“Bu, ini
potongan bawangnya udah cukup nih segini?”
Ibu yang sedang mengaduk opor kambing, menghentikan kegiatannya
sejenak “Boleh ibu liat dulu?”
Bibirnya bergumam kecil, sambil menujuk kearah sayuran, mengira-ngira dengan
akurat. Agar masaknnya pas. Kemudian jari telunjuknya diletakkan di bibirnya.
Aku masih menunggu jawaban dari pertanyaanku tadi. Tiba-tiba alisnya naik “Nak, bawang putihnya ditambah dua butir lagi,
bawang merahnya lima butir lagi cukup”
“Oh, oke
buu”. Aku kembali sibuk mengiris bawang.
Hari ini kami akan membuat sambal kering. Menu kesukaan keluarga
ketika lebaran. Dan biasanya kami akan mempersiapkan masakan ini dua hari
sebelum hari lebaran. Aku begitu suka sambal kering buatan ibu, karena
menurutku, sambal kering buatannya adalah yang terbaik dan terenak sedunia.
“Nah, kalo
bawangnya udah diiris semua, tolong bantu ibu lagi boleh?”
“Yap siap boleh!
Bantu apalagi bu?”
“Semangat betul”
ibu
tersenyum. “Nanti ketupat yang udah ibu
angkat tadi, kan udah adem tuh, tolong diikat yaa. Dibikin lima buah aja tiap
ikatannya yaa..”
“Oke kalo
gitu bu. Laksanakan! Hehehe. Setelah ini apalagi? Katakan apalagi yang harus
aku bantu bu?”
“Mmm..untuk
sekarang, itu aja dulu yang dikerjain nak. Terimakasih udah mau bantuin ibu
yaa.”
“Ya bu.
Aku senang bantu ibu. Aku ingin seperti ibu. Ibu pintar
masak, ibu yang sholehah, penyayang, sabar, rajin, juga lembut” Aku meringis lebar. Ibu tergelak melihat gigi-gigi mungilku.
“Alhamdulillah
kalo ibu dimata kalian seperti itu. Ibu berharap mampu menjadi panutan buat
anak-anak ibu. Dan ibu ingin abadi dihati kalian, walaupun ibu udah ga ada
kelak.” Aku mengangguk tak mengerti. Kakiku berlari kearah ketupat yang
telah ibu tunjuk. Mengikatnya dalam ikatan lima buah. :)
Kamis, 11 Juni 2015
00:04:23
Penenun Asa
0 comments: