahit dibuat terkikik-kikik, saking berasa minum jamu brantawali yang pahitnya warbiasah itu. Ini kopi atau jamu? Ahaha. Antara norak dan gak terbiasa minum begituan. Haha. Memalukan pokoknya xD
Karena penasaran, gue coba-coba ikutan belajar meracik juga dongs. Mana tau esok bisa buka usaha cafe di desa juga kan? :')
![]() |
Peracik Kopi :D taken by: Jeng Siti (doc: istimewa) |
Tempatnya juga kece, maka kami dengan cerdas mengabadikan diri kami dalam bentuk foto ala-ala. Hitung-hitung balas dendam, karena kami selama SMA gak pernah punya foto agak cakepan dikit. Padahal kami telah ditakdirkan untuk menjadi sahabat alay yang masih punya resolusi yang ditulis ketika duduk dibangku SMA. Resolusi atau cita-cita nih? Wkwkwk. Duhh..bener-bener pembuka tahun yang luar biasa :)
![]() |
Mbak peracik: Jeng Marla, Mbak pelanggan: Muiz, Jeng Siti, dan Jeng Novi |
Dan mari kita balik lagi ke cerita PPL gue :D
Ngomongin PPL, jadi rindu vangke-vangke PPL. Aaa..rindu kalian gaes. Rindu begadang bikin laporan. Yang jam 2 dini hari gue dan mbel Mimi masih berkeliaran di sekitar Panam padahal hari grimis gitu, dipaksa aja keluar kost. Hingga akhirnya demam melanda kita selama 2 harian. Tumbang tumbang deh! Terbaik lah laporan yaa, wkwkw.
Ehh..tau gak sih, selama PPL gue punya teman perjalanan. Gue berterimakasih sekali, selalu ditemani dia. Mulai dari awal PPL. Menghadapi perasaan gimana ketar-ketirnya gue kalau berjumpa guru-guru SD Negeri 163 Pekanbaru, tentang siswanya, segala hal yang ada di sekolah itu. Gue selalu cerita sama dia. Dia ada disaat yang lain gak ada, disaat gue lelah banget pengin nyerah aja, dia yang menguatkan. Maka gue jadi ingat satu quote ini:
Detik dimana gue pada akhirnya bisa bertahan dengan baik di sekolah tempat gue PPL adalah karena semangatnya. Oke, ini surat kecil untuknya:
Ngomongin PPL, jadi rindu vangke-vangke PPL. Aaa..rindu kalian gaes. Rindu begadang bikin laporan. Yang jam 2 dini hari gue dan mbel Mimi masih berkeliaran di sekitar Panam padahal hari grimis gitu, dipaksa aja keluar kost. Hingga akhirnya demam melanda kita selama 2 harian. Tumbang tumbang deh! Terbaik lah laporan yaa, wkwkw.
Ehh..tau gak sih, selama PPL gue punya teman perjalanan. Gue berterimakasih sekali, selalu ditemani dia. Mulai dari awal PPL. Menghadapi perasaan gimana ketar-ketirnya gue kalau berjumpa guru-guru SD Negeri 163 Pekanbaru, tentang siswanya, segala hal yang ada di sekolah itu. Gue selalu cerita sama dia. Dia ada disaat yang lain gak ada, disaat gue lelah banget pengin nyerah aja, dia yang menguatkan. Maka gue jadi ingat satu quote ini:
![]() |
Pict by : Rintisan.id |
Detik dimana gue pada akhirnya bisa bertahan dengan baik di sekolah tempat gue PPL adalah karena semangatnya. Oke, ini surat kecil untuknya:
Bacalah..
Terimakasih Dewi Etika
Telah menemani perjalanan PPLku
Telah menjadi pemanis dipahitnya PPLku..
Terimakasih sugar..
Yang chat menghiburnya bisa mengalihkan ruwetnya pikiran..
Yang mau selalu dengarkan segala uneg-uneg tentang PPLku,
tentang teman-teman PPL,
tentang guru pamong dan anak-anak yang beeeh! Masya Allah banget deh..
Meski aku tahu, pasti kamu mual dibuatnya kan? ahahaha
Terimakasih sudah membangkitkanku ketika aku terpuruk..
Yang memotivasi lewat suara-suara cantikmu..
Yang pernah membantu menyeka air mataku meski dari jauh..
Terimakasih sudah menemani perjalanan berat ini
Hingga ujung finish..
Dan percayalah, aku akan juga menemani perjalananmu..
Jika tidak, tagih aku, tariklah telingaku.. wkwkw
Ee..tapi kamu perlu teman perjalanankah?
Kamu perlu akukah untuk menemani perjalananmu?
Jika iya, aku akan menemanimu..
Kamu perlu akukah untuk menemani perjalananmu?
Jika iya, aku akan menemanimu..
Sekali lagi terimakasih sugarku..:*
Oya, nama dia sekilas pernah ada ditulisan ini>>
Kacamatamu Pernah Retak
Singingi Hilir
5 Jan 17
Penenun Asa
Aku akan menemani perjalananmu,
seiring dengan langkahmu.
Dan kita melangah bersama :)
Oya, nama dia sekilas pernah ada ditulisan ini>>
Kacamatamu Pernah Retak
Singingi Hilir
5 Jan 17
Penenun Asa
Aku akan menemani perjalananmu,
seiring dengan langkahmu.
Dan kita melangah bersama :)
0 comments: