Tuesday, February 16, 2016

Keponakan II
Oya, ini kisah sebelumnya.. :D
Keponakan


"Mana sih balvil? Orang masih iklan gitu kan..?" Mawar datang dari belakang diikuti Nizar dengan membawa hasil buruannya dari kulkas mbah Nung. Jeruk! Wah kalau soal grebeg-mengrebeg makanan tempat mbah Nung, dia memang jagonya. Datangnya Mawar sukses mencuri perhatian Hana dan Kia. Aku mesem-mesem.

“Tuh balvil belum mulai. Masih iklan koq.” Kata Nizar polos sambil mengerucutkan bibirnya. Dia memihak siapa?

“Masih iklan, nonton bolang dulu kak Hanauu atau engga yang eseteve tadii..” Protes Mawar. Nah, ini, Mawar memihak tantennya kan? Pintar. Haha.

“Kak aku mau kaaakk.” Kia beringsut berebut jeruk dengan bang Nizar.

“Ambil-ambil! Mau Te?” Mawar menawarkan jeruknya. Aku mengangguk. Dia melempar satu butir jeruk kearahku.

“Iya..iyaa..ini aku ganti. Nih, mau ganti apa?”  Dia melunak. Meletakan remot di kursinya. Aku bekerut melihatnya. “Kak Mawar aku mau jeruknya..” Aelah..ternyata, ada udang dibalik peyek. Aku tertawa dalam hati. Untuk saat ini, aku hanya perlu mengawasi mereka. Tidak usah terlalu ikut campur pertikaian mereka. Mereka kan juga bisa menyelesaikan masalah mereka sendiri, tanpa campur tangan orang dewasa. Tapi tetap, gimanapun aku harus mengutamakan kondusifnya suasana dan stabilitas emosi mereka. Haha.

Ku lirik Kia dan Bang Nizar. Setelah berebut jeruk, mereka bercengkrama berdua, saling kupas-kupasan jeruk dan cerita polos. Oke, akur.

“Udah..habis. Weekkk.” Ledek Mawar.

“Ihh..kak Mawar lho! Aku enggak dikasihhhh!!!” Protesnya tidak terima. Hana pasang wajah sewot. Lagi. Duh...

“Ya ambil di kulkas sana lho! Kan Hana punya kaki. Emang kakak pembantumu?!” Mawar berdecak sebal.

“Ya! Kak Mawar emang pembantuku!”

“Ish..ogah kali!”

Ya sallam, mau ngakak tapi gimana yaa. “Berantem. Gitu aja terus,  sampe ladang gandum dihujani meteor coklat dan jadilah koko crunch. Nih..jeruk ante nggak abis, buat Hana aja! Koko dulu, baru sekolah!” Aku menyodorkan jeruk yang belum habis setengah itu. Sambil menirukan iklan di tv, berusaha buat lurusin wajah Hana.

“Terimakasih Te!” Oke lumayan, dan itu mampu membuat wajah Hana tersenyum hangat. Kemudian Hana berlalu kearah kursinya, melewati kursi mawar dan memeletkan lidahnya.

“Huu..dasar!”

“Apaa?!”

Belum sampai Hana duduk di kursinya..

“Aku mau jeruk lagi lah bang Nizaaar!”

“Enggak mau! Kan tadi Kia udah dikasih satu sih..!”

“Ya aku mau lagi lho..! Punya bang Nizaaaarr!!!” Rengek Kia.

Duhh..ya sallaaammm. Apa lagi ini? baru habis perkara Hana yang diledek Mawar, ini si Kia pula berantem sama Nizar!! Nah..lho..


-End-


Potret mereka, ketika sedang lumayan akrab xD 
(Kiri ke kanan: Kia, Nizar, Mawar dan Hana)


Hana : kelas 1 SD, anaknya mas Taqin
Kia : TK, anak mba Astin
Mawar : Kelas 5 SD, anak mas Slamet
Nizar : TK, Adiknya Mawar
Ante : Adiknya mas Taqin, mba Astin, dan mas Slamet wkwkw



-----
Penenun Asa
Pku

Ini tulisan buat adiknya Hana
 yang lahir 12 Februari kemaren.
12 atau 11 ya? haha
Dg bertambah keponakan,
duhh..jd terbayang suasana rumah.
Kakak2mu itu brisik, iseng jg, 
jd kamu harus jd ank baik yaa, shaleh apalagi,
kalau perlu jd pnghapal quran, :D
Keponakan
"Ishhh..nengok balvil lho Teee! Kenapa diganti?!"

Aku tersentak. Duhh..tiba-tiba aja. "Hana anakanya pak Taqin yang paling cantik, lagi iklan sayangg.." Nada suaraku dibuat semanis mungkin. Padahal sih, ya sallam..berasa punya adik kecil jadinya.

"Sini remotnya!" Dia mengambil paksa remot itu dari tanganku. Memasang wajah asamnya karena acara Balvilnya diganti. Kemudian memindah chanel tv satu persatu secara manual. Aku melongo. Yah..sayang banget deh, dengan berat hati aku harus mengikhlaskan film seru di eseteve dengan tayangan bocah ini!

"Kaakkk..upin ipin lhoo." Kia yang sedari tadi diam, ikut ramai meminta jatah tayangannya. Mulutnya asik ngunyah tempe goreng menghabiskan suapan terakhirnya.

"Ya nanti lho kiaaaa! nonton balvil duluuu!"


“Upin ipiiinn.”


Sudah deh, kalau Kia sama Hana bersanding, aku pokonya lambaikan tangan ke kamera. Minta foto bersama saja. Minyak dan air sih, kalau aku sebutnya. Dua anak yang ketika aku menghadapi mereka berantem, tiba-tiba ilmu tentang menghadapi anak dan psikologi anak yang aku pelajari di kampus, hilang tertelan bumi. Aku dibuatnya tak bisa berkutik. Emak dan babeh mereka saja sodaraan banget, ini kenapa anaknya sewot-sewotan begitu? Zat kimia apa gerangan yang menyebabkan mereka pro-kontra begitu?


Wajah Hana semakin masam. Semasam ketek makhluk yang 3 hari tidak mandi. Kia turun dari kursinya, mendekati kursi Hana, hendak meminta paksa juga remot dari Hana, menantang kakaknya itu. Hana semakin sewot. Aku menahan tawa. Biarin dulu, biarin. Lihat saja part selanjutnya.


Aku rasa, memang lebih menenangkan melihat pemandangan seperti ini. Anak kecil yang berantem memperebutkan sesuatu. Mereka lebih alami, sewot alami, berteriak juga alami. Tak masalah dong berantem, toh kemudian esok atau nanti bakal lupa dan bermain bersama lagi. Sepolos itu anak-anak, begitu seterusnya. Asik, tak ada dendam, apa lagi sianida diantara mereka. Haha.


Tak seperti bertengkarnya orang dewasa, melihatnya saja serasa ingin mematikan tv. Lho drama? Iya drama banget! Makhluk dewasa yang sedang berantem; hanya diam, sama-sama dongkol, dendam nyi pelet, egonya itu lho..yang suka merasa paling benar, dan gensi buat minta maaf! Dihh..minta maaf, tegur sapa plus senyum saja enggak. Dan pertanyaan besar! Kenapa semakin dewasa kita susah meminta maaf dan memberi maaf? Nah tuh! Gimana coba? 


Hana : kelas 1 SD, anaknya mas Taqin
Kia : TK, anak mba Astin

Penenun Asa
Nah kira-kira gmn sih kelanjutan cerita mereka berdua?
Makin berantem atau malah baikan yaa?
Silakan buka part ke dua di
Keponakan II


Saturday, February 13, 2016

Penulis Egois

"Egois itu ketika hanya tulisanmu aja yang maunya dibaca, tanpa mau gantian membaca tulisan orang lain"

Panggil saja dia Goisan. Bukan warga Jepang, bukan juga keturunan Jepang. Jangan dikira nama yang berakhiran -an itu hanya orang Jepang. Orang Indo juga ada, siapa? Ya dia itu.  Goi nama panggilan sehari-harinya. Manusia paling tengil yang bercita-cita jadi penulis profesional. Nah lho, penulis profesioanal! Yang artinya menulis akan jadi sebuah profesi untuknya. Maka kerjaan dia adalah menulis. Sumber penghasilannya adalah menulis. Dengan menulis Ia dapat uang. Dengan uang itu Ia hidup. Begitu? Keren kan? Ya keren dong, karena penulis itu profesi yang cerdas bagi Ia. Impian dia begitu dan tidak ada masalah.

