Thursday, December 1, 2016

Permen Kecil
Pict : Sugarnya SDN 163 :) (Kelas 2A)

Kadang jatuh cinta itu simple, karena kita dibutuhkan olehnya, kehadiran kita ditunggunya, ketiadaan kita adalah rasa sepi untuknya. Dan bawelnya menanyakan ketika kita gak ada kabar adalah permen kecil yang manis dalam jatuh cinta dan yang paling horor adalah parfum kita diendusnyaa. Nghahaha. #gakjadiromantis

"Ibu, ibuu.. Ibu parfumnya wangi."

"Pake parfum apa ibu-bu?" Belum sempat aku jawab..

"Ibu cak tengok Aurel. Bulu matanya panjang kali. Kaya banci dia kan bu."

"Iyaa..Aurel apalah. Kaya banci gitu."

 Aku terbahak mendengar celoteh mereka. Geleng-geleng kepala, memilih tak menaggapi.

"Ibu..ibu Muiz kemana aja? Kok gak ngajar lagi tempat kami?" Kali ini dia menempelkan pipinya ke pundakku tanganku diapitnya.

"Ibu kenapa gak ngajar?"

"Iya ibuu. Masa bu Reni terus yang masuk." Seru salah seorang ditelinga kananku. Aku menjauhkan diri darinya.

"Ibu gak mau ngajar lagi ya tempat kami? Ayolah bu, ngajarlah lhaa lagiiii." Rajuk seorang lainnya dengan manja.

"Bahasa Indonesia nanti sama ibu ya?"

"Iya sama ibu kan? Iya lha sama ibuuu." Mulutnya monyong-monyong.

"Gak sama ibu lagi, sama bu Reni.." Aku menggelang lemah.

"Yah..bu, kok gak ngajar kami lagi? Kami bandel ya bu?"

"Iya bu? Kami mada ya bu?"

"Karena laki-lakinya mada ya bu?"

"Laki-lakinya tuh yang mada buu. Kami nggak kokkk." Ku diamkan mereka dengan dekapanku. 
Beberapa menit kemudian lonceng masuk berbunyi.

"Ibu Muiz, kami masuk dulu yaa." Satu persatu dari mereka memelukku tanpa diminta.

Sugar yaa :)

Dan aku baru paham, kenapa anak kecil selalu membuat orang dewasa jatuh cinta, selalu juga membuat ego kita melemah. Karena cinta anak-anak pada kita selalu tak terbatas. Cintanya mereka pada orang dewasa, mampu membuat masalah orang dewasa menjadi ringan. Dan cinta mereka mampu menguatkan kita. Iya gitu..
Aaaa..I love you permen kecil nan manisku :*

Bahwa dipahitnya sesuatu selalu ada sisi yang manisnya :')
Maka jika ada permen kecil nan manis, itu mereka.. :)




Penenun Asa
1 Des 16
Dan perpisahan serta kehilangan itu,
mulai terasa :(

Friday, November 18, 2016

Semangat Ya!
Tiba-tiba tengah malam tadi keinget yel-yel anak PMR di Agitapraja 3 bulan Mei lalu. Liriknya gini:


Pict : PenA

Nghahaha. Aku ketawa pas keinget itu tau ga sih? Ya Allah, apaan banget ya. Berasa alay gitu xD

Oya..yel-yel ini dipakai ketika sebagian anggota mereka menampilkan drama. Yang gunanya untuk, haelah..udah pasti berguna untuk menyemangati angota mereka yang akan tampil itu. Yang kecenya adalah, mereka menyanyikan yel-yel itu dengan enerjik, penuh semangat dan sambil tepuk tangan rame. Udah kaya penyemangat di team basket gitu deh. Haha.

Maka,
Semangat buat kamu yang lagi proposal, cepet acc ya, cepet dapat pembimbing, cepet lanjut ke bab 4, 5 juga 6.
Yang lagi jadi abang-abang dan kakak-kakak skripsi semangat pokoknyaa.
Buat kamu-kamu yang lagi PPL juga magang, semoga segera berakhir deh segala PENDERITAAN kalian AHAHA. Eehh..gak, betah-betah ya di tempat PPL atau magangnya. Wkwkwkw.
Kamu yang mau KP, juga harus semangat yaa!
Eh..untuk yang lagi berjuang menghalalkan Sang Jodoh, semangat juga ya! Berjuanglah, perbaiki diri, perbaiki hati. Segera tuh halalkan orangnya, sebelum kena tikung yang lain.. Haha.
Spesial untuk kamu baca tulisan ini, terus semangat ya. Jadikan hari kamu menjadi hari terbaik, sebagai hari pembelajaran yang berharga. Semoga semua aktivitasmu hari ini berjalan lancar.. #eeaa

Ini kaya lagi salam-salam di radio yang lagi on air yaa :D

Oke, gue akan nyanyikan yel-yel itu juga dan anggap aja gue lagi jadi anak PMR kelas 2 SMA yang unyu-unyu gitu. Sepakat? :D

"SEMANGAT YA!
SEMANGAT YA!
SEMANGAT.. SEMANGAT.. SEMANGAT!!"

Ngahahahaha..

Terkadang untuk menyemangati diri sendiri ataupun orang lain itu memang perlu alay dan norak. Ghaha. Iya gitu.

Gue jadi inget sebait quotes yang bilang gini:

Bahwa yang terlihat KUAT pun harus tetap DIKUATKAN.
Yang terlihat PAHAM, harus terus DIPAHAMKAN.
Dan bahkan yang terlihat SEMANGAT pun harus tetep DISEMANGATI.

Iya gitu. Karena diciptakan nabi Harun as untuk menyemangati nabi Musa as. Maka teruslah memberi semangat pada saudaramu, meski hanya lewat tulisan, meski hanya lewat emot.
Ternyata, ketika kamu menyemangati orang lain, kamupun akan semangat juga. Maka semangat yaa! :)





18 Nov 16
Pekanbaru
Semangat nulis!
Ayo, kerjakan proposalnya!
Deadline cerpennya juga!

Tuesday, November 15, 2016

Di Hotel Berbintang-Bintang
Pict By : Penenun Asa

Pernah tidur disini? Di hotel berbintang? 

Bukan hotel biasa. Ia hotel yang beralaskan tanah, yang beratapkan langit, yang berhiaskan bintang, berpenerang rembulan, juga bersemilirkan udara alam. Iya itu, pernah? Hotel yang didalamnya kita akan merasakan dinginnya udara yang sarasa merontokan tulang. Iya, itu. Dan kita menamakannya Hotel Berbintang-Bintang. Pernah? Jika pernah, maka selamat, kamu pernah menginap di hotel berbintang yang sesungguhnya. Jika belum, aku ingin membisikkan sesuatu padamu, dengarkanlah:

"Jangan hanya menikmati gemerlapnya lampu kota saja, sayang. Sesekali menjauhlah dari bisingnya perkotaan. Tinggalkan sejenak selimut hangat kita, pergilah berkemah di hotel berbintang-bintang..
Sayang, selagi masih ada waktu, selagi masih muda, nikmatilah waktu kita untuk bersyukur akan keindahan ciptaanNya. 
Dengan duduk dibawah langit terbuka. 
Dengan memandang bintang dan rembulanNya..

Ket Pict : Malam api unggum DIKLATSAR ke-18 KSR PMI UR :D

Dan yuk sayang, mari kita duduklah memutari unggunnya api. 
Mulailah kita mendendangkan lagu kehidupan, syair kemanusiaan. Karena sesekali kita perlu menikmati alam dengan cara sesederhana ini.."

Iya, seperti itu. Kita hanya perlu menikmati dan menenangkan diri dengan cara sesederhana itu..

Oya..terimakasih untuk menejemen stressnya kak. Pergi berlima belas orang ke Teluk Kenidai, untuk acara api unggun Diklat KSR Universitas Riau,  di hotel berbintang-bintang ini, semua beban serasa ringan, semua pikiran kusut kembali normal. Dan ee..baru sadar, satu tahun yang lalu kami juga pernah tidur di hotel berbintang-bintang di tempat ini juga lho. Untuk acara yang sama, diklat lapangan juga.

Berkemah ditempat ini, mengembalikan ingatan satu tahun yang lalu, di Diklat angkatan XVII kami. 

Aaa..rindu Janah, rindu kak Dini, rindu kak Weli, rindu kak Putri, rindu kak Fita, rindu kak Tari, rindu kak Astri, rindu kak Ervan, rindu dek El, rindu dek Nani, rindu kak Riki, rindu Rani, rindu suasana diklat tahun lalu. Rindu kehujanan, rindu tenda pletonnya roboh kena badai, jadi korban kecelakaan di malam minggu, kacamata pecah. Di tempat yang sama. Ahahaha.

Kemudian digoda "Eeaa..yang satu tahun lalu pernah jadi korban. Jangan mandi di pom bensin lagi yaa.."

Dan menginap di hotel berbintang-bintang itu gak mahal kok, tapi nyaman. Percayalah..

Di jurik malam, jaga pos 2. Pos PK Kesja. Bareng ahlinya PP :D





Teluk Kenidai
13 Nov 2016
Di perbaharui di Pekanbaru
14 Nov 2016
Akan ada masa dimana, 
satu per satu kakak senior kita
akan pergi meninggalkan kita. 
Dan kita baru sadar, 
bahwa kita belum banyak belajar dari mereka.
Lantas hati ingin berteriak 
"KAK, JANGAN TINGGALKAN KAMI DULU, please." :'(

Sunday, November 6, 2016

Friday, October 21, 2016

Pentingnya Berkabar dan Ngabarin
Pict : Penenun Asa

"Kabari aku kabarmu.."

Aku baru paham arti pentingnya berkabar dan ngabarin itu sekarang. Kemarin-kemarin aku mana ngerti hal begituan. Ya kali jomblo, terbiasa gak ada yang dikabarin dan ngabarin, jadinya ya gitu deh. Ahaha. Ops..skip. Kembali ke topik. Ingat, bahwa berkabar dan ngabarin itu penting! Ingat itu yaa. Berkabar pada siapapun, terlebih orang-orang terdekat kita. Iya gitu. 

Ya..jadi, gara-gara kejadian aku kena repet pamong PPLku kemarin. Aku jadi taubatan nasuha bersikap cuek-cuek gitu sama orang. Maksudnya cuek adalah gak mau ngabarin lagi, dan gak peduli buat ngasih kabar ke orang.

Ceritanya 2 hari yang aku gak bisa masuk ngajar. Senin dan Selasa kemarin. Itu, aku sakit. Iya sakit. Sakit karena butuh kamu kali yaa #eeaa 
Meski Senin paginya aku tetap bisa datang upacara seperti biasa, tapi siangnya aku tumbang setumbang tumbangnya tumbang. Gak bangun dan memang gak bisa bangun. Gak lebay sih, memang begitu adanya. Dan ketika aku gak bisa bangun itu, aku udah coba berkabar dengan pamongku, minta izin gak masuk sekaligus minta istirahat buat beberapa hari ke depan.

Nah..disitulah awal tragedinya. Ternyata aku salah mencatat nomor pamongku. Yang harusnya akhiran 898 ini jadi 828. Itulah, entah pergi kemana 2 telinga ini pas beliau bacain nomornya. Ahaha.  Dengan salahnya nomor, otomatis pesan gak bakal masuk kan? Mau jejungkir balik kaya apa juga, Ibu gak bakal tahu kalau aku lagi sakit, kan? Buruknya lagi, aku juga gak ngabarin via sms ke kawan-kawan yang sama-sama masuk siang, ngabarin bahwa aku gak bisa masuk. 

Udah coba ngontak ke salah satu teman sih, ee..ternyata dia gak masuk juga. Cemana lah.. Dan yang lebih apesnya adalah paket internet pun habis pula. Jadi meski biasanya bisa izin lewat grup BBM, ini gara-gara gak ada paket, maka bener-bener lost contact 2 hari kemaren. So, bye hidup loe! 

Maka ibu pamongku muring-muring gak karuan. Pasalnya juga, di dua hari itu, aku ada jadwal ngajar di kelasnya. Makin menjadi-jadi deh perkaranya. Dan lebih fatalnya lagi, ternyata ibu pamong misscall aku, pas di jam 2 siangan, tepat seharusnya aku masuk dan aku gak tau itu! Ya mana pegang hape juga pas sakit begitu. Sumpah gila! Kaya ibu yang butuh aku jadinya kan?  Terkutuk khoeriyah muiz! Ahahaha

Oke, detik itu juga aku udah ngaku salah.

Alhasil, pas hari Rabunya aku datang dan Alhamdulillah udah pulih, Ibu Pamong benar-benar memperlihatkan kemarahannya. Ternyata beliau mengadukan langsung ke koordinator seluruh pamong yang notabene adalah wakil kepala sekolah. Jadi sebelum aku dinasehati ibu, aku udah keburu ditegur bapak wakil kepala sekolah duluan..

"Khoeriyah Muiz? Pamongnya ibu Reni kan?"

"Iya saya, pak"

"2 hari kemaren kemana?"

"Saya sakit pak."

"Gak ada kabar ya kata bu Reni?" 

"Ya pak, maaf. Saya sudah coba mengabari bu Reni. Tapi nampaknya nomor bu Reni yang saya tulis di hp saya salah pak." 

"Oh..ya udah gak apa-apa. Lain kali kalau mau izin, sakit atau apapun, kabari pamongnya yaa."

"Iya pak." Anggukku.

"Jadi sekarang Muiz temui ibunya, minta maaf. Ingat, besok-besok kalau ada apa-apa dan gak bisa masuk kabari yaa." Nasehatnya. Matanya memperlihatkan ketulusan dan pemakluman. Aku mengangguk.

Sampai ditegur pak wakasek gitu ya?
Ish..bocah! Cemacem sih! 

Akhirnya, meski aslinya ngeri buat datangi ibu Reni, aku mencoba beranikan diri buat menemuinya juga. Aku akan minta maaf sekaligus klarifikasi. Karena orang gak akan paham tentang kita sebelum tau kebenaran asli dari mulut kita, kan? Sementara orang sibuk suudzan, padahal yang kita lakukan gak seburuk itu.

Maka, please, kalau ingin tahu sesuatu, gak usah main judge gitu.  Coba kenali dulu, coba tanya dulu kenapa dan gimana, baru nilai. Yakan? Ee..kalimat ini aku belajar dari seseorang loh. Dari Dewi.  Nama dia pernah ada dipostingan sebelumnya. Haha.

Ketika beliau mau masuk kelas di jam terakhir, aku ngikutin dari belakang. Langsung aku minta maaf dan menceritakan kejadian dengan sejujurnya. Dihari itu, aku beneran melihat mata marah dan terluka ibu. Gak ada senyum kaya biasanya. Gak ada cerita yang biasa ia kesahkan ke aku. Mungkin beliau merasa gak dihargai olehku. Aku tarik nafas, berat. Meski aku udah jujur, tapi dihari rabu itu, aku belum melihat ibu benar-benar memaafkan aku.

Untuk mengendurkan hatinya saat itu ibu yang  lagi memberi tugas matematika, aku coba ikut turun tangan menertibkan anak-anak mengerjakan tugas. Tapi dia belum terlihat mengendurkan hatinya juga.

"Marah bener ibu.." Kataku lesu ketika keluar dari kelas.

"Sabar yaa."

"Coba lagi minta maaf besok."

"Ya coba besok lagi. Gak apa-apa tuh."

"Ya gak apa-apa tuh. Masa sih, karena sakit gak dimaafkan?"

"Lagi sensi mungkin ibunya. Sabar ya mbel."

"Wajar sih ibunya marah, tapi gak apa-apa nya itu. Cak besok coba lagi minta maaf. Mu ambil hatinya lagi."

Aku mengangguk. Ada kekuatan ketika mendengar suara-suara care dari kawan-kawan PPL yang masuk sore ini. Terimakasih gengs :*

Dan kemarin aku coba lagi. Untuk kali ini sekali lagi minta maaf dan menceritakan kronologi dengan sejujurnya. Maka ibu bilang:
"Kalau ada apa-apa kabari ibu. Kalau sakit, gak bisa masuk, kabari Ibu. Kalau gak kabari ibu, kabari ketuanya, kabari kawan-kawan Muiz. Jangan gak ada kabar gitu yaa. Kan ibu jadinya gimana kan? Kabari, jangan hilang kontak. Seenggaknya ibu jadi tau Muiz kenapa dan ibu pun gak perlu menduga yang aneh-aneh. Yaa?"

"Iya bu. Saya minta maaf. Saya gak akan ulangi lagi bu. Kalau ada apa-apa saya akan kabari ibu, kalau saya izin saya akan kabari ibu."

Good job! Dan kemudian cerianya kembali. Ahahaha. Dan aku bisa ngajar dengan tenang lagi!

Seandainya pamongku kelewat puitis, beliau pasti bakal berpuisi gini ke aku:

"Kabari aku kabarmu. 
Agar aku tahu dan tak perlu khawatir tentang keadaanmu.
Agar aku paham, seberapa penting posisiku dihatimu.
Dan agar aku tak kehilangan dirimu."

Terkutuk, Muiz terkutuk! Ahaha

Sejak kejadian ini, aku jadi makin usil sama kakakku. Ngirim foto-foto PPLku yang ekspresinya gak jelas. Masih tetep meribut di grup chat. Berkabar dengan sahabat-sahabat dan teman sekelas juga. Tetep ngirim emot bahkan voice note gak penting pada mereka. Ahaha. Kenapa gitu? Karena mereka aku anggap penting untuk terus aku kabari :*

Dan aku ambil kesimpulan kejadian ini dengan:
Jangan sepelekan berkabar dan mengabari seseorang. Mungkin ini terasa sepele, tapi ternyata penting banget. Karena bisa jadi orang disana sedang menunggu pesan kabarmu, ingin tahu apa dirimu apa baik-baik aja atau gak. Tetep berkabar, pada keluargamu, sahabatmu dan beri tahu keadaanmu. Bahwa keadaanmu masih baik-baik aja. Bahwa kamu masih punya hidup. Iya kan? Iya gitu.




Pekanbaru
21 Okto 2016
Penenun Asa 
Paling gak, sempetkan chat dong.
Gausah hilang kabar dan 
sengaja pengin dicari gitu :(

Thursday, October 20, 2016

Temukanlah aku


Pict : Penenun Asa


Kamu tahu, bahwa aku begitu jatuh dan bangun dalam menemukan muara 
Mengikuti arusnya,
terkadang juga melawan derasnya,
atau menemukan hal yang membuatku terombang-ambing dari setiap perjalananku
Maka benar, aku ingin menemukanmu, secepatnya


Aku ingin berhenti dalam perjalanan hati ini
Dan menjadikanmu muara terakhir hatiku
Karena aku lelah, harus merindu pada yang tak tentu arah
Aku juga lelah, jika harus lagi-lagi secret admire pada yang entah siapa

Aku lelaahhh..

Maka temukanlah aku, please..
Temukanlah..
Dari perjalanan lelahmu mencari muara juga
Dan ketika kamu telah temukanku,
jadikan aku muara, 
tempat terakhir dari perjalanan hatimu 

Bukan hanya kamu yang harus menemukanku, 
aku juga..
Iya, kita saling menemukan
Kerena aku juga hanya ingin bermuara padamu
Padamu yang terakhir
Tempat terakhir perjalanan hatiku..



Pekanbaru 
20 Oktober 2016
Penenun Asa
Temukanlah aku, pke google map?
Haha, boleh jugaa, ide cemerlang! :D

Tuesday, October 18, 2016

Kacamatamu Pernah Retak
Remember this? Bahwa kacamatamu pernah retak dan itu diketawain si tapir-tapir KKN.

Yang pernah retak dan bolong ahaha

Memang tega banget deh mereka! Udah lagi susah gitu, malah diketawain. Alhasil pas salah satu lensanya makin retak, ya aku ikut ketawa juga. Ahaha. Dan yang bikin keki setengah mati adalah kelakuan Rijal, yang kenapa tiba-tiba harus ngitung duit di depan kacamatku? Terus si Eja, kenapa harus ketawa terbahak-bahak pas liat sebelah kacaku jatoh? Kan longgar banget otak mereka, kan? 

"Aaa..mati lah ah. Aku mau PPL besok, malah makin retak gini kacamataku. Ya ampun, otak longgar!" Aku ngomel-ngomel gak karuan.

Oke, karena aku ngomel-ngomel gitu, maka si Eja, Lis dan Dewi berbaik hati mencari retakannya yang tercecer entah kemana, dan berusaha membetulkan  dengan hati-hati. Tapi ya tetep, sambil terbahak-bahak mereka membetulkan retakannya itu. Dan si Rijal, minta maaf dengan ekspresi yang apaan banget -,-

Iya, jadi aku merasa bahwa part ketika kacamataku makin menjadi-jadi retaknya adalah part yang paling buruk di masa KKN. Aku yang tiba-tiba jadi hilang kepercayaan diri gara-gara kacamata yang bolong itu. Aku yang tiba-tiba pengin di kamar aja. Gak pengin ngajar, gak pengin ikut pengajian, gak pengin keluar yang bahkan meski pengin banget beli goreng pisang tempat mba En, atau bahkan parahnya aku gak pengin ketemu orang-orang di desa Gunung Mulya. Karena demi apa, malunya gak tertolong kalau ada orang yang nanya gini:
"Kacamatanya kenapa? Kok retak? Jatuh yaa?" 

Coba? Terlihat banget aku gak bisa jaga barang-barang pribadiku sendiri kan? Ya maka dengan santainya tetep aku jawab.

"Gak sih, ini indikasi bahwa pemakainya hobi banget baca." Ngelesku, sedikit cerdas.

Bahkan bocah SD juga ikutan bawel nanya "Kakak kacamatanya kenapa? Bolong gitu kak? Jatuh ya?"

"Iyaa..kenapa itu kak? Bolong Ya Ampun."

Pertanyaan yang udah langsung buat lutut aku lemas. Rrr.. 

"Gak dek, kakak kena timpuk duit kemaren sama bang Rijal. Itulah, terlalu banyak duit bang Rijal. Jadi sampe kacamata kakak bolong dibuatnya." Dan akhirnya aku menyebutkan nama tersangkanya juga. Ahaha.

Sampai sini aku paham bahwa, kacamataku pernah retak bahkan bolong. Dan ketika pulang ke rumah aku kena omel abis-abisan sama kakak-kakakku:

"Bocah! Rewah banget ne nganggo kacamatane!"*

"Rrr..beliin kaca nako aja biar awet."

"Udah, gitu aja. Gak usah dibetulin lensanya. Tetep cakep kok."

Aku ketawa miris dibuatnya pas denger sindiran sahut-menyahut dari mereka. Di depan mereka aku gak berusaha membela diri dan gak berusaha ngeles. Ya karena memang akunya yang salah! Haha

Esoknya, sehari sebelum berangkat ke Pekanbaru, aku dan mas Slamet pergi ke optik di Kuansing. Tempat pertama kali membeli kacamata itu. Dan buat aku yang minusnya udah banyak, ternyata harus lama menunggu pesanan lensanya siap. Jadi, sembari menunggu pesanan kacamata, kami berkeliling di sekitar pusat kota Kuansing dan duduk berdua di pinggir arena Pacu Jalur. 

Eeaa..udah kaya  couple gitu ya? Gaak, justru aku kaya lagi duduk-duduk sama om-om. Ahaha. Maklum lah, jarak umur kami yang terpaut jauh membuat kelihatan seperti itu :D

Bukanya menikmati keindahan sungai Kuantan, tapi malah serasa apaan aja. Mayan burem soalnya kalau pergi-pergi gak pakai kacamata gitu. Maka yang tadinya indah jadi biasa aja. Dan hari itu aku makin ngerasa lebih deket banget dengan mas Slamet. 

Dia cerita banyak hal, begitu terbuka. Cerita tentang masa mudanya. Yang bahkan sebelumnya aku gak pernah tau. Dari nada ceritanya, dia pernah merasa menyesal, dulu tidak mengejar apa yang ia impikan. Iyaa..dan sekarang dia mulai memperbaiki masa lalunya. Mengejar apa yang bisa ia kejar. Meski dia sendiri merasa udah beranjak tua untuk mengejar mimpinya lagi. Ee..bukannya gak ada kata terlambat untuk memperbaiki sesuatu?

Hei! Kacamatamu pernah retak bahkan bolong, ee..tapi bukan berarti gak bisa dibetulin lho! 
Lagian sekarang juga udah betul kan? HAHAha *ketawa songong
Sama kaya masa lalu,  pernah punya masa lalu yang gak baik, bukan berarti gak bisa diperbaiki, kan?
Jadi, hal apa yang akan kamu perbaiki mulai hari ini? Apa? Move on? Baru sampai move on? Haha..

Cewe dr kiri : Deby, Tri, Wina, Lis, Rapunzel, Nia, Dewi dan Melda. Cowo dr kiri: Rijal, Rambe, Iki, Pandi, Yahdil dan Ejak


*Rewah banget ne nganggo kacamatane : Gak bisa hati-hati banget pakai kacamatanya (penekanan karena dg mudah merusak sesuatu)


Pekanbaru
18 Oktober 2016
Penenun Asa
Terimakasih tapir-tapir KKNku,
tentang kalian masih banyak
yang belum terceritakan :')
Flashback kalian bentar,
jd punya ide buat nulis ini ahaha

Friday, October 7, 2016

Berpikir Ulang
Aku berpikir ulang lagi, ketika namamu yang terpilih dalam doaku. Aku berpikir ulang. Pantaskah? Kamu, iya kamu ada ditiap doaku? Pantas? 

Bahwa ternyata mungkin ketika aku mengira kamu baik, sepertinya tidak. Kamu terlalu mudah tergoda dengan wanita. Kamu terlalu suka tebar pesona. Dan aku gak mau, gak bisa dan gak terbiasa harus melihat lelaki seperti itu! Paham?!

Aku gak suka harus cemburu pada siapapun. Aku gak suka cemburu hari ini, bahkan esok. Bahkan cemburu padamu yang belum jadi 'siapaku'. 

Hanya karena aku diam bukan berarti aku tak men-screenshoot gerikmu. Bukan berarti aku tak peduli tentangmu. Bukan! Hah..sudahlah! Meski namamu awalnya ada tiap dalam doaku. Tapi mengingat itu semua, maka namamu harus segera beranjak. Enyahlah!

Aku juga berhenti berkisah tentangmu pada Wa'ku juga pada kakakku. Aku berhenti, kenapa? Kamu, namamu, semua tentangmu tak pantas aku ceritakan pada siapa-siapa. Terutama Wa'ku dan kakakku. Menyesal aku memilihmu untuk segera dipatenkan didalam hatiku.

Ingat, aku berpikir ulang tentangmu. Karena kamu bukanlah yang aku kira..




7 Okto 16
Pku
Percayalah, kamu baik.
Maka insyaa Allah dapat yang baik pula. Right?

Wednesday, September 28, 2016

Hanya Benar-benar Merindukan Wajah Tulusnya
Wina, Dewi, Ibu Yayuk, dan Aku (dok KKN)

Hanya benar-benar merindukan wajah tulusnya. Ingin berjumpa dengannya. Ingin lagi mendengar ceritanya. Tentang jamur sawit yang telah beliau dapatkan. Haha. Ceritanya tentang panen pisang di kebunnya. Tentang kesehariannya mengajar kelas 6 SD. Mendengar beliau bercerita bagaimana menghadapi anak SD dan mendengar beliau berbagi bagaimana menjadi guru profesional. Ya..itu.

Hanya ingin tertawa bersamanya lagi. Menyimak televisi, entah kasus kopi sianida yang nggak abis-abis, entah ngomentarin drama India yang apalah-apalah. Entah apa pokoknya ahaha. Tapi bikin rindu..

Hanya rindu wajah tulusnya. Dia yang nggak pernah keluar kata-kata tak baik. Meski kami udah bolak-balik merusak cokcokan air. Meski kami kalau mandi suka buang-buang air. Meski kami selalu bikin listrik mati. Meski kami para gadis kalau malam masih suka meribut, padahal udah jam tidur. 

Iya, 7 minggu bersamanya. Dengan wajah tulusnya. Dengan wajah ikhlasnya. Siapa yang nggak adem coba?

Ibu, boleh aku merindukan ibu lain? 
Seorang ibu dengan ketulusannya yang tiba-tiba mampu menyentuh hatiku. Ibu kami di KKN. Ibu kesayangan kami anak KKN. Ibu Yayuk namanya.

Ibu, pancaran mata beliau begitu tulus, aku jadi benar-benar merindukan dia.. :'(



PenA
27 Sep 16
Pku
Yang dirindukan tau ga?
Merindukan kita juga ga? :(

Friday, September 16, 2016

Sang Full

Pict By : Penenun Asa

"Kamu pernah merasa kosong karena ketiadaan seseorang disampingmu? Pernah?"

Dasar anak SMP! Begitu aku selalu memanggilnya. Selalu keningku dibuat berkerut oleh pertanyaan-pertanyaan mengerikan yang terlontar dari bibirnya. Tak urung aku mengangguk juga. "Pernah."

"Siapa?"

"Emak. Hahaha. Kalau dalam sehari aku ga denger suaranya, maka serasa kosong jiwaku."

"Anak lelaki yang baik." Pujinya "Selain Emakmu?"

"Haha..untuk saat ini ga ada."

"Emakmu itulah yang dianamakan Sang Full." Ujarnya dengan ekspresi yan tak terbaca. "Jujur dia adalah Sang Fullku.." 

"Sang full? Apaan tuh?"

"Itu adalah bahasa kami di KKN." Dia terbahak "Maksudnya, Sang Full adalah seseorang yang membuat kita full, daaaaan tanpa kita sadari kita kosong kalau nggak ada dia."

"Oo..ada pula.." Aku mengangguk-angguk. "Jadi dia semacam charger dihari-hari KKNmu ya?"

"Hahaha..nggak juga sih. Aku becandaaa.."

"Nah kalo ga ada dia? Kamu bakal kosong?" Kejarku.

"Eh..bukan aku yang kosong!" Dia berusaha mengelak. Tapi matanya tak bisa berbohong. "Ops..skip..skip..skipppp!! Kamprettt!" Dia berusaha menggapai kepalaku untuk menjitakku. Tapi dengan sigap aku bisa menghindarinya sambil mengejeknya.

"Atau mungkin kamu akan nyanyi dengan nada lagu Aku Termiskin Di Dunia tapi liriknya diubah jadi 'Where is My Sang Full..?'" Aku terbahak hebat. Dan dia menghujaniku dengan tatapan tajamnya.

"Aih..terus aja lah. Nyesel aku udah curhat!"

"Yaitulah resiko orang curhat, bakal dibully." Aku menyapu sudut mataku yang mulai basah karena tertawa hebat. "Sama kaya orang yang sedang jatuh cinta, resikonya kalau ga rindu ya cemburu. Sedang resiko orang yang sedang rindu atau cemburu adalah sakit..."

"Yang kaya gitu ga ada hubungannya sama aku yaa! Jadi ga usah sok-sok pilu gitu quotesnya!" Nyinyirnya. Dan tawaku semakin berderai.

"Ga pilu. Tapi nyesek kan? Udaahhh..ga usah segan curhat ke aku. Anggap aja aku abangmu." Ujarku serius "And where is Your Sang Full..?"

Dia menarik nafas berat. "Where is my Sang Full?" Ulangnya. "Entahlah. Mudah-mudahan bukan dia. Karena dia hanya membuat wadahku full sesaat. Kemudian dia meretakan wadahnya. Lantas, aku berusaha mengeLEMnya." Wajahnya berubah sendu.

Aku tersenyum. "Ketika anak SMP jatuh dan bangun cinta." Ujarku dalam hati.


Oya, ini adalah rangkain cerita berseraknya hati setelah KKN yang diramu dengan hati yang retak wkwkw.
Nah..cerita2 sebelumny ada disini yaa>>
1. Hati Yang Berserak
2. Nggak Berdarah Tapi Kok Sakit?

Penenun Asa
16 Sep 16
Singhil

Hey, punya kisah yg sama seretak cerita diatas?
Atau pengin curhat sama aku? 
Add id line choeriahz yaa :)

Tuesday, September 13, 2016

Nggak Berdarah Tapi Kok Sakit
"Oh..jangan-jangan ceritamu selama ini bukan tentang orang lain. Tapi tentangmu sendiri. Iya kan?" Lamat-lamat aku mendengar suara seorang lelaki. Dia berjalan kearahku. Aku mendongakan kepalaku. 

KAMPRET?! Dia? Dia PULKAM? Aku memekik dalam hati tanpa sadar.

"Aku udah curiga selama ini. Curhatmu, katamu sih itu kawanmu. Bukan deh, itu kamu sendiri, kan?" Lanjutnya. Ia telah lebih dekat denganku. Kemudian ia berjongkok disampingku. Aku mengerjapkan-erjapkan mata. Tidak percaya, bahwa dia hadir begitu dekat dihadapanku. "Jangan bohong kamu." Dia tersenyum, sambil mengacak jilbabku.

"Aih..kampret!" Aku yang masih setengah linglung akibat shock melihat kedatangannya yang tiba-tiba. "Jilbabku rusak ni haa.."Aku mengenyahkan tangannya dari kepalaku. Dia terkikik.

"Kenapa? Ada apa? Selama aku pergi, apa ceritamu?"

"Kamu itu yang kenapa? Katanya lebaran nggak pulkam, ini kok sekarang malah ada di depanku! Gemana seehh??" Aku mendorongnya. Dia terjengkang kebelakang. Dia terbahak sambil berupaya bangkit. "Smsmu? Jahat! balik nggak bilang-bilang!" Sebenarnya bukan itu yang mau aku katakan. 

"Anggap aja kejutan." Tawanya masih tersisa.

"Kamu balik aja deh sana ke Padang! Ngapain coba disini. Libur 3 hari doang, tapi direla-relain buat balik."

"Oke. Ntar, tanggal 14 aku balik ke Padang lagi. Sekarang cerita dulu, kamu kenapa? Ada apa?" Tanyanya lagi, kali ini lebih lembut.

Aku terdiam. Ingin bercerita banyak padanya. Membuka semua keresahan hatiku.

"Ceritalah. Bukannya kamu pernah menulis, bahwa setiap sampah harus di buang. Juga sampah hati, maka dengan curhat itu artinya membuang sampah hati. Iya kan?"

"Ck. Pandai pula gaya bahasa si kampret ngepoin aku." 

Dia tersenyum. "Ada hati yang berserak? Iya? Dan itu hatimu?" Kemudian ia tersenyum mengejek. Aku mamalingkan wajah dan senyumnya tadi berubah jadi tawa yang keras. Ingin rasa aku mencekiknya sekarang juga.

"Gimana aku mau cerita. Kalau dari tadi kerjamu ngetawain aku aja!" Jengkelku melihatnya. Dia terbatuk-batuk, yeah dan masih dengan tawanya yang kali ini dicoba untuk ditahannya.

"Iya? Apa yang berserak? Bagiamana cerita KKNmu?" Ulangnya.

Aku memandangnya. Wajahnya terlihat lebih serius. Aku menarik nafas panjang. "Nggak berdarah, tapi kok sakit yaa.." Aku memulai.



"Eeung. Kenapa sakit?"

"Kamu. Kamu kok jomblo sih? Ada pula lah cowo memilih jomblo. Emang nggak sakit sendirian gitu?" 

Wajahnya menekuk. "Hei..apaan. Pandai pula lah dia menikung pertanyaan." Dia menjitakku. Aku terbahak. "Nggak masalah kamu bully gitu. Karena aku adalah lelaki hight quality. Lelaki yang paling diidam-idamkan cewe di seantero Riau. Tau?" Dia tertawa penuh.

"Ngeles aja. Sakit kan ditinggal cewemu?"

"Nggak lah, ngapain sakit. Dia udah memilih yang lain, dan aku dengan kuliahku. Maka..ya udah, aku jadi tau isi kepala dia gimana. Dan nggak perlulah cewe yang begitu dipertahankan."

"Cowo batu! Bilang aja kamu masih suka, dan nggak bisa move on. Pake acara ngeles. Wanita itu, hanya butuh kepastian. Dia bakal mau nunggu, kalau si cowo ngasih kepastian jelas. Jadi jangan tarik ulur hatinya."

"Iyalah-iyalah." Ia berdecak sebal. "Ei..kok malah jadi aku yang kamu kepoin dan ceramahin." Kekinya.
"Jadi apa yang berserak?" Dia mengulang lagi.

"Nggak ada."

"Tuh kan, nggak mau cerita. Terus kenapa sekarang ini duduk dipojokan. Kaya orang frustasi gini?"

"Nggak ada." Aku mengulum senyum.

"Adaa. Ya, kan? Matamu nggak bisa boong. Dan maksud semua smsmu itu apa? Hati yang berserak?"

"Nggak ada. Kamu kenapa sih, mau aja dengerin ceritaku? Padahal entah apa-apa juga yang aku ceritakan." 

"Nah..kan. Nikung pertanyaan lagi, dia."

"Aku nanya serius. Heran aja aku, kenapa kamu mau aja dengerin aku cerita."

"Karena setiap sampah harus dibuang. Begitupun dengan sampah hati. Bila menyampah, berserak dan bikin kotor, maka buanglah! Jangan berlama-lama menyimpannya. Lepaskan semua.."

Aku terpukau kalimat yang keluar dari bibirnya. Kaya pernah tau deh. Itu kata-kata siapa ya? Ah..iya! Itu tulisanku yang sempat tayang beberapa hari yang lalu di blog pribadiku. Dan dia mengopy paste! Tapi tak urung membuatku melengkungkan garis senyum juga.

"Iya. Aku dan hatiku yang berserak. Nggak hanya berserak, juga retak. Nggak berdarah, tapi sakit." 

Dia membenarkan posisi duduknya, memposisikan diri lebih nyaman untuk mendengar ceritaku.

".."

"Kadang.. Nggak bisa diceritakan." Rajukku.

"Mengalir aja ceritanya. Mulai dari mana aja, senyamanmu."

Aku menghela nafas. "Gini ya, namanya jatuh cinta?"

Dia mendesah pelan, tapi tak banyak berkomentar.

"Aku pernah juga jatuh cinta. Tapi kayanya nggak sesakit hari ini. Dan ini kali pertama aku jatuh cinta yang sesakit ini."

"Kamu jatuh cinta dan sekaligus patah hati?"

Aku memilih mengabaikan tanyanya. Sakit. "Aku benci harus jatuh. Apalagi jatuh cinta. Karena jatuh untuk cinta, bangkitnya nggak segampang ketika kita tersandung batu." Lanjutku.

"Iya. Aku mengerti dirimu. Pasti dalam, kan?"

Aku mengangguk. "Sakit. Dan aku harus gimana?"

"Mengingat kamu nggak pernah pacaran, maka boleh aku kasih saran buatmu? Saran sebagai sahabat." Tuturnya dengan senyum mengembang.

"Iya? Apa?" Aku memandangnya dengan seksama.

"Udah, jangan pernah jatuh cinta lagi. Karena jatuh cinta itu sakit. Ingat, hatimu bukan mainan. Jadi jangan mau dimainin cowo manapun. Jaga dirimu, juga hatimu. Jagalah hanya untuk lelaki yang ditulis di buku nikahmu kelak. Jangan jatuh cinta, tapi bangunlah cinta."

Aku tertegun mendengar kalimat-kalimat saktinya. Mencernanya dalam.



PenA
12 Sep 16
Singhil