Wednesday, June 17, 2015

Masak Bareng Ibu



“Bu, ini potongan bawangnya udah cukup nih segini?”

Ibu yang sedang mengaduk opor kambing, menghentikan kegiatannya sejenak “Boleh ibu liat dulu?” Bibirnya bergumam kecil, sambil menujuk kearah sayuran, mengira-ngira dengan akurat. Agar masaknnya pas. Kemudian jari telunjuknya diletakkan di bibirnya. Aku masih menunggu jawaban dari pertanyaanku tadi. Tiba-tiba alisnya naik “Nak, bawang putihnya ditambah dua butir lagi, bawang merahnya lima butir lagi cukup”

“Oh, oke buu”. Aku kembali sibuk mengiris bawang.

Hari ini kami akan membuat sambal kering. Menu kesukaan keluarga ketika lebaran. Dan biasanya kami akan mempersiapkan masakan ini dua hari sebelum hari lebaran. Aku begitu suka sambal kering buatan ibu, karena menurutku, sambal kering buatannya adalah yang terbaik dan terenak sedunia. 

“Nah, kalo bawangnya udah diiris semua, tolong bantu ibu lagi boleh?”

“Yap siap boleh! Bantu apalagi bu?”

“Semangat betul” ibu tersenyum. “Nanti ketupat yang udah ibu angkat tadi, kan udah adem tuh, tolong diikat yaa. Dibikin lima buah aja tiap ikatannya yaa..”

“Oke kalo gitu bu. Laksanakan! Hehehe. Setelah ini apalagi? Katakan apalagi yang harus aku bantu bu?”

“Mmm..untuk sekarang, itu aja dulu yang dikerjain nak. Terimakasih udah mau bantuin ibu yaa.”

“Ya bu. Aku senang bantu ibu. Aku ingin seperti ibu. Ibu pintar masak, ibu yang sholehah, penyayang, sabar, rajin, juga lembut” Aku meringis lebar. Ibu tergelak melihat gigi-gigi mungilku.

“Alhamdulillah kalo ibu dimata kalian seperti itu. Ibu berharap mampu menjadi panutan buat anak-anak ibu. Dan ibu ingin abadi dihati kalian, walaupun ibu udah ga ada kelak.” Aku mengangguk tak mengerti. Kakiku berlari kearah ketupat yang telah ibu tunjuk. Mengikatnya dalam ikatan lima buah.  :)
 

Kamis, 11 Juni 2015
00:04:23
Penenun Asa

Assalamualaikum Halo, aku Khoeriyah Muiz. Pengajar muda sekaligus ASN 2018 yang akan menginspirasi melalui tulisan. Tinggalkan komentar, kritik dan sarannya yaa. Terima kasih :)

0 comments: