Saturday, February 13, 2016

Penulis Egois

"Egois itu ketika hanya tulisanmu aja yang maunya dibaca, tanpa mau gantian membaca tulisan orang lain"

Panggil saja dia Goisan. Bukan warga Jepang, bukan juga keturunan Jepang. Jangan dikira nama yang berakhiran -an itu hanya orang Jepang. Orang Indo juga ada, siapa? Ya dia itu.  Goi nama panggilan sehari-harinya. Manusia paling tengil yang bercita-cita jadi penulis profesional. Nah lho, penulis profesioanal! Yang artinya menulis akan jadi sebuah profesi untuknya. Maka kerjaan dia adalah menulis. Sumber penghasilannya adalah menulis. Dengan menulis Ia dapat uang. Dengan uang itu Ia hidup. Begitu? Keren kan? Ya keren dong, karena penulis itu profesi yang cerdas bagi Ia. Impian dia begitu dan tidak ada masalah.

Apa yang tidak buat dia. Karena cita-citanya penulis, maka sejak kuliahnya dirinya aktif mengikuti organisasi, komunitas, dan aktivitas menulis. Ga hanya komunitas didunia nyata, dia pun mengikuti komunitas menulis di dunia nyata, eh..maya juga. Semua komunitas nulis di dunia maya dia ikuti. Baik yang di twitterland, facebookland ataupun whatsappland. Entah memang dia semangat atau berambisi. Kurang tahu juga.

Karena begitu banyak komunitas yang dia ikuti itu, maka di bio twitter, instagram dan facebooknya dipenuhi dan pembuktian segala komunitas yang diikutinya tersebut. Dan salah satu grup nulis yang ia ikuti adalah grup Nulis Kita. “Goi keren banget deh ya..dia aktif dibanyak komunitas menulis. Aku follow deh, semoga dia folbek aku hihihi” Gumam seorang stalker intagram Goi. 
“Iam to be Professional Writer..ckckc Goi, pantas aja dia banyak aktif di komunitas menulis. Ternyata dia pengin jadi penulis profesional tho.Stalker lainnya.
“Wah.. Goi gabung di grup Nulis Kita ya? Keren nih, udah banyak member grup Nulis Kita yang nulis buku solonya. Follow dia deh, minta folbek juga sekalian wahahaha.” Dan begitulah para followernya dan orang-orang yang membaca bionya bergumam tentang dirinya.

Tapi ada satu rahasia yang amat tidak diketahui followernya, orang-orang yang udah membaca bio di instagram atau twitternya. Bahwa Goi sebenernya tidak pernah mengenal sesama member dikomunitas onlinenya! Bahkan untuk sekedar haha hihi dengan sesama member dikomunitasnya pun jarang sekali, bisa dibilang tidak pernah malah. Pun ketika ia masuk digrup Nulis Kita. Yaah..bisa dibilang dia hanya sekedar masuk. Berharap ia selalu bisa konsisten nulis dengan ikut banyak grup tanpa harus basa-basi. Seperti suatu malam ketika,
Zzzrdd..
Hapenya bergetar. Ujung hapenya menyala berwarna ungu. Tanda pemberitahuan pesan whatsapp masuk. Dia membuka.

Nulis Teh Feeli Admin
Untuk warga Nulis Kita! Chek this out grup nulis kita!
Karena malam ini kita bakal MAKRAB!! Apaan tuh MAKRAB?
Malam Keakraban! Kali ini siapa ya yg bakal kita kepoin?
Yuk, gabung!!
kita KEPOin habis-habisan salah satu dari member kita!!  7.13 PM

“Apaan sih makrab? Basa-basi banget. Segala repot-repot ngepoin orang, grup nulis ya nulis aja gitu.” Dia hanya membacanya, “Ya kali, grup Nulis Kita. Tapi isinya kebanyakan ngobrol. Kenapa ga ganti nama aja jadi ‘Ngobrolin Kita’?” Kemudian ia kembali asik berkutat dengan film koreanya. Begitu seterusnya, setiap notif grup Nulis whatsapp yang berisi pesan, dia hanya membaca kemudian abai, malah terkadang ga dibacanya sama sekali. Membiarkan notifnya berkumpul.

Ia tidak sadar, bahwa teman-teman digrup whatsappnya juga menginginkan dia bergabung, ikut ngobrol ber-haha-hihi, sekedar menyapa, saling berkomentar atas tulisan yang udah distor atau yah, mungkin membahas yang urgent seperti LGBT yang sedang jadi trending topic, bahkan pembahasan tips menulis atau projek menulis rombongan. Tapi Ia tidak, tidak mau untuk repot-repot begitu. Ia hanya bergabung untuk stor tulisannya, sudah cukup. Bagi dia cukup itu saja. Yang penting dia telah memenuhi apa yang menjadi syarat digrup nulis itu kan? Bukankah member yang baik adalah yang setor tulisan dengan rutin?


Nulis Mba Sean Admin
Jangan lupa ya untuk stor tulisan :)
Oya, malam ini pukul 8 WIB kita akan mengobrak-abrik 
tulisan yang udh kalian stor. Jadi yuk, beri komentar, kritik dan sarannya :D
CEKIDOT digrup Nulis Kitaa!!!!!!! :DDD  7.18 PM

"Duuhh..apa lagi ini?" Membacanya sekilas, kemudian berakhir dengan mendiamkan hapenya.

Seperti itu, Goi enggan membuka notifikasi. Dan terus membiarkan notif grup nulis di whatsappnya itu hingga ribuan. Seperti suatu malam ketika esok libur imlek, notif grup nulisnya sudah mencapai 4492. “Ya sallam, mereka ngobrol apaan sih? Sampai segini banyaknya notif..” Dia menjeda film koreanya. Kemudian membuka grup nulisnya..

Nulis Ungu
Ya ampun, 8.17 PM
koq jleb banget rasany yahh -.- 8.18 PM
Menampar banget rasanya teh feelii :( 8.18 PM

“Ungu kenapa? Orang ini main bully yaa?” Kemudian ia menelusuri setiap obrolan.

Nulis Uda Coki
Ya jujur aku pun merasa nulis hanya nulis aja.,  8.18 PM
Jarang bc tulisan kalian :( 8.19 PM

Nulis Fiani
Samaan udaa, aku juga :((((( 8.20 PM

Nulis Bang Mera
Anjas! Sakit gue bacany! Penulis apaan ya gue ini yakk? -_- 8.20 PM

Nulis Pina
Aku rasa aku jg egois. 8.21 PM
Gmn ya? Aku ga suka bc tulisan yg panjang2 soalny. 
Btpa egoisny aku -.- 8.22 PM

Nulis Greyia
Aku egois dongs :(( 8.22 PM

Nulis Orin
Teh feeliii :( 8.23 PM
Disebut pwnuliskah aku ini? 8.23 PM
*penulis *typo 8.24 PM

Makin penasaran lha Goi dengan obrolan di grup itu. “Kenapa mereka bermellow ria gini ya?” gumamnya lagi, penuh tanda tanya. Makin penasaran maka semakin jauh dia menelusuri keatas tiap obrolan itu. Sampailah ia pada..

Nulis Teh Feli
Egois itu…….(salah satu ciri penulis egois) 8.10 PM
Penulis itu ga boleh angkuh! 
Gimana tulisan kita mau dibaca orang lain, 
kalau kita sndri ogah bc tulisan org lain! 8.12 PM

PLAK! Sebuah tamparan keras mendarat dipipi kanan Goi. Dia menulusuri lagi, dan membacanya secara acak. Goi sudah tertinggal banyak obrolan ternyata.

Nulis Kang Tuin
Aku ga naif. Aku jg trkdg ga bc tulisan yg klian stor. 
Tp aku pasti bkal nympetin bc koq :) 8.26 PM

Nulis Teh Feli Admin
Ya harus. Karena dg bc tulisan ssma mmber kita aja, 
maka kita jd tau mn tulisan teman kita yg slh.
 Kita mngoreksiny. Dg bgitu kita bs brtumbuh brsama :) 8.26 PM

Nulis Mba Sean Admin
Yg anehny, 
kita ingin selalu diperlakukan seperti apa yang kita inginkan, 
tapi kita ga mau memperlakukan orang lain seperti yang mereka inginkan. 8.27 PM
Kita ingin tulisan kita dibc, dikomntar, dikoreksi, 
tp kita ga pernah mau bc tulisan org lain. 8.27 PM

PLAK!! Kali ini tamparan tepat mendarat pipi disebelah kiri Goi. Sakit. Itulah yang Goi rasakan ketika membaca obrolan grup kali ini. Kenapa Ia harus baca obrolan yang seperti itu? Padahal Ia membaca secara acak. Ia merenung dalam. Merenung atas kalimat diobrolan yang secara tidak langsung mampu menamparnya secara tak disengaja itu. Ia meletakan hapenya.

Benar adanya. Selama ini Ia hanya menyetor tulisan. Tanpa mau membaca tulisan sesama membernya. Dan Goi merasa bahwa dirinya sejauh ini tak bisa disebut penulis. “Karena penulis macam apa, yang angkuh dan tak mau mengapresiasi karya orang lain?” “Penulis hebat mana yang tak mau membaca tulisan orang lain?!” Batinnya membuncah. Bulir air matanya terjatuh. Betapa Ia merasa bahwa dirinya begitu angkuh. Menulis hanya menulis tanpa mau membantu orang lain bertumbuh. Menulis hanya menulis untuk sendiri. Bergabung dengan banyak grup menulis, tapi hanya menjadi buah kesombongan.
 ***

Nulis Bang Mera
Ya sallam. Nih knp para admin lg bolak-balik nampar pipi yakk :O 8.31 PM

Nulis Biru
Lg maen sindir2an kyany bang mer -,,- 8.32 PM

Nulis Greyia
Demi apah bang mer, pipi kanan kiriku udh lebam nih :( 8.38 PM
Ah..teh felii, mba seann :( 8.39 PM

:’(((((( 8.40 PM

Nulis Kang Tuin
Jadi ingat quotes ini, hampir senada ;) 8.45 PM


Hatinya semakin sesak.Sakit.


-End-

_______________________________
Penenun Asa
9 Februari 2015
Pku

Friday, February 12, 2016

Samudra

Pict : Gugel Galau

Kedalaman hatimu, samudra.

Kau kenal aku?
Aku adalah nelayan perahu biasa, yang mencoba mengail secuil dari apa yang ada dikedalamanmu
Aku bagian kecil darimu
 
Kau tahu? 
Aku, pernah tidak berdaya, dengan hempasanmu yang mengombang-ambingkan perahuku.
Luar biasa. 
Padahal tidak ada badai kala itu, hanya angin yang bertiup semilir
Kau penghempas
Saat itulah, aku merasa bahwa aku begitu biasa dan kecil atas kedalaman dirimu

Permah aku beruntung menyelami kedalamanmu
Ada yang begitu mendamaikan disana, dalammu
Tapi itu hanya sebagian kecil darimu

Nyatanya, begitu banyak rahasia yag belum aku tahu tentangmu, samudra
Berapa ribu tahun pun, yang Tuhan berikan padaku, tidak akan mampu menyelami kedalamanmu seutuhnya
Aku takjub..
Ya,
Aku ingin lebih dalam lagi, 
mengetahui kedalaman dirimu, samudra.


Penenun Asa
Pku





Monday, February 8, 2016

Menghabiskan Waktu Bersamanya
#NarasiBergambar OWOP Chapter Pekanbaru



"Sore ini? Kemana?" Aku baru meletakan tas kerjaku.

"Aku ingin melihat lagi senja di Melebung. Boleh ya bang?" Dia bermanja diglayutan lenganku.

"Ini udah jam berapa?" Aku melepas tangannya dari lenganku. "Belum lagi perjalanan kesananya." 

"Yah..bang, mumpung cuaca bagus nih, biasanya kan hujan terus di Pekanbaru" 

"..."

"Kapan lagi bisa lihat senja, seindah di Melebung.." Dia melayangkan pandangannya pada jendela kamar kami yang mulai menampilkan matahari keemasan. Aku mengikuti pandangannya. Aku menggelengkan kepala. Ada-ada saja. Baru dua hari yang lalu kami pergi ke Melebung, dan kali ini, aku yang baru pulang kerja, shalat ashar juga belum. Ah..jadi bagini ya karakter perempuan yang sedang hamil muda? Apa-apa maunya dituruti? Padahal inginku diperhatikan olehnya. Diberi segelas air mungkin, atau senyum suka citanya menyambut kepulangan kerjaku. Tapi ini?

"Emang cape benar ya kerja abang hari ini?" Tanpa menjawab pertanyaannya, aku beranjak keluar kamar, untuk ke kamar mandi. Aku mendengar dia mengehantakan kakinya. Ah..dia marah. Bukankah harusnya aku yang marah?

***

"Terimakasih ya bang. Udah mengabulkan permintaanku.." Pandangannya tak bergeming dari senja dihadapannya. Senyum suka citanya terlihat begitu indah dan aku merasakan hal yang sama. Aku mengangguk senang. 

"Maaf ya, aku enggak peka. Harusnya tadi aku enggak ngotot minta pergi kesini. Padahal kamu kan masih cape." 

"Cape sih enggak, berharap ini adalah jihad fisabilillah. Mencari nafkah yang halal untukmu dan calon buah hati kita. Jadi..untukmu, apa sih yang ngga?" Aku tersenyum lembut kepadanya.

"Ishh...pandai.." Dia tersipu malu.

Hilang lelah bekerja seharian setelah melihat senyumnya. Aku mengenggam tangannya. Benar, segala sesuatu terlihat lebih baik, saat menghabiskan waktu bersamanya. Dan saat ini, kami sedang menikmati senja di Melebung, menghabiskan waktu bersama.



7 Feb 2016
Pku
------------------------------
Aslinya berjudul senja, 
tapi setelah menimbang..memutuskan..maka...
terpilihlah judul yg lebih #BAPER! xD

Sunday, January 31, 2016

Program 21 Hari
Pict :  Grup Telegram Program 21 Hari


Yuhuuu. Aku setuju dengan pict idatas

Eh, btw aku lagi ngikutin Program 21 Hari nih. Ini nih program keren banget, yang kami para alumni Be Amazing Trainer tunggu-tunggu.  Oya, nama programnya 21 HARI MEMBANGUN FONDASI SUKSES DI TAHUN 2016. Nah, pict diatas adalah display picture yang digunakan di grup ini. Widihh, dari dari judul dan DP grup aja udah ketahuan deh ya, gimana dan mau dibawa kemana arah grup ini dibuat. Dan beruntungnya kami dibimbing langsung sama bang Wira Ramli

Jadi apa dong Program 21 Hari itu? Gimana sih caranya? Aku boleh ikutan ga?
Hehe, penasaran? kapan-kapan aku share lagi deh yaa..:p
Sekarang ane, mau mandiiii.. *ngacir kamar mandi*


Penenun Asa
Karena Sukses Besar,
membutuhkan Energi yang Besar

Saturday, January 23, 2016

Lagu yang Membasahi Pipi

Aku tetap bertahan hidup karenamu
Aku selalu sanggup berkorban untukmu

Selalu ada lagu yang membuat kita menangis ketika mendengarnya? dan kita akan terus menerus mengulang lagu itu sampai bosen? Betul? Kalian pernah mengalaminya?
Aku pernah! Ya, ada lagu yang liriknya, entah kenapa sukses buat aku mengingat ibu untuk kemudian menangis sesenggukan. Padahal aku termasuk orang yang ga pernah mau melow kalau denger lagu. Tapi lagu diatas mampu memutar memori kebersamaan aku dengan ibu. 

"Iz, kalau kamu masuk SMPN 1 Wanadadi esok, kamu sekolahnya pakai kerudung ya? Nanti ibu buatkan baju seragam panjang buatmu. Ga apa-apa baju seragammu mahal. Yang penting kamu pakai kerudung di SMP, biarin aja teman-temanmu ga pake. Kamu pake yaa?" Katanya suatu hari ketika ia masih sehat. Kalimat tanyanya menggantung, tak tahu harus jawab apa, tak berani aku memandang matanya. 
Pict : Google

Dalam sembah sujud kedua matamu
Aku tinggal di balik tirai pelupuk matamu
Selama masih ada, Selama aku masih bernyawa


Sampai akhirnya takdir menjawab. Ketika masuk SMP N 3 Singingi Hilir, di situ cewe harus pakai kerudung kecuali yang beragama kristen. Otomatis aku juga memakai kerudung. Ketika pertama mamakai seragam itu, aku berkaca dan berkata "Ibu, ini harapan dan doa ibu kan?". Ya terjawab sudah, meski aku ga bermaksud untuk menjawab. 

Ibu memang ingin aku bersekolah di SMP 1 Wanadadi. SMP yang termasuk SMP favorit di kota Banjarnegara itu memang mampu menjadi kebanggan tersendiri buat tiap orang tua, ketika anaknya masuk SMP itu. Track record presatasi siswanya yang luar biasa, seragamnya yang keren, biayanya yang selangit, dan ibu ingin aku masuk SMP  itu dengan memakai kerudung. Padahal mayoritas siswa perempuannya ga pakai kerudung, memakai rok selutut dan baju pendek. Dan itu artinya aku bakalan memakai seragam yang berbeda dengan kebanyakan siswa. 

Maka ibu..bersyukurlah aku ga bersekolah disitu, karena aku ga tau, apakah keinginanmu untukku berseragam panjang dan berkerudung itu akan mampu  aku turuti kalau aku sekolah di SMP itu? Dengan mayoritas teman-temannya yang memakai rok selutut itu? Dan aku bakal jadi yang berbeda. Apakah aku siap? Apakah bisa aku turuti? Untuk jiwa yang masih lebil dengan pengaruh teman-temannya?

Maha Besar Allah dengan segala takdirnya yang begitu indah. Ia yang mengarahkanku, dan Ia pula yang membantuku mewujudkan harapan dan keinginan ibu
Ya Allah, terimakasih telah menjagaku, menjadikan aku menjadi diriku, mengarahkan aku sedemikian rupa..
Ya Allah, masukan ibu kami kedalam syurgamu..

Tumse Kehna Hai, Yoon Rehna Hai,
(Harus kukatakan padamu, bahwa aku akan terus seperti ini)

Jab Tak Hai Jaan
(Selama aku masih bernyawa
)


* Lagu Ost Jab Hai Tak Jaan

Penenun Asa
Lagu yang membasahi pipi itu
ternyata lagu Jab Hai Tak Jaan :')
 

Tuesday, January 19, 2016

Ga Pulkam

pict : +Andy Sukma Lubis 

Karena masih muda, waktunya inilah cari pengalaman. Ga peduli se-ingin apa kamu pulang kampung, kumpul bareng keluarga, kumpul bareng teman-teman. Itulah, betapa andilaunya. Ya..antara dilema dan galau xD. Yang lain udah pulang kampung, udah liburan, aku masih disini. Ya ampun, mana digodain mereka lagi "Yuk lah pulkam bareng, rujak parti kita! Ngapain disini? Liburan ya pulkam!! Haha" Kata Ari dan Siti tadi siang ketika datang ke kostku. 2 sahabatku itu, udah berpakaian lengkap ala makhluk yang mau otw ke kampung halaman.

Aku memang selalu pengin bersama mereka. Liburan juga harus ada mereka. Kalau liburan ga kumpul bareng mereka, maka HAMPA! Dan mereka tahu akan hal itu, jadilah mereka mengiming-imingi kaya gitu. Kampret kan? :'(

Eniwei, aku merasa memang harus banyak belajar disini. Dan memilih ga pulang kampung sampai waktu yang belum ditentukan. Kadang-kadang, kita memang harus keras sama diri kita. Terus untuk banyak hal, kita harus melupakan kesenangan sejenak. Untuk mencapai tujuan yang kita inginkan. Ya, aku harus menghargai diriku sendiri kan?

Ya Allah, seperti apakah jadinya ini?
Jika memang ini baik, bantu aku Ya Allah..
Jika memang ga baik, gantikan dengan yang lebih baik..


Penenun Asa :')
Karena harus dicapai :)

Monday, January 18, 2016

Sukai, Kuasai


Pict : Google
Ga semua hal harus kita kuasai kan?

Maka dari pertanyaan galau itu, kalimat motivator Jamil Azzaini terdengar ditelinga "Jadilah seorang EXPERT!"
 
Nah..lantas kalau kita memilih jurusan guru MI/SD berarti kita harus menguasai semua dongs? Ya IPA, IPS, Pkn, Matematika, Bahasa Indonesia, Agama, Olahraga, Seni Budaya nari juga, bermain musik harus, gambar apalagi, plus Fiqh, Quran Hadist, dan Sejarah Kebudayaan Islam kalau di jurusan PGMI. Terus gimana mau jadi expert disatu bidang? kalau semua harus dikuasai gitu? :( *mewek bombay

Dulu aku ga pernah tau dan ga mau tau PGMI itu apa. Ya bodo, soalnya jurusan ini bukan jurusan pilihanku sendiri, pilihan kangmas paling cool sejagad di RTnya dan kakak paling chuby haha. Ada pemberontakan luar biasa antara hati, tubuh dan otak disemester 1 dan 2 itu.  "Duuhh..jadi guru SD berarti dong? Terus kapan aku harus jadi expert kaya yang dibilang kek Jamil, kalau ternyata aku harus menguasai mata pelajaran yang bejibun gitu?"
"Aaakkk..ga bisa gambar lagi dong!" Padahal sih ga pintar-pintar kali juga dalam menggambarnya. Haha.
"Yaah..aku ga bisa belajar yang berbau psikologi dong kalau masuk PGMI. Nyiksa batin banget ini sih namanya. Ya ampun!" Pertanyaan-pertanyaan songong kaya gitu, justru buat aku ga menjalani kuliah dengan hati. Merasa bahwa masuk PGMI sebagai guyonan aja, ga pernah dianggap serius. Lawak-lawak pokoknya dan akhirnya feelnya jadi ga dapet di jurusan ini. Gejolak selalu masih pengin masuk seni rupa atau ga psikologi -,-

Nah..kuliah ga dari hati itu pun, berimbas pada jatuhnya ipk yang membuat mata miris kalau lihat nilai di simak (waktu itu masih pakai simak belum iraise)."Malu ih..cewe IPKnya jongkok kayagitu!" Gumamku. Aku mengamati sekelilingku. Teman-teman seangkatanku. Ternyata ada kesamaan antara aku dan mereka. Sstt..mereka juga ga kuliah dari hati lho! Ga banyak sih, cuma sebagian kecil dari yang aku lihat aja. Disisi lain, aku lihat mereka-mereka yang giat kuliah, semangat ngerjain tugas, dan nyimak kuliah dosen dengan baik. Hal yang kaya gitu, buat aku termotivasi lebih giat belajar. 

Ada satu teman yang entah kenapa dia secara ga langsung mengajari aku untuk 'kuasai apa yang kamu harus kuasai dan kuasai apa yang kamu sukai'. Ya..dia..uhuk. Aku jadi tersadar, mau ga mau, suka ga suka, aku harus tetap menjalani kehidupan ini kan? Mau ga mau aku harus kuasai jurusan ini kan? Mau pindah jurusan? Pindah kemana? Emang punya duit? Loe kira mbah loe pemilik Uin Suska Riau? Nah..disitu terjadi titik balik yang luar biasa aku dijurusan ini.

Sekarang? Aku menjalani kuliah dengan hati juga cinta, dengan hepi dan golak-golak. Dibawa enjoy. Justru ternyata, semakin tinggi semester, semakin aku jatuh cinta dijurusan ini. Semakin mendalam mempelajari segala materinya, maka semakin menyenangkan yang dirasa. Aku jadi makin suka belajar apa aja. Lebih exited banget kalau belajar psikologi dan seni. Dan tugas seberat apa pun ga akan jadi beban karena udah cinta kan? :D

Karena cinta sama jurusan ini pula, aku bertekad ga mau hanya jadi guru SD. Aku harus jadi yang mengajari guru SD! :D
Ternyata ada 4 hal kenapa aku sekarang semakin enjoy dijurusan ini:
1. Aku masih tetap bisa belajar seni budaya dan psikologi. Tanpa harus pindah jurusan. Ya kami belajar SBK (seni budaya dan ketrampilan) disemester 3 dan 5. Itu menyenangkan banget. Bisa main musik, dijarin gambar, bikin berbagai ketrampilan. OMG dunia seni banget nih :D

2. Fun banget belajarnya. Apalagi disemester 4 dan 5. Ada saatnya kami jadi guru ada saatnya kami jadi anak SD yang rewel dan bandel. Itu adalah hari dimana kita ngampus ga terpaku sama ceramah dosen, tapi gantian kita yang ngajar! Masa-masa yang imut pokoknya. Haha.

2. Pelajarannya ga asing. Siapa sih yang ga tau mata pelajaran IPA, IPS, Bahasa Indonesia dan Matamatika? Pasti udah kebayang banget, gimana bosennya belajar itu haha. Nah..itu, kami belajar mata pelajaran itu tu. Ga cuma sekedar mata pelajaran yang akan diajarkan buat anak SD, tapi diperkaya dengan muatan moral, sosial, religius dan aspek kreatifitas. Itu asiknya, pelajaran yang asik itu bukan sekedar pengetahuan, tapi ada nilai yang bisa kita terapkan dikehidupan :)

4. Aku tetap bisa mengembangkan bakatku disini :DD

Ssstt..rahasia yaa. Sebenarnya kami ga menguasai semua lho. Tetep, kami hanya menjadi expert disatu bidang. Ya, kami expert pada apa yang akan kami ajarkan kelak untuk anak didik kami :')
Kamu..udah merasa jadi expertkah dibidangnmu itu? Kalau belum, yuk deh mulai sukai apa yang mau kamu kuasai :D

Jalan-jalan ke tanah Padang
Singgah sebentar di pulau Mantawai
Expertlah kamu disatu bidang
Dengan sukai apa yang mau dikuasai ;)


PenenunAsa :)
Tiba-tiba aku jadi pengin lanjut S2 bareng dia :') 

Monday, January 4, 2016

Pemalu?
Tadi gini, kami berdua aku dan Widya ikut pelatihan Uin Suska Mengajar lagi. Setelah sharing, caring dan sweet thinks apalah apalah aja bareng anak-anak USM dari jam 11an, kemudian dilanjutkan makan siang, maka tibalah waktu shalat dzuhur sekitar pukul 1 siang kurang berapa gitu. Sesi kedua dilanjutkan pukul 2 siang. Nah, berhubung kami dikasih waktu buat shalat, dan bebas mau shalat dimana, maka kami berdua memilih shalat di kost Widya, sambil ngechas hape juga sih dia haha.

Kebetulan kost dia cuma ada Santi maka aku okein. Satu jam-an berlalu. Setelah shalat dan jam menunjukan pukul 2, kami berdua malah ogah-ogahan bangkit buat ke kampus lagi. Giliran dia udah dandan, aku yang tiduran. Ketika aku udah bangkit, dia pula yang gantian tiduran. Gitu aja terus, sampai anak gadis berubah jadi nenek-nenek -,- Akhirnya kami ga jadi pergi. Yang kami kerjain adalah nonton video dan ngetawain foto zaman SMA. Sumpah ga penting gitu setelah aku pikir-pikir haha. 

Nah.. udah berapa lama, nimbrunglah Santi  bareng kami. Santi adalah anak psikologi yang sama satu angkatan juga. Bertiga deh kami makin ga jelas apa yang diobrolin. Ga tau kemana arah pembicaraannya, tiba Widya bahas masalah kejadian sharing, caring dan sweet thinks apalah apalah di USM sebelum makan siang tadi sama Santi. Dia laporkan itu sama Santi. Dia cerita. Kronologinya gini, kan pas sharing tadi, aku dikasih kesempatan buat ngomong. Ngomong tentang buku terakhir apa yang aku baca dan bedah buku apa yang pernah aku ikuti. Sebenernya aku ga mau ngomong sih. Tapi ngomong juga akhirnya. Sadar atau ga sadar pas aku ngomong, aku cerita, aku berusaha menutup mulut aku pakai tangan kanan. Jadi itu yang dipermasalahkan Widya. Kemudian dia nanya hal kaya gitu dari segi psikologi sama Santi.

"Oh, mungkin dia pemalu." Kata Santi spontan. Deg! "Ha? Iyakah aku pemalu Wid?" Tanyaku ma Widya. Kemudian Santi menjelaskan itu maksudnya. Ya menurut dia, gerak-gerik badan / gaya tubuh (body language) kita bisa dibaca. Nah, posisi dimana tanganku pas ngomong aku letakan dimulut punya arti kalau aku itu pemalu. Atau juga berarti aku ga ingin dilihat dan diperhatikan orang. What?! Aku pemalu?! Iyakah? Bisa dibaca ya? Ketahuan deh yaa :p

Yup, jujur aku masuk di lingkungan USM ini rada kikuk. Banyak faktor sih. Satu, ga banyak yang aku kenal disitu. Bisa dibilang yang bener-bener aku kenal cuma kak Ikhsan dan Widya. Kak Ikhsan wakil ketua ksr dan Widya ga usah ditanya #diasiapa, kami dari SMP-SMA-sampai sekarang kuliah beriringan gitu haha. Adalah mereka berdua yang udah jauh aku kenal dahulu sebelum kenal USM. Ya karena mereka berdua aja yang memang udah aku kenal dekat jadi ya sebegitu kikuknya sama orang disitu yang ga aku kenal. Sebenernya ga jadi masalah kan? Namanya juga baru memasuki organisasi baru, ya pastilah belum ada yang kenal.

Kedua, aku ini kan ternyata orang introvert. Kadi buat orang introvert kaya aku ini, butuh waktu cukup lama buat menguasai keadaan dilingkungan baru sampai bener-bener masuk dan akrab. Karena itulah mungkin terasa malu buat ngungkapin rasa dihati pas tadi itu haha #pentungnih

Ingat ya, orang pecicilan kaya apa pun juga tetap punya malu! Catat itu HAHAha.

Oke, jadi setelah Santi jelasin mengenai body language yang cukup lebar x panjang x tinggi yang bahkan aku lupa hasil akhirnya berapa wkwkw, kemudian dikomentari sama Widya.

"Oo..betul juga ya Sa. Kenapa harus ditutupi mulutnya kalau ngomong? lagian meski ga dia ga ingin diperhatikan sekalipun, orang pasti akan tetap perhatikan kalau dia ngomong kan." Kata Widya. 

Tiba-tiba dengan gaya anak dakwahnya dia langsung ngasih arahan ke aku. "Jadi kalau ngomong Iz, lepaskan aja tangannya. Jangan ditutup-tutupi mulutnya." Katanya berapi-api. Aku melongo liatnya. "Percaya diri!" Lanjutnya, sambil melayang-layangkan kedua tangan. 

Aku mengangguk-angguk. "Oo..gitu. Okelah aku ubah." Aku mengiyakan sambil bergidik. Maklumlah dia anak komunikasi, konsentrasi PR pula kan, jadi tau banget masalah cara berkomunikasi yang baik gitu :D

Tuh kan, pada akhirnya aku merasa perlu lebih banyak lagi belajar. Apalagi belajar tentang psikologi dan komunikasi. Penting banget tuh 2 hal itu. Nah lho, katanya aku suka belajar psikologi? Tapi hal-hal kaya gitu aku malah belum tau. "Masih amat cetek berarti ilmu kamu Nak.." *tiba-tiba si mbah nongol*

Sekali lagi perlu lebih banyak belajar dan yang paling penting perbanyak kenalan dan teman. Ya, jangan hanya kenal anak disatu jurusan kita aja, tapi bukalah dirimu, bukalah hatimu maka akan dapat banyak hal nantinya :')
Pemalu?
Ya harus dibuang dongs!
Mulai dari gerak tubuh, mulai dari cara ngomong harus diperbaiki :)
Bolos pelatihan USM kali ini, tapi dapat ilmu lain yang ga kalah berharga juga.
Terimakasih ilmunya, eh..terimakasih juga udah dibeliin batagor juga dan tumpangan chasnya haha *big hug* *tebar kecup*


Penenun Asa

Monday, December 28, 2015

Aku Harus Gimana?