Apa yang tidak buat dia. Karena cita-citanya penulis, maka sejak kuliahnya dirinya aktif mengikuti organisasi, komunitas, dan aktivitas menulis. Ga hanya komunitas didunia nyata, dia pun mengikuti komunitas menulis di dunia nyata, eh..maya juga. Semua komunitas nulis di dunia maya dia ikuti. Baik yang di twitterland, facebookland ataupun whatsappland. Entah memang dia semangat atau berambisi. Kurang tahu juga.

Karena begitu banyak komunitas yang dia ikuti itu, maka di bio twitter, instagram dan facebooknya dipenuhi dan pembuktian segala komunitas yang diikutinya tersebut. Dan salah satu grup nulis yang ia ikuti adalah grup Nulis Kita. “Goi keren banget deh ya..dia aktif dibanyak komunitas menulis. Aku follow deh, semoga dia folbek aku hihihi” Gumam seorang stalker intagram Goi. 
“Iam to be Professional Writer..ckckc Goi, pantas aja dia banyak aktif di komunitas menulis. Ternyata dia pengin jadi penulis profesional tho.Stalker lainnya.
“Wah.. Goi gabung di grup Nulis Kita ya? Keren nih, udah banyak member grup Nulis Kita yang nulis buku solonya. Follow dia deh, minta folbek juga sekalian wahahaha.” Dan begitulah para followernya dan orang-orang yang membaca bionya bergumam tentang dirinya.

Tapi ada satu rahasia yang amat tidak diketahui followernya, orang-orang yang udah membaca bio di instagram atau twitternya. Bahwa Goi sebenernya tidak pernah mengenal sesama member dikomunitas onlinenya! Bahkan untuk sekedar haha hihi dengan sesama member dikomunitasnya pun jarang sekali, bisa dibilang tidak pernah malah. Pun ketika ia masuk digrup Nulis Kita. Yaah..bisa dibilang dia hanya sekedar masuk. Berharap ia selalu bisa konsisten nulis dengan ikut banyak grup tanpa harus basa-basi. Seperti suatu malam ketika,
Zzzrdd..
Hapenya bergetar. Ujung hapenya menyala berwarna ungu. Tanda pemberitahuan pesan whatsapp masuk. Dia membuka.

Nulis Teh Feeli Admin
Untuk warga Nulis Kita! Chek this out grup nulis kita!
Karena malam ini kita bakal MAKRAB!! Apaan tuh MAKRAB?
Malam Keakraban! Kali ini siapa ya yg bakal kita kepoin?
Yuk, gabung!!
kita KEPOin habis-habisan salah satu dari member kita!!  7.13 PM

“Apaan sih makrab? Basa-basi banget. Segala repot-repot ngepoin orang, grup nulis ya nulis aja gitu.” Dia hanya membacanya, “Ya kali, grup Nulis Kita. Tapi isinya kebanyakan ngobrol. Kenapa ga ganti nama aja jadi ‘Ngobrolin Kita’?” Kemudian ia kembali asik berkutat dengan film koreanya. Begitu seterusnya, setiap notif grup Nulis whatsapp yang berisi pesan, dia hanya membaca kemudian abai, malah terkadang ga dibacanya sama sekali. Membiarkan notifnya berkumpul.

Ia tidak sadar, bahwa teman-teman digrup whatsappnya juga menginginkan dia bergabung, ikut ngobrol ber-haha-hihi, sekedar menyapa, saling berkomentar atas tulisan yang udah distor atau yah, mungkin membahas yang urgent seperti LGBT yang sedang jadi trending topic, bahkan pembahasan tips menulis atau projek menulis rombongan. Tapi Ia tidak, tidak mau untuk repot-repot begitu. Ia hanya bergabung untuk stor tulisannya, sudah cukup. Bagi dia cukup itu saja. Yang penting dia telah memenuhi apa yang menjadi syarat digrup nulis itu kan? Bukankah member yang baik adalah yang setor tulisan dengan rutin?


Nulis Mba Sean Admin
Jangan lupa ya untuk stor tulisan :)
Oya, malam ini pukul 8 WIB kita akan mengobrak-abrik 
tulisan yang udh kalian stor. Jadi yuk, beri komentar, kritik dan sarannya :D
CEKIDOT digrup Nulis Kitaa!!!!!!! :DDD  7.18 PM

"Duuhh..apa lagi ini?" Membacanya sekilas, kemudian berakhir dengan mendiamkan hapenya.

Seperti itu, Goi enggan membuka notifikasi. Dan terus membiarkan notif grup nulis di whatsappnya itu hingga ribuan. Seperti suatu malam ketika esok libur imlek, notif grup nulisnya sudah mencapai 4492. “Ya sallam, mereka ngobrol apaan sih? Sampai segini banyaknya notif..” Dia menjeda film koreanya. Kemudian membuka grup nulisnya..

Nulis Ungu
Ya ampun, 8.17 PM
koq jleb banget rasany yahh -.- 8.18 PM
Menampar banget rasanya teh feelii :( 8.18 PM

“Ungu kenapa? Orang ini main bully yaa?” Kemudian ia menelusuri setiap obrolan.

Nulis Uda Coki
Ya jujur aku pun merasa nulis hanya nulis aja.,  8.18 PM
Jarang bc tulisan kalian :( 8.19 PM

Nulis Fiani
Samaan udaa, aku juga :((((( 8.20 PM

Nulis Bang Mera
Anjas! Sakit gue bacany! Penulis apaan ya gue ini yakk? -_- 8.20 PM

Nulis Pina
Aku rasa aku jg egois. 8.21 PM
Gmn ya? Aku ga suka bc tulisan yg panjang2 soalny. 
Btpa egoisny aku -.- 8.22 PM

Nulis Greyia
Aku egois dongs :(( 8.22 PM

Nulis Orin
Teh feeliii :( 8.23 PM
Disebut pwnuliskah aku ini? 8.23 PM
*penulis *typo 8.24 PM

Makin penasaran lha Goi dengan obrolan di grup itu. “Kenapa mereka bermellow ria gini ya?” gumamnya lagi, penuh tanda tanya. Makin penasaran maka semakin jauh dia menelusuri keatas tiap obrolan itu. Sampailah ia pada..

Nulis Teh Feli
Egois itu…….(salah satu ciri penulis egois) 8.10 PM
Penulis itu ga boleh angkuh! 
Gimana tulisan kita mau dibaca orang lain, 
kalau kita sndri ogah bc tulisan org lain! 8.12 PM

PLAK! Sebuah tamparan keras mendarat dipipi kanan Goi. Dia menulusuri lagi, dan membacanya secara acak. Goi sudah tertinggal banyak obrolan ternyata.

Nulis Kang Tuin
Aku ga naif. Aku jg trkdg ga bc tulisan yg klian stor. 
Tp aku pasti bkal nympetin bc koq :) 8.26 PM

Nulis Teh Feli Admin
Ya harus. Karena dg bc tulisan ssma mmber kita aja, 
maka kita jd tau mn tulisan teman kita yg slh.
 Kita mngoreksiny. Dg bgitu kita bs brtumbuh brsama :) 8.26 PM

Nulis Mba Sean Admin
Yg anehny, 
kita ingin selalu diperlakukan seperti apa yang kita inginkan, 
tapi kita ga mau memperlakukan orang lain seperti yang mereka inginkan. 8.27 PM
Kita ingin tulisan kita dibc, dikomntar, dikoreksi, 
tp kita ga pernah mau bc tulisan org lain. 8.27 PM

PLAK!! Kali ini tamparan tepat mendarat pipi disebelah kiri Goi. Sakit. Itulah yang Goi rasakan ketika membaca obrolan grup kali ini. Kenapa Ia harus baca obrolan yang seperti itu? Padahal Ia membaca secara acak. Ia merenung dalam. Merenung atas kalimat diobrolan yang secara tidak langsung mampu menamparnya secara tak disengaja itu. Ia meletakan hapenya.

Benar adanya. Selama ini Ia hanya menyetor tulisan. Tanpa mau membaca tulisan sesama membernya. Dan Goi merasa bahwa dirinya sejauh ini tak bisa disebut penulis. “Karena penulis macam apa, yang angkuh dan tak mau mengapresiasi karya orang lain?” “Penulis hebat mana yang tak mau membaca tulisan orang lain?!” Batinnya membuncah. Bulir air matanya terjatuh. Betapa Ia merasa bahwa dirinya begitu angkuh. Menulis hanya menulis tanpa mau membantu orang lain bertumbuh. Menulis hanya menulis untuk sendiri. Bergabung dengan banyak grup menulis, tapi hanya menjadi buah kesombongan.
 ***

Nulis Bang Mera
Ya sallam. Nih knp para admin lg bolak-balik nampar pipi yakk :O 8.31 PM

Nulis Biru
Lg maen sindir2an kyany bang mer -,,- 8.32 PM

Nulis Greyia
Demi apah bang mer, pipi kanan kiriku udh lebam nih :( 8.38 PM
Ah..teh felii, mba seann :( 8.39 PM

:’(((((( 8.40 PM

Nulis Kang Tuin
Jadi ingat quotes ini, hampir senada ;) 8.45 PM


Hatinya semakin sesak.Sakit.


-End-

_______________________________
Penenun Asa
9 Februari 2015
Pku

Friday, February 12, 2016

Samudra

Pict : Gugel Galau

Kedalaman hatimu, samudra.

Kau kenal aku?
Aku adalah nelayan perahu biasa, yang mencoba mengail secuil dari apa yang ada dikedalamanmu
Aku bagian kecil darimu
 
Kau tahu? 
Aku, pernah tidak berdaya, dengan hempasanmu yang mengombang-ambingkan perahuku.
Luar biasa. 
Padahal tidak ada badai kala itu, hanya angin yang bertiup semilir
Kau penghempas
Saat itulah, aku merasa bahwa aku begitu biasa dan kecil atas kedalaman dirimu

Permah aku beruntung menyelami kedalamanmu
Ada yang begitu mendamaikan disana, dalammu
Tapi itu hanya sebagian kecil darimu

Nyatanya, begitu banyak rahasia yag belum aku tahu tentangmu, samudra
Berapa ribu tahun pun, yang Tuhan berikan padaku, tidak akan mampu menyelami kedalamanmu seutuhnya
Aku takjub..
Ya,
Aku ingin lebih dalam lagi, 
mengetahui kedalaman dirimu, samudra.


Penenun Asa
Pku





Monday, February 8, 2016

Menghabiskan Waktu Bersamanya
#NarasiBergambar OWOP Chapter Pekanbaru



"Sore ini? Kemana?" Aku baru meletakan tas kerjaku.

"Aku ingin melihat lagi senja di Melebung. Boleh ya bang?" Dia bermanja diglayutan lenganku.

"Ini udah jam berapa?" Aku melepas tangannya dari lenganku. "Belum lagi perjalanan kesananya." 

"Yah..bang, mumpung cuaca bagus nih, biasanya kan hujan terus di Pekanbaru" 

"..."

"Kapan lagi bisa lihat senja, seindah di Melebung.." Dia melayangkan pandangannya pada jendela kamar kami yang mulai menampilkan matahari keemasan. Aku mengikuti pandangannya. Aku menggelengkan kepala. Ada-ada saja. Baru dua hari yang lalu kami pergi ke Melebung, dan kali ini, aku yang baru pulang kerja, shalat ashar juga belum. Ah..jadi bagini ya karakter perempuan yang sedang hamil muda? Apa-apa maunya dituruti? Padahal inginku diperhatikan olehnya. Diberi segelas air mungkin, atau senyum suka citanya menyambut kepulangan kerjaku. Tapi ini?

"Emang cape benar ya kerja abang hari ini?" Tanpa menjawab pertanyaannya, aku beranjak keluar kamar, untuk ke kamar mandi. Aku mendengar dia mengehantakan kakinya. Ah..dia marah. Bukankah harusnya aku yang marah?

***

"Terimakasih ya bang. Udah mengabulkan permintaanku.." Pandangannya tak bergeming dari senja dihadapannya. Senyum suka citanya terlihat begitu indah dan aku merasakan hal yang sama. Aku mengangguk senang. 

"Maaf ya, aku enggak peka. Harusnya tadi aku enggak ngotot minta pergi kesini. Padahal kamu kan masih cape." 

"Cape sih enggak, berharap ini adalah jihad fisabilillah. Mencari nafkah yang halal untukmu dan calon buah hati kita. Jadi..untukmu, apa sih yang ngga?" Aku tersenyum lembut kepadanya.

"Ishh...pandai.." Dia tersipu malu.

Hilang lelah bekerja seharian setelah melihat senyumnya. Aku mengenggam tangannya. Benar, segala sesuatu terlihat lebih baik, saat menghabiskan waktu bersamanya. Dan saat ini, kami sedang menikmati senja di Melebung, menghabiskan waktu bersama.



7 Feb 2016
Pku
------------------------------
Aslinya berjudul senja, 
tapi setelah menimbang..memutuskan..maka...
terpilihlah judul yg lebih #BAPER! xD

Sunday, January 31, 2016

Program 21 Hari
Pict :  Grup Telegram Program 21 Hari


Yuhuuu. Aku setuju dengan pict idatas

Eh, btw aku lagi ngikutin Program 21 Hari nih. Ini nih program keren banget, yang kami para alumni Be Amazing Trainer tunggu-tunggu.  Oya, nama programnya 21 HARI MEMBANGUN FONDASI SUKSES DI TAHUN 2016. Nah, pict diatas adalah display picture yang digunakan di grup ini. Widihh, dari dari judul dan DP grup aja udah ketahuan deh ya, gimana dan mau dibawa kemana arah grup ini dibuat. Dan beruntungnya kami dibimbing langsung sama bang Wira Ramli

Jadi apa dong Program 21 Hari itu? Gimana sih caranya? Aku boleh ikutan ga?
Hehe, penasaran? kapan-kapan aku share lagi deh yaa..:p
Sekarang ane, mau mandiiii.. *ngacir kamar mandi*


Penenun Asa
Karena Sukses Besar,
membutuhkan Energi yang Besar

Saturday, January 23, 2016

Lagu yang Membasahi Pipi

Aku tetap bertahan hidup karenamu
Aku selalu sanggup berkorban untukmu

Selalu ada lagu yang membuat kita menangis ketika mendengarnya? dan kita akan terus menerus mengulang lagu itu sampai bosen? Betul? Kalian pernah mengalaminya?
Aku pernah! Ya, ada lagu yang liriknya, entah kenapa sukses buat aku mengingat ibu untuk kemudian menangis sesenggukan. Padahal aku termasuk orang yang ga pernah mau melow kalau denger lagu. Tapi lagu diatas mampu memutar memori kebersamaan aku dengan ibu. 

"Iz, kalau kamu masuk SMPN 1 Wanadadi esok, kamu sekolahnya pakai kerudung ya? Nanti ibu buatkan baju seragam panjang buatmu. Ga apa-apa baju seragammu mahal. Yang penting kamu pakai kerudung di SMP, biarin aja teman-temanmu ga pake. Kamu pake yaa?" Katanya suatu hari ketika ia masih sehat. Kalimat tanyanya menggantung, tak tahu harus jawab apa, tak berani aku memandang matanya. 
Pict : Google

Dalam sembah sujud kedua matamu
Aku tinggal di balik tirai pelupuk matamu
Selama masih ada, Selama aku masih bernyawa


Sampai akhirnya takdir menjawab. Ketika masuk SMP N 3 Singingi Hilir, di situ cewe harus pakai kerudung kecuali yang beragama kristen. Otomatis aku juga memakai kerudung. Ketika pertama mamakai seragam itu, aku berkaca dan berkata "Ibu, ini harapan dan doa ibu kan?". Ya terjawab sudah, meski aku ga bermaksud untuk menjawab. 

Ibu memang ingin aku bersekolah di SMP 1 Wanadadi. SMP yang termasuk SMP favorit di kota Banjarnegara itu memang mampu menjadi kebanggan tersendiri buat tiap orang tua, ketika anaknya masuk SMP itu. Track record presatasi siswanya yang luar biasa, seragamnya yang keren, biayanya yang selangit, dan ibu ingin aku masuk SMP  itu dengan memakai kerudung. Padahal mayoritas siswa perempuannya ga pakai kerudung, memakai rok selutut dan baju pendek. Dan itu artinya aku bakalan memakai seragam yang berbeda dengan kebanyakan siswa. 

Maka ibu..bersyukurlah aku ga bersekolah disitu, karena aku ga tau, apakah keinginanmu untukku berseragam panjang dan berkerudung itu akan mampu  aku turuti kalau aku sekolah di SMP itu? Dengan mayoritas teman-temannya yang memakai rok selutut itu? Dan aku bakal jadi yang berbeda. Apakah aku siap? Apakah bisa aku turuti? Untuk jiwa yang masih lebil dengan pengaruh teman-temannya?

Maha Besar Allah dengan segala takdirnya yang begitu indah. Ia yang mengarahkanku, dan Ia pula yang membantuku mewujudkan harapan dan keinginan ibu
Ya Allah, terimakasih telah menjagaku, menjadikan aku menjadi diriku, mengarahkan aku sedemikian rupa..
Ya Allah, masukan ibu kami kedalam syurgamu..

Tumse Kehna Hai, Yoon Rehna Hai,
(Harus kukatakan padamu, bahwa aku akan terus seperti ini)

Jab Tak Hai Jaan
(Selama aku masih bernyawa
)


* Lagu Ost Jab Hai Tak Jaan

Penenun Asa
Lagu yang membasahi pipi itu
ternyata lagu Jab Hai Tak Jaan :')
 

Tuesday, January 19, 2016

Ga Pulkam

pict : +Andy Sukma Lubis 

Karena masih muda, waktunya inilah cari pengalaman. Ga peduli se-ingin apa kamu pulang kampung, kumpul bareng keluarga, kumpul bareng teman-teman. Itulah, betapa andilaunya. Ya..antara dilema dan galau xD. Yang lain udah pulang kampung, udah liburan, aku masih disini. Ya ampun, mana digodain mereka lagi "Yuk lah pulkam bareng, rujak parti kita! Ngapain disini? Liburan ya pulkam!! Haha" Kata Ari dan Siti tadi siang ketika datang ke kostku. 2 sahabatku itu, udah berpakaian lengkap ala makhluk yang mau otw ke kampung halaman.

Aku memang selalu pengin bersama mereka. Liburan juga harus ada mereka. Kalau liburan ga kumpul bareng mereka, maka HAMPA! Dan mereka tahu akan hal itu, jadilah mereka mengiming-imingi kaya gitu. Kampret kan? :'(

Eniwei, aku merasa memang harus banyak belajar disini. Dan memilih ga pulang kampung sampai waktu yang belum ditentukan. Kadang-kadang, kita memang harus keras sama diri kita. Terus untuk banyak hal, kita harus melupakan kesenangan sejenak. Untuk mencapai tujuan yang kita inginkan. Ya, aku harus menghargai diriku sendiri kan?

Ya Allah, seperti apakah jadinya ini?
Jika memang ini baik, bantu aku Ya Allah..
Jika memang ga baik, gantikan dengan yang lebih baik..


Penenun Asa :')
Karena harus dicapai :)