Oya, ini kisah sebelumnya.. :D
Keponakan
"Mana sih balvil? Orang masih iklan gitu kan..?" Mawar datang dari belakang diikuti Nizar dengan membawa hasil buruannya dari kulkas mbah Nung. Jeruk! Wah kalau soal grebeg-mengrebeg makanan tempat mbah Nung, dia memang jagonya. Datangnya Mawar sukses mencuri perhatian Hana dan Kia. Aku mesem-mesem.
-End-
Keponakan
"Mana sih balvil? Orang masih iklan gitu kan..?" Mawar datang dari belakang diikuti Nizar dengan membawa hasil buruannya dari kulkas mbah Nung. Jeruk! Wah kalau soal grebeg-mengrebeg makanan tempat mbah Nung, dia memang jagonya. Datangnya Mawar sukses mencuri perhatian Hana dan Kia. Aku mesem-mesem.
“Tuh balvil belum mulai. Masih iklan koq.” Kata Nizar polos sambil mengerucutkan bibirnya. Dia memihak siapa?
“Masih
iklan, nonton bolang dulu kak Hanauu atau engga yang eseteve tadii..”
Protes Mawar. Nah, ini, Mawar memihak tantennya kan? Pintar. Haha.
“Kak aku mau kaaakk.” Kia beringsut berebut jeruk dengan bang Nizar.
“Ambil-ambil! Mau Te?” Mawar menawarkan jeruknya. Aku mengangguk. Dia melempar satu butir jeruk kearahku.
“Iya..iyaa..ini
aku ganti. Nih, mau ganti apa?” Dia melunak. Meletakan remot di
kursinya. Aku bekerut melihatnya. “Kak Mawar aku mau jeruknya..”
Aelah..ternyata, ada udang dibalik peyek. Aku tertawa dalam hati. Untuk
saat ini, aku hanya perlu mengawasi mereka. Tidak usah terlalu ikut
campur pertikaian mereka. Mereka kan juga bisa menyelesaikan masalah
mereka sendiri, tanpa campur tangan orang dewasa. Tapi tetap, gimanapun
aku harus mengutamakan kondusifnya suasana dan stabilitas emosi mereka.
Haha.
Ku
lirik Kia dan Bang Nizar. Setelah berebut jeruk, mereka bercengkrama
berdua, saling kupas-kupasan jeruk dan cerita polos. Oke, akur.
“Udah..habis. Weekkk.” Ledek Mawar.
“Ihh..kak Mawar lho! Aku enggak dikasihhhh!!!” Protesnya tidak terima. Hana pasang wajah sewot. Lagi. Duh...
“Ya ambil di kulkas sana lho! Kan Hana punya kaki. Emang kakak pembantumu?!” Mawar berdecak sebal.
“Ya! Kak Mawar emang pembantuku!”
“Ish..ogah kali!”
Ya sallam, mau ngakak tapi gimana yaa. “Berantem. Gitu aja terus, sampe ladang gandum dihujani meteor coklat dan jadilah koko crunch.
Nih..jeruk ante nggak abis, buat Hana aja! Koko dulu, baru sekolah!”
Aku menyodorkan jeruk yang belum habis setengah itu. Sambil menirukan
iklan di tv, berusaha buat lurusin wajah Hana.
“Terimakasih
Te!” Oke lumayan, dan itu mampu membuat wajah Hana tersenyum hangat.
Kemudian Hana berlalu kearah kursinya, melewati kursi mawar dan
memeletkan lidahnya.
“Huu..dasar!”
“Apaa?!”
Belum sampai Hana duduk di kursinya..
“Aku mau jeruk lagi lah bang Nizaaar!”
“Enggak mau! Kan tadi Kia udah dikasih satu sih..!”
“Ya aku mau lagi lho..! Punya bang Nizaaaarr!!!” Rengek Kia.
Duhh..ya sallaaammm. Apa lagi ini? baru habis perkara Hana yang diledek Mawar, ini si Kia pula berantem sama Nizar!! Nah..lho..
-End-
![]() | |
Potret mereka, ketika sedang lumayan akrab xD (Kiri ke kanan: Kia, Nizar, Mawar dan Hana) |
Hana : kelas 1 SD, anaknya mas Taqin
Kia : TK, anak mba Astin
Mawar : Kelas 5 SD, anak mas Slamet
Nizar : TK, Adiknya Mawar
Ante : Adiknya mas Taqin, mba Astin, dan mas Slamet wkwkw
-----
Penenun Asa
Pku
Ini tulisan buat adiknya Hana
yang lahir 12 Februari kemaren.
12 atau 11 ya? haha
Dg bertambah keponakan,
duhh..jd terbayang suasana rumah.
Kakak2mu itu brisik, iseng jg,
jd kamu harus jd ank baik yaa, shaleh apalagi,
kalau perlu jd pnghapal quran, :D
0 comments: