Tuesday, July 28, 2015

Malam Narasi OWOP 3
Photo By: Malam Narasi OWOP 3
   

Waaahh..asik nih, grup whatsapp OWOP udah mulai aktif lagi, setelah sekian lama dianggurkan dalam anggur *eh. Jadi ini adalah tantangan pertama menulis di grup watsap owop setelah libur puasa. Senin malam adalah  malam narasi.
Ada yang tahu malam narasi itu apa? Memang apa?
Jadi malam narasi owop  itu adalah malam dimana admin owop bakal post sebuah gambar, yang nantinya gambar itu bakal dinarasikan oleh semua anggota owop. Dan itu gambar boleh di narasikan sebebas-bebasnya oleh anggota owop. Mau buat cerita komedi, puis, apapun deh. Eh, walaupun boleh diimajenasikan sebebas-bebasnya, tapi ada waktunya. Diluncurkan dari pukul 08.00 malam sampai pukul 00.00.
OWOP Enie Handyas is typing...
OWOP Tiara is typing...
OWOP Uways is typing...
OWOP Faishal is typing...
OWOP Julia is typing...
Send! Send! Send!  dan terkirim. Mana kejte badai semua tulisan mereka. Gila deh, merekaa!! Koq bisa-bisanya baru dapat gambar langsung bisa bikin tulisan. Otak mereka terbuat dari apa coba?  Encer banget deh ya mereka. Udah gitu mereka pada sok ga bisa, padahal pas tulisannya udah di postkan, widiiihh, ga ada tandingannya O,O  #takjub
Sampai jam 9 malam aku belum nulis apapun. Huaaa, aku mau nulis apaan nih?
Dan itu berasa banget meres otaknya. Apalagi pas mau nulis, diajak ngobrol sama temen kost. Rada-rada emang ini mereka. Nah, akhirnya siap juga tepat jam 11.08. Tapi...koq geje gini ya? Edit lagi, corat coret lagi bukunya. Edit mengedit pun selesai tepat aih 11.48. Dan post. Pas ngeselin adalah ketika mau ngepost ternyata jaringan macet-macet. Aihhh..-,-
Biarkan imajenasi kalian bebas, hingga terbang bebas menjadi ukiran aksara :)


Nah..ini dia tulisan yang aku post di malam narasi owop 3 :)

Mimpi Kita
 
Kamu pernah bermimpi, memimpikan hal yang paling indah dimasa kecil, di tepi danau itu. Selalu, di tepi danau itu. Hei, bukan hanya kamu yang bermimpi! Aku juga! Kita, aku dan kamu. Kita, kakak beradik. Aku adikmu, kamu kakakku.

“Dek, lihat disanaa..!” Serumu. Aku mengikuti arah telunjukmu yang mengarah ke ujung danau. “Suatu hari nanti, gedung disana, kita yang akan memilikinya.” Aku tertegun mendengar celotehmu. Melihat dengan bangga Kakak kesayangan yang luar biasa imajenasinya.

Nun jauh disana, di ujung danau, terlihat gedung-gedung menjulang tinggi. Gedung yang paling tinggi adalah favoritmu. Kamu berceloteh tentang ujung danau itu. Memimpikan hal yang tinggi. Dan entah kenapa, ujung danau itu selalu membuatmu terkagum. Entah daya tarik apa, yang membuatmu selalu menarikku untuk bermain dipinggir danau, duduk di bawah pohon, seraya memandang jauh ujung danau.

Dan kali ini, kamu mengajakku bermain lagi di tepi danau.
“Dek, bantu kakak nyusun balok-balok ini ya.” Kamu mengeluarkan balok-balok kecil kayu dari dalam tas sekolahmu.
“Untuk apa ini kak?”
“Ini akan kita buat replika gedung ituuu.” Katamu sambil menunjuk gedung favoritmu dengan antusias. Kemudian kamu mengangkat meja kayu kecil dari rumah kita.  Dan kita mulai menyusun balok-balok itu diatas meja. Kamu begitu bersemangat, sampai pada balok yang tertinggi, tangan kita tak sampai untuk meletakkan balok terakhir.
“Kak, naik pohon aja!”
“Aha! Kamu pintar dek!”
Dengan cepat, kamu menaiki pohon itu. Tanganmu hampir sampai meletakan balok terakhir di gedung balok tertinggi yang kita buat. Tiba-tiba..
KRAAAAKKKK!!! BRAAKK!!!
Batang pohon yang kamu injak ternyata telah rapuh.
“Aaaaakkk kakaaaaakkkk...!!” Pekikku. Aku meraung sejadi-jadinya.

Kamu terjatuh, tepat diatas meja berisi balok balok tinggi. Terjatuh dengan posisi kepala lebih dahulu mendarat. Balok-balok itu roboh dan berserak. Raunganku membuat penduduk membantu. Aku hanya terduduk lemas, menyaksikan kakakku yang telah bersimpuh darah tak berdaya yang sekarang digotong penduduk.

“Maafkan aku kak. Harusnya aku tak menyuruhmu naik ke atas pohon untuk meletakkan balok itu.” Tangisku. Ibu datang, memelukku sambil menangis. Rasa bersalah yang menjadi-jadi yang membuatku tak sadarkan diri.

                                        *   *   *

“Aku sekarang disini kak. Tempat dimana kita pernah memimpikan ini dimasa kecil kita. Aku disini kak, di gedung favoritmu.” Aku tergugu sambil memandang ujung danau dari atas gedung ini.


27.07.15 11.48pm
Penenun Asa
Malam narasi One Week One Paper

Saturday, July 4, 2015

Tragedi



“Mbak kenapa? Koq diem aja? Tadi perasaan sebelum naik pesawat, rame banget deh ngobrolnya.”
“Ra..mbak mual. Tapi mbak ngga bawa plastik buat tempat mabok” mbaknya Ra memegang perut, kemudian memalingkan wajahnya ke jendela pesawat.
“Ya ampun mbak. Kenapa ngga bilang kalo mau mabok!” kening Ra berkerut.
“Oalah..jangan keras-keras gitu tho bicaranya. Mbak maluu!”
“Iya..iyaa.” Ra cekikikan.
“Ini gimana dong. Mbak udah ngga tahan.  Kamu bawa koyo cabe ngga?” kali ini mbaknya Ra berbisik. Ra menggeleng ke mbaknya.
“Ini lho mbak. Di saku jok depan ini ada kertas ini nih. Nah..kertas ini bisa buat tempat sampah, bisa buat tempat mabok juga. Nanti, kalo kertas udah terisi, kita kumpulkan sama mbak pramugari.”
“Oalah..mbak kira kertas oksigen. Ituloh, yang kalo tekanan udara dipesawat kosong, kita bisa bernafas pakai kertas ini. Sini! Mbak mau ini nih....”
Ra pucat pasi melihat mbaknya.


Penenun Asa
Ditulis untuk mengikuti Prompt #83 Di Dalam Pesawat yang diadakan oleh @MondayFF



Wednesday, June 17, 2015

Masak Bareng Ibu


“Bu, ini potongan bawangnya udah cukup nih segini?”

Ibu yang sedang mengaduk opor kambing, menghentikan kegiatannya sejenak “Boleh ibu liat dulu?” Bibirnya bergumam kecil, sambil menujuk kearah sayuran, mengira-ngira dengan akurat. Agar masaknnya pas. Kemudian jari telunjuknya diletakkan di bibirnya. Aku masih menunggu jawaban dari pertanyaanku tadi. Tiba-tiba alisnya naik “Nak, bawang putihnya ditambah dua butir lagi, bawang merahnya lima butir lagi cukup”

“Oh, oke buu”. Aku kembali sibuk mengiris bawang.

Hari ini kami akan membuat sambal kering. Menu kesukaan keluarga ketika lebaran. Dan biasanya kami akan mempersiapkan masakan ini dua hari sebelum hari lebaran. Aku begitu suka sambal kering buatan ibu, karena menurutku, sambal kering buatannya adalah yang terbaik dan terenak sedunia. 

“Nah, kalo bawangnya udah diiris semua, tolong bantu ibu lagi boleh?”

“Yap siap boleh! Bantu apalagi bu?”

“Semangat betul” ibu tersenyum. “Nanti ketupat yang udah ibu angkat tadi, kan udah adem tuh, tolong diikat yaa. Dibikin lima buah aja tiap ikatannya yaa..”

“Oke kalo gitu bu. Laksanakan! Hehehe. Setelah ini apalagi? Katakan apalagi yang harus aku bantu bu?”

“Mmm..untuk sekarang, itu aja dulu yang dikerjain nak. Terimakasih udah mau bantuin ibu yaa.”

“Ya bu. Aku senang bantu ibu. Aku ingin seperti ibu. Ibu pintar masak, ibu yang sholehah, penyayang, sabar, rajin, juga lembut” Aku meringis lebar. Ibu tergelak melihat gigi-gigi mungilku.

“Alhamdulillah kalo ibu dimata kalian seperti itu. Ibu berharap mampu menjadi panutan buat anak-anak ibu. Dan ibu ingin abadi dihati kalian, walaupun ibu udah ga ada kelak.” Aku mengangguk tak mengerti. Kakiku berlari kearah ketupat yang telah ibu tunjuk. Mengikatnya dalam ikatan lima buah.  :)
 

Kamis, 11 Juni 2015
00:04:23
Penenun Asa

Sunday, June 7, 2015

Dekap Susahmu Dalam Berjuang

Ga perlu koar-koar sama siapapun, kalo kamu lagi berjuang mengejar sesuatu. Mengejar mati-matian untuk suatu harapan yang baik. Ga perlu dikatakan. Toh jalanmu ya hidupmu. Jalan mereka ya hidup mereka. Gini aja deh, simplenya, mimpimu ya mimpimu, ga perlu digembor sana gembor sini. Buktikan aja :P

Kalo kata Nur Amira Hakiki temen di BBM pernah bikin PM gini "Jangan biarkan orang lain tahu susahnya kamu berjuang! Dekap susahmu, luahkan semua dalam sujudmu." Itu artinya, orang lain ga perlu tau masa susahmu, curhatkan aja masa susahmu sama Allah lewat sujud malam panjang. Lihatlah perjalanan indahnya.

Jadi, kabarkan aja pada mereka setelah semua hal yang kamu kejar tercapai. Setelah masa susahmu berakhir dengan kejayaan. Setelah berlelah letih itu berganti dengan senyum bahagia. Ceritakan pula masa susahmu ketika kamu naik. Buktikan dengan bukti nyata, bahwa kamu telah berhasil berjuang. Dan hatimu harus tetap rendah walau telah melewati susahmu dan manaik tinggi ;)


Penenun Asa
Dimanapun tempatnya inspirasi selalu mengena ;)

Monday, June 1, 2015

Hei! A New World!

"Jadi kamu harus melawan ayah dengan ambil jurusan seni lukis!?" Ayah bertanya padaku dengan mengepalkan tangannya. Suasana amat tegang di ruang keluarga hari ini.

"Maaf yah, maafkan Anind. Tapi Anind sama sekali ga yakin di fakultas keguruan. Apalagi ambil jurusan fisika yaah" Aku menunduk. Tak berani memandang air muka ayah. Ibu yang duduk disamping ayah hanya terdiam membeku.

"Jurusan fisika itu amat dicari disini. Apa salahnya kamu coba dulu!! Belum dicoba udah bilang ga yakin!!" Bentak ayah. Aku menggigil. Keringat dinginku mengalir. Sebelumnya ayah tidak pernah sekeras ini padaku."Klo kamu ga ambil guru, terus kamu mau jadi apa klo ambil seni hah!? Mau jadi pelukis jalanan!? Yang mengotori dinding2 bersih jembatan macam di Jogja sana?!" Bertubi ayah berargumen. Aku tetap diam tak bisa menjawab apapun.

Aku memandang ibu. Meminta pengertian.

"Yah.." kata ibu pelan. 
"Mau jadi mahasiswa urakan!?" Aku tersentak, kali ini kalimat ayah benar2 membuat hatiku sesak, seolah ada ikatan erat mencengkram tubuhku

"Ayah seni ga seperti itu. Ayah keliru klo menganggap seni seperti itu. Seni itu indah yah. Hidup dengan seni jiwa kita menjadi lebih halus. Dengan seni kita akan melihat sesuatu dengan indah. Dengan seni.."

"Halah..itu cuma syair picisanmu saja! Dengan jadi PNS kamu bisa hidup layak dan terjamin. Dan orang seni itu hidupnya ga terjamin!!" 

"Ga semua orang harus hidup untuk jadi pensiunan PNS seperti ayah. Seseorang boleh menentukan jalan hidupnya.." aku memberanikan berkata, membuat ayah kali ini terdiam tak merespon. "Ibu, tolong yakinkan pada ayah. Klo Anind teramat mencintai dunia seni" kali ini aku meratap pada ibu yang masih terdiam bisu.

Ibulah yang paling mengerti bahwa aku sangat suka seni lukis. Dan ibulah yang paling tau perjuanganku mengikuti proses seleksi snmptn jurusan seni lukis dengan syarat yang sedemikian rupa. Ibu jugalah yang memotivasiku tanpa sepengetahuan ayah.

Aku mengambil sepucuk amplop yang sudah kucel dari saku rok seragam dan menyerahkannya pada ibu. Ibu kemudian membuka amplop itu. "Ayah..Ibu..Anind..Anind diterima snmptn di UNY jurusan seni lukis.." aku tak kuasa menahan air mata. Hatiku terasa lega mengucapkan kalimat ini.

Amplop yang telah lebih aku simpan selama sebulan setelah pengumuman snmptn pun sudah dibaca ibu. Ibu menaikkan alisnya membaca surat didalam amplop itu.  Tersenyum hangat, kemudian menganguk pada ayah dan menyodorkan surat itu padanya. Ayah memandang ibu tak mengerti.

"Anind mohon..Ay..ayah..ib..ibu restuilah Anind untuk kuliah di jurusan ini.." aku berkata dengan berurai air mata, menunduk tak berani memandang ayah dan ibu. Aku hanya berani melihat tangan ayah yang sekarang makin terkepal dengan keras. 

***

Ayah memelukku dan mengecup anak jilbab di keningku.
"Ayah harus selalu mendengar kabar baik darimu nak." aku mengendurkan pelukannya.
"Klo aku sakit yah?"
"Harus sehat2 dan baik2 terus dong.." dia mengacak jilbabku dan jilbabku kusut karenanya. Aku tertawa.

"Kuliah yang serius nak. Serap ilmu sebanyak-banyaknya di Jogja sana. Jangan lupa shalat tepat waktu." kali ini ibu berkata dengan senyum hangatnya. Aku gantian memeluk ibu. Untuk beberapa lamanya aku berada dipelukan ibu. Menikmati saat2 terakhir hangatnya pelukan ibu sebelum kepergianku ka Jogja yang tinggal menunggu hitungan menit.

"Ayah memang sama sekali ga tau tentang seni lukis. Maafkan ayah atas ketidaktahuan ayah tentangmu Nak." Ayah mencangklongkan tas ranselku. "So, I hope you, Anindya Putri anak ayah satu-satuny You must study hard in Universty of Yogyakarta. And raih mimpimu. Buat ayah menjadi ayah yang proud of you nak." Ayah sekali lagi menasehatiku dengan bahasa inggrisnya yang kacau. Maklum ayah adalah guru biologi.

"AHAHAHA..Terimakasih ayah, terimakasih ibu. Anind akan belajar dengan baik. Doakan Anind terus yaa. Anind pamit.." mereka mengangguk dengan senyum hangat. Aku mengecup tangan mereka satu satu. Sekilas aku melihat mata mereka berkaca-kaca. Dengan cepat aku membalikkan badan dan menarik koper agar ayah dan ibu tak melihatku yang kini telah berurai air mata.

***

Aku bersyukur melihat hamparan kota Riau bak karpet hijau dari jendela mungil pesawat. Air mataku tak kuasa tertahan disini. Aku menangis.

Ya, aku diatas pesawat sekarang. Menangis karena aku benar-benar akan pergi meninggalkan landasan bandara SSQ II, menangis meninggalkan sahabat semasa esemaku, serta ayah dan ibu di Riau. Menangis, untuk jalan dari mimpi yang berliku itu semakin dekat. Juga menangis karena pada akhirnya ayah mengizinkan dan merestuiku menjadi seorang pelukis. Seolah kesenanganku melukis, akan sebebas aktor Keenan dalam film perahu kertas. 

Lagu A New World-nya Nadya Fatira mengalun dari headset dibalik jilbabku. Dan kini, yang aku rasakan adalah aku hidup di dunia baru. Dunia passion. Aku percaya, bahwa hidup dengan passion akan terasa 'gue banget' meski berliku berlelah-lelah ;)

*Oya, btw tulisan ini ditulis ketika Anindya Putri dr Jateng dinobatkan mjd putri Indonesia 2015 ;)

**Tuh kan, ngomongin pesawat jd pengin ke Jogja lagi. Ya Allah, terbangkan aku dong, ke Jogja lagi :p wkwkwk #ketawajijay

Penenun Asa
Survive menulis dan menulis
Pekanbaru di malam yg intuiting

Wednesday, March 25, 2015

Buku Best Sellernya Choeriah Muiz
Huwala! aku mimp!. Aku rasa ini mimpi yang menyenangkan. Dan mimpi ini buat aku ingin tidur lagi, melanjutkan mimpi yang terpotong.. hahaha #kasurmanakasur

Diceritakan, kami sekelas dapat tugas dimata kuliah Evaluasi Pembelajaran. Jadi, pak Subhan, dosen kami ini minta kami nyari bentuk soal2 anak SD. Dikumpul kamis besok. Woho..tentulah kami selokal sibuk nyari  buku. Terus aku nyari bukunya di toko buku gramedia. Emang deh ya, segala hal tentang toko buku itu, menurut gue menarik banget. Betah berlama-lama kalo di depan rak buku. Cuma buat meriksa judul ma cover buku. Dan ga beli. Hahaha.. #diseretsatpam

Gue udah di lantai 2 toko buku gramedia.  Ternyata di lantai 2 ga ada buku2 anak SD. Yang ada malah buku2 tafsir jalalain, hadist tarbawi, motodologi studi quran. Macam2 pokoknya, yang gue ga ngerti sama sekali. -,-

Dari pada buang waktu, maka turunlah gue ke lantai 1. Selain buku2 SD, buku2 pelajaran sekolah, dilantai 1 juga banyak kumpulan novel2 dan dan buku2 motivasi.  Disitulah tiba2 mata gue tertumpu pada jajaran buku best seller yg dipampang di rak paling tinggi di depan pintu masuk gramed. Siapakah si penulis buku yg paling best seller itu?? Mau tau?? Serius?? Nanti kamu nyesel deh -,-

Buku best seller itu BUKU GUE TERNYATA!!
Gimana ceritany??
Diterbitkannya emang kapan?


Aaakk..pertanyaan-pertanyaan itu mengetok kepalaku.
TADAAA!!!! Waaa..buku gue ternyata ada diurutan pertama jajaran buku yang paling best seller tahun ini!
Buku berjudul "Story of Choeriah Muiz", mampu ngalahin buku kak Dhira "ketika dhira jatuh cinta" cobaa?? Dan mampu membuat buku "koala kumal" Raditya Dika merengsak ke urutan ketigaa. Ya Allah senengnyaa!! saking girangnya, gue sampai kejodot rak buku, dan buku berjatuhan. Wkwkwk

Tapi gue juga masih ga tau isi buku itu apaan..haha xDD
Koq bisaaa..koq bisa??
Oo..ternyata permintaan buku gue udah menggunung di gramed sejak lama. Tapi stock digudang belom datang. Yaeyalah gimana mau datang! Ditulis aja belom..! bhahahaha. Masih ga ngerti, gimana buku gue itu bisa jadi best seller dan ditunggu penggemar buku, tapi rahasiany adalah: gue ternyata suka jualan di twitter, promoin buku yg baru gue tulis~ kaya Dewa Eka Prayoga gitu haha


Belum dapat buku SD dan gue udah kebangun! -,- #mimpimacamapaini

Sekali lagi ini mimpi yaaa. Ya gitu dehhh, gausah dimasukin ke hati :p
Makasih Ya Allah...
Trimakasih, mimpinyaa..
Paling ga, gue udah bisa ngerasain gimana hepinya jadi penulis buku best seller, meski dalam mimpi :D
Ya Allah..
Jika itu baik menurutMu, maka mudahkanlah aku untuk menulis buku. Gerakan tanganku untuk mampu menuangkan segala ide dan kecemerlangan yang ada diotak, pikiran, hatiku serta disekitarku..
Ya Allah, rahmatilah aku.
Bahwasanya aku mampu karena Engkau yg memampukanku...


Penenun Asa
Survive and Move!

Monday, March 16, 2015

Waktu dan Rencana Allah

Tiba-tiba aku tersadar ketika aku nanya ke mba Astin "Siapa tokoh inspirasi mba Astin??" "Ya ibu dongss.." jawaban singkat itu mampu meluluh lantahkan air mataku.

Jika aku diberi waktu yang lebih lama untuk mengenal ibu. 

Inilah titik dimana, ketika aku ingin menceritakan tokoh inspirasiku, tapi belum juga nemuin. Orang lain pasti bakal nyebutin "Ibu!" atau "ayah!" untuk jadi tokoh inspirasinya. Tapi aku? Bahkan ga terpikirkan untuk menulis nama mereka sama sekali. Ah..kenapa seperti ini?

Ya, waktuku ga lama untuk mengenal ibu. Dua belas tahun aku bersamanya. Tapi aku merasa belum mengenalnya dekat. Sejak kecil, aku hanya maen. Pulang sekolah maen, kalo ngajinya libur, ya maen lagi. Kalopun disuruh tidur siang, diam diam aku menyelinap keluar kamar buat pergi maen. Hampir tiap hari pulang sore, baju basah basah karena maen di sungai. Udah kaya anak cowo yang gagal.

Pernah, suatu kali ketika dibilangin berkali-kali udah ga mempan, saking bebalnya, aku pualang sore tiap hari, maen ga tau waktu, aku sampai dipukul ibu dengan bambu panjang. Ibu memukul di lengan sebelah kiriku. Memar aku dibuatnya. Sakit, aku menangis sesenggukan. Dan sakitnya, sampai dua hari ga hilang. "Kenapa aku dipukul? Kakak ga pernah dipukul. Semenjengkelkan itukah aku bu? Sampai tega memukulku? " Gumam bibir mungilku kala itu. Baru kali itu ibu semarah itu pada anak-anaknya. T.T

Dari SD, aku ga pernah dapat juara, baik juara kelas, juara lomba ngaji, shalawatan, atau apapun. Aku juga ga seberprestasi kakak-kakakku, aku tau itu. Aku belum bisa membuat mata ibu berbinar sama ketika, dia pernah menceritakan "Mba Astin dulu waktu esema ebtanasnya dapat nilai paling bagus. Ibu naik panggung, terima hadiah, disalami kepala sekolah, ibu seneng sekali, betapa terharunya ibu."  

Aku juga belum pernah buat ibu tersenyum bangga, sama ketika melihat foto Raimuna pramukaannya mas Taqin dan mba Udoh di Jakarta "Senengnya ibu liat mbamu dan masmu bisa ke Jakarta Iz. Foto sama lik Arisun lagi :D" kata ibu menyodorkan foto yang baru diterimanya dari Riau itu.

Padahal aku. Aku, ingin sekali mempraktekan apa yang Jamil Azzaini nasehatkan "Tanyakan pada orang tuamu, apa yang membuat mereka bahagia. Lalu kejarlah!" Tapi hanya jawaban ayah yang ku dapat bukan 'mereka'. Jika ada kesempatan bertemu aku ingin bertanya langsung pada ibu "Apa yang membuat ibu bahagia? Maka mulai kini aku akan mengejarnya bu!" :')

Jika aku diberi waktu yang lebih lama untuk mengenal ibu. Pasti aku tau jawabannya. T.T

Sering aku iri melihat seseorang anak yang ibunya masih ada. Mereka masih punya kesempatan buat ngebahagiain ibunya. Atau tiba-tiba aku terdiam, ketika ada seseorang yang menceritakan ibu mereka di depanku. Aku ga tau harus ikut cerita apa. Apalagi ketika mereka yang udah mampu membanggakan orang tuanya. Membuat aku iri, rindu dan berpuisi gini:

Aku,
Begitu menjengkelkankah untukmu ibu?
Sampai engkau tega pergi, sebelum melihatku menjadi yang membanggakan seperti kakak?
Apakah aku senista itu?
Engkau tak mau 'menawar' umurmukah untukku?
Agar engkau bisa melihatku menjadi yang membuatmu menangis haru?
Tak taukah engkau ibu, bahwa aku butuh kasihmu apapun dan kapanpun..
Aku butuh engkau ibu, sekarang..
Maafkan aku yang selama hidupmu hanya menyakitimu..


Rindunya aku pada ibu. Wajah sederhananya.  Kalo ada ibu-ibunya temen sekost yang datang, aku pasti selalu cium tangan mereka, aku pandangi mata mereka. Saat itulah aku merasa melihat ibu, walau tetep ga terobati rindunya..
Sering aku berdialog ke Allah dengan bahasa seperti ini:

"Dear Allah,
aku gatau gimana cara menghapus rasa rinduku, aku ke ibuku. Aku gatau Ya Allah. Semakin aku mengingatnya, sedihku, rinduku, semakin bertambah dari detik kedetik. Aku belum membahagiakannya seumur hidupnya.Aku harus bagaimana? Kenapa Engkau tak izinkan aku membuatnnya bahagia sebelum ibu pergi? Apakah Engkau tak sayang padaku juga pada ibuku?"


Dan Allah seolah jawab ngeyakinin aku gini:

"Muiz, Aku memanggil ibumu lebih cepat bukan berati aku tak menyayangimu, juga bukan berarti tak menyayangi ibumu. Justru karena Aku menyayangi ibumulah. Aku mengistirahatkan ibumu lebih cepat dari ibu-ibu yang lainnya. Percayalah. Lakukanlah apapun yang tertulis di 'big planmu' jika kamu ingin membahagiakan ibumu, ibumu melihatmu dari jauh"

Pada akhirnya, aku menarik nafas lega

"Tenang Iz. Allah pasti tau yang terbaik buat kamu, pasti Allah ngerancang sesuatu yang terbaik, jangan berburuk sangka sama Allah. Allah sayang kamu lho, juga sayang padamu ;) Terima kasih Ya Allah :D" 


Penenun Asa
Maaf Ibu

Wednesday, March 11, 2015

Seolah Mesin Tunel

Kini atau nanti, mimpi itu masih tetap ada
Kini atau nanti, mimpi itu masih tetap menggema
Kini atau nanti, akan tetap optimis
Otakku bilang "Kalo ga bisa bararti bukan anak Ramanda Iz!"
Hatiku bilang "Percaya aja pokoknya Iz!"

So,
Aku akan menenun mimpi ini
Sampai bersemai ternilai
Sampai aku bersama orang-orang pilihanNya
Untuk berjuang bersama
Menggapai ridhaNya

Percaya deh! Semua pasti ada jalannya
Seolah ada mesin tunel tersendiri
Yang ga terjangkau logika diri
Tangan-tangan kecil ini
dalam genggaman tanganNya


Penenun Asa
Dalam lembar kertas putih aku luapkan

Tuesday, March 3, 2015

Hape Replika

BRAKKK!!!
Roe dan Raa yang sedang mengerjakan tugas makalah terlonjak kaget.

"Why?? Koq dibanting hapenyaaa? Ya ampuuun, sayang kan?" Roe memungut dan mengusap-usap hape yang baru dilempar Aw di pojok ruangan.

"AAAKKK...BETE BETE BETE!!"

"Kenapa si Aw? Sampe hapenya dibanting segala?"

"Itu, hape berulah lagi! Baru kemaren aku ganti batrai. Sekarang malah chargernya yang rusak! BETE BANGET AKU!!!"

"Lagi?!" Raa melotot. Untuk keempat kalinya Raa mendengar hape Aw rusak dan ini kelimanya. Mulai dari ga bisa instal bbm, ga bisa dipasang kartu memori, aplikasi yang tiba-tiba uninstal otomatis, pernah juga ga bisa di chas, bahkan sampai batre hamil tua. Miris. Dan ga usah ditanya ke Aw, berapa duit yang udah dia keluarkan buat reparasi hapenya itu. Koceknya sih ga jelas, tapi pastinya udah bisa beli hape tulalit dua biji!

Roe tercekat "Tragedi lagi deh, klo beli hape replika kaya gini. Ga hapenya, ga chargernya. Sama-sama bagus depannya doang." Roe meletakan hape itu disisi Aw.

"Gimana lagi Roe. Sayang kalo ga diperbaiki kan Roe?" Aw menarik nafas panjang"Ahh.. mana uang jajanku bulan depan udah menipis." Aw meringis sedih mengingat itu.

"Yaudah deh, sikapi dengan bijak Aw. Kita ini mahasiswa perantauan. Kalo ga pintar menghemat keuangan, kita ga bakal bisa makan, beli buku, bayar uang warnet, juga fotokopi materi kuliah. Jadi ga perlu lah ngikut-ngikut gaya orang yang tinggi banget. Ya sih sekali-kali liat ke atas dijadikan motivasi, tapi kalo liat atas terus ga akan ada habisnya. Liat bawah deh pasti makin bersyukur."

Aw menunduk lesu memandang hapenya dan mencerna tiap kata yang diucapkan Raa.


Penenun Asa
Flash Fiction pertama, :D

Thursday, February 26, 2015

Selamat Atas Kelulusanmu


Mataku berbinar, ketika mas Didi ngeshare foto kak Nefi di instagram dengan pakaian lengkap wisudanya. Aku terharu liatnya, juga ikut bahagia. Akhirnya perjuangannya selama ini telah menuai benih  indah. Yap, hari ini dia diwisuda, sebagai tamatan S1 jurusan Ilmu pemerintahan memakai toga kebanggaan Universitas Negeri Riau. Selamat atas wisudanya kak Nefi :)

Aku jadi inget, Elvira Devinamira, Putri Indonesia 2014 ini pernah bilang:


“Tak ada HASIL yang mengkhianati USAHA”

Dan aku tau, ka Nefi begitu keras usaha untuk kuliah tepat waktu. Akhirnya kak telah memetik hasil dari pohon usaha.

Cemerlangnya, dia Cuma butuh waktu tujuh bulan buat nyiapin skripsweetnyaaaa! Dan akhirnya dia tamat kuliah dalam jangka waktu 3,5 tahun doanggg! Ckckc, syalut eikyee :D dan tentunya eikye ikut senang, juga berbangga hati. Liat tetangga, merangkap sobat masa kecil, yang tamat kuliah dalam jangka waktu yang amat cepet! Ini terbilang sebuah Prestasi karena dia termasuk mahasiswa yang tamat kuliah kurang dari 4tahun! Yeay! :D #tepuktangan

Cukup lama kami ga saling komunikasi. Gatau kenapa aku bisa invite pin bbm dia. Yang pasti aku ga berani nyapa duluan, jaga imej coy! Wkwkw. Lagian dia kayanya sibuk terus, dan aku ga berani ganggu dia. Aku punya prinsip, dari pada ga di balas, lebih baik aku ga ngirim apapun sama sekali wkwkwk. Jadilah selama berbulan-bulan, kontak dia Cuma menuh-menuhin di bm. Tanpa ada yang berani saling sapa. Padahal aku ma dia ini tetangga lho :P #tetanggamacamapaini

So, akhirnyaa..

Lho, ini koq jadi drama bangeeetttt :O

Bertele-tele sekali.. -,-

Oke, jadi beberapa bulan yang lalu, dia sharing banyak hal ma aku lewat bbm. Disitulah dia banyak banget cerita tentang kuliahnya. Cerita gimana dia bisa kuliah dengan cepet, nyusun  skripsweet dengan singkat. Wohoo. Ga hanya singkat, secepet kilattt bahkan. Padahal yang aku tau nih, mahasiswa yang lagi nyusun skripsi itu, pasti deh banyak keluhannya. Katanya sih mulai dari bolak-balik revisi, ngadepin dosen  pembimbingnya susah ditemuilah atau bahkan juga ngadepin dosen yang kelewat killer. Kesimpulannya, skripsi itu emang jadi momok yang paling menakutkan buat mahasiswa. Ahaha #nakutnakutin

Jadi, karena aku yang hobi banget screen shot motivasi atau hal apapun yang buat aku itu berguna, maka aku screen shotkan dialogku ma dia di bm. Potongan dialog itu kaya gini:

Abla...blaa..blaa..
Aku        :” Wahh..akeh temen prosese? Penuh perjuangan ternyata kuliah ya!” (wahh..banyak kali prosesnya? Penuh perjuangan ternyata kuliah!”
Dia         :”Nek dijalani li ora krasa iz” (Klo dijalani, gakan terasa koq Iz”
Aku        :”Whahaha, masa iya?”
Dia         :”Yup. Ko sing penting siki kuliah sing beneer. Nek ko esih semester awal, esih akeh sing harus dilewati” (Yup, kamu yang penting sekarang kuliah yang beneerr. Sekarang kan kamu masih semester awal, masih banyak yang harus dilewati)
Aku        :”Ya, akeh sing dilewati dadi ketone medeni banget L” (ya, banyak yang dilewati, jadi seolah terasa menakutkan)
Dia         :”Makane, dijalani serius :’)”( itu makanya, dijalani dengan serius :’))
Aku        :”Oke, sipp aku bakal kuliah dengan serius ^_^b”

Hari itu juga, aku langsung nyobek kertas, bikin note kaya dialog diatas, terus  aku pasang di mading kamar.” Motivasi Kak Nefi” judulnyaaa :D

Suatu ketika, aku lagi males pake banget, buat ngerjain tugas dari dosen yang numpuknya ga kira2. Udah gitu juga ga ada inspirasi, mau bikin konsep kaya apa buat praktek mata kuliah media pembelajaran miggu depan. Tergeraklah aku buat  baca apapun yang ada dimading kamar. Ketika mata sampai di notesnya kak Nefi, semangatku bener full. Tiba-tiba aja tugas media yang gatau harus dari mana aku mulai, CRINGGG!! Konsep itu muncul secara ajaib. Ahaha. Lancar aja ngeluarin ide. Tanganku tergerak buat bolak-balik buka makalah dari kelompok satu ampe tujuh, buka buku pegangan, download gambar-gambar di internet. 

Dan akhirnyah, baik  presentasi maupun ngajar dengan media, juga pake strategipun lancar! Nilaipun udah berkisah  :’))) 

So, I have Miss you sahabat kecilku..

Kita gakan pernah seperti dimasa kecil kita dulu yang bermain guru2an, atau raja2an pake daun salak.. 

Kita juga ga bisa seakrab dulu..

Sekarang,

Dimana aku Cuma bisa mandang kamu dari jauh dan berdoa:

“Selamat atas kelulusanmu, aku berharap kamu dapat kerja yang sesuai ma ilmu yang udah kamu dapatkan, karena aku yakin ucapan kak Elvira putri Indonesia 2014 itu benar, bahwa Tak ada usaha yang mengkhianati Hasil”


Tak Ada Usaha yang mengkhianati Hasil
Penenun Asa
Februari, 2015

Tuesday, February 10, 2015

Graduation

Jadi klo misalnya aku lagi kangen atau keinget temen2 esema, pasti aku dengerin lagu ini :D
Sambil dihayati liriknya, sambil nginget tingkah konyol mereka, candaan mereka yang selalu fresh. Makan bareng dikantin, rujak parti amberegul, ngobrol ngalor-ngidul wetan-ngalon. Bikin mimpi2 gila dibuku mimpi. Gosipin ade kelas yang kecentilan. Gosipin guru killer yang hobi ngasih banyak tugas. Ntar aku puter2 aja tu lagu sampe hape lowbet.. ghahaha

Oke yuk nyanyi lagunya vitamin C :DD *srobot mikrofon

Graduation (Friends Forever) | Vitamin C

And so we talked all night about the rest of our lives
Dan kita pun ngobrol sepanjang malam tentang sisa hidup kita
Where we're gonna be when we turn 25
Akan di mana kita saat berusia 25
I keep thinking times will never change
Aku terus berpikir waktu takkan berubah
Keep on thinking things will always be the same
Terus berpikir segalanya akan selalu sama

But when we leave this year we won't be coming back
Tapi saat kita tinggalkan tahun ini, kita takkan kembali lagi
No more hanging out cause we're on a different track
Tak ada lagi nongkrong-nongkrong karena jalan kita berbeda
And if you got something that you need to say
Dan jika ada sesuatu yang ingin kau katakan
You better say it right now cause you don't have another day
Sebaiknya katakan sekarang karena tak ada hari lain

Cause we're moving on and we can't slow down
Karena kita kan melangkah dan kita tak bisa pelankan langkah
These memories are playing like a film without sound
Kenangan ini terputar seperti film tanpa suara
And I keep thinking of that night in June
Dan aku terus terpikir akan suatu malam di bulan Juni itu
I didn't know much of love, but it came too soon
Saat itu aku tak banyak tahu tentang cinta, tapi ia datang begitu
cepatnya

And there was me and you, and then it got real blue
Dan ada kau dan aku, dan lalu benar-benar tak jelas
Stay at home talkin' on the telephone and
Di rumah saja berbincang di telepon dan
We would get so excited, we'd get so scared
Kita 'kan begitu senang, kita 'kan begitu ketakutan
Laughing at our selves thinking life's not fair
Menertawai diri sendiri dan berpikir hidup ini tak adil
And this is how it feels
Dan beginilah rasanya

CHORUS

As we go on, we remember
Saat kita melangkah, kita teringat
All the times we had together
Waktu yang kita lewati bersama
And as our lives change, Come whatever
Dan saat hidup kita berubah, apapun yang terjadi
We will still be, friends forever
Kita kan berteman selamanya

So if we get the big jobs and we make the big money
Jadi jika kita punya pekerjaan besar dan kita hasilkan banyak
uang
When we look back now, will that joke still be funny?
Saat kita mengenang, akankah candaan itu tetap lucu?
Will we still remember everything we learned in school?
Akankan kita tetap ingat segala yang kita pelajari di sekolah?
Still be trying to break every single rule
Masih terus mencoba melanggar setiap aturan
Will little brainy Bobby be the stockbroker man?
Akankah si bodoh Bobby jadi pialang saham?
Will Heather find a job that won't interfere with her tan?
Akankah Heather dapatkan kerja yang takkan halangi kulit
sawo matangnya?
I keep, I keep thinking that it's not goodbye
Aku terus berpikir ini bukanlah perpisahan
Keep on thinking it's a time to fly
Terus berpikir ini saatnya untuk terbang
And this is how it feels
Dan beginilah rasanya

CHORUS

La, la, la, la; yeah, yeah, yeah
La, la, la, la,

we will still be friends forever
Kita kan berteman selamanya

Will we think about tomorrow like we think about now?
Akankah kita berpikir tentang hari esok seperti pikiran kita
sekarang?
Can we survive it out there? Can we make it somehow?
Bisakah kita pertahankan itu? Bisakah kita mengatasinya?
I guess I thought that this would never end
Kukira pikirku ini takkan pernah berakhir
And suddenly it's like we're women and men
Dan tiba-tiba rasanya kita perempuan dan lelaki dewasa

Will the past be a shadow that will follow us round?
Akankah masa lalu jadi bayangan akan terus ikuti kita?
Will these memories fade when I leave this town
Akankah kenangan ini pudar saat kutinggalkan kota ini
I keep, I keep thinking that it's not goodbye
Aku terus berpikir ini bukanlah perpisahan
Keep on thinking it's a time to fly
Terus berpikir ini saatnya tuk terbang
CHORUS (3x)