Beberapa hari yang lalu, sahabat baikku menasehatiku panjang lebar. Panjaaaaannggg dan yang paling aku garis bawahi adalah sarannya buatku biar ga terlalu fokus organisasi. Ya organisasi.  Katanya nih, gara-gara organisasi, aku yang sampai jarang pulang kampung pas temen-teman yang lain pulang kampung (1). Aku yang sering ga masuk kelas, padahal mata kuliah yang penting banget (2). Lagi, jatuhku kecelakaan kemaren bahkan dikaitan dengan kefokusanku dalam organisasi(3). Nah lho, ada 3 bukti nyata kalau aku katanya terlalu fokus organisasi. Ya ampun iyakah aku terlalu fokus organisasi? Jahat banget ya, menyalahkan semua ke organisasi? -,-

Ah masa sih, aku terlalu fokus organisasi?

Betul, aku udah banyak ngambil cuti. Ya alasannya memang buat organisasi. Ga ada alasan lain. Aku sampai ga pulkam, hanya buat organisasi. Aku ga masuk kelas juga buat organisasi. Karena diorganisasi juga lagi banyak kegiatan. Nah..gimana dong kalau dikegiatan itu kita ditunjuk jadi panitianya? ga tega dong ya kalau ditinggal gitu? :(

Oke, aku jabarin satu per satu deh. Yap welcome di blog choeriah muiz, haha. Bersiaplah denger ocehannya yang kalo udah cerita pasti panjang lebar haha. #kembalikelaptop. Untuk masalah kuliah, kadang aku sadar sih, kalau kuliah itu yang harus diutamakan. Organisasi adalah selingan. Iya gitu. Alaminya gitu. Tapi kata mereka, aku berasa lebih mementingkan organisasi dibanding kuliah. Rela-rela absen banyak buat organisasi. Kata mereka, udah seharusnya aku kembali ke planning awal buat kuliah. Yaitu FOKUS KULIAH dan jadikan ORGANISASI sebagai SELINGAN. Kata mereka..mereka berkata..yang dibilang mereka... bla bla bla.

Nah..mungkin disini aku mau ngasih pembelaan, karena aku merasa seolah dimata mereka hidupku dan pilihanku hidupku salah, aku tersudutkan  xD *pengacara mana pengacara*.

Ya aku memang jarang pulkam. Simple aja, mas Taqin pernah ngasih petuah gini ke aku,
"Gausah sering-sering pulkam, jadilah perantau yang sukses."

Pesan yang diucapkan pas aku semester 1 ini, mampu buat aku 'betah' di kost. Meski pesannya seolah jahat, ga ngebolehin pulang kampung meski kangen atau pengin bersua dengan yang di kampung, tapi aku merasa, ada arti lain yang terkandung di balik petuah itu, yang kalau aku jabarin gini:
"Gausah sering-sering pulkam Iz. Belajar mandiri, gausah manja! Kalau kamu sering pulkam, tandanya kamu masih cemen menghadapi hidup!" #aaa #jleb
"Gausah sering-sering pulkam. Belajar banyak hal diperantauan. Ambil segala ilmu. Kelak hidupmu harus lebih jaya dari kami kakak-kakakmu" #sungkem
"Gausah sering-sering pulkam. Kami khawatir denganmu ketika kamu dijalan" #mewek
"Gausah sering-sering pulkam. Hemat duit, pulkam itukan lumayan ngabisin duit banyak. Jadi dikost ajalah xD" #argh
"Gausah pulkam. Malesan pun kalau udah dirumah" -_-

Ahahaha..kayanya sadis ya. Sepanjang itulah maksud kalimat dari "Gausah sering-sering pulkam, jadilah perantau yang sukses." Gagara kalimat itu, ga ngerti kanapa, aku pun otomatis betah di Pekanbaru. Gausah dijelaskan gimana, secara kalau kakak-kakakku dan mas-masku yang ngasih petuah, emang gitu, otomatis banget aku langsung terhipno. Bisa gitu ya? Atau memang petuah mereka mengandung doa yang mustajab buatku? Wallahu a'lam. Dan petuah mas Taqin adalah alasan pertama kenapa aku ‘terlalu fokus' organisasi :')

Terus aku harus gimana dong menanggapi pernyataan mereka sahabat baikku itu?

Pada akhirnya aku pulkam juga, libur maulid nabi dan natal kemaren. Ngehadirin  pernikahan pernikahan sahabat SMA. Meski sebenernya aku masih dengerin mas Taqin's Petuah ahahaha. Terus juga di minggu-minggu ini, banyak banget tugas diorganisasi yang harus disiapin, tapi aku tetap bela-belain pulkam gaes. Ya..aku pulkam juga.
Jadi aku tetap harus gimana? :D
Kasih dong pendapat kalian mengenai pernyataan sahabatku diatas? :D
Salahkah aku? :D

Penenun Asa