![]() |
Pict: Istimewa |
“Yang paling penting bukan
mencapai gelar sarjananya, tapi mempertahankan gelar kesarjanaannya. Gelar sarjananya mudah diraih, tapi mempertahankan itu yang susah.” Nasehat Prof.
Dr. Hairunnas, M.Ag, selaku penguji satu ketika akan dibacakan pengumuman lulus
atau ga lulus di sidang munaqasyah, mengguncangkan seluruh relung hati kami
bertiga.
![]() |
Team Summum Bukmum |
Kami bertiga mulai terisak, terharu
sekali mendengar nasehat beliau. Lebih haru lagi ketika kami bertiga dinyatakan
lulus semua. Maka sejak hari itu, tanggal 20 Ramadhan 1439 H atau 5 Juni 2018 kami berhak
menyandang gelar kesarjanaan kami, Sarjana Pendidikan, S.Pd. Perasaan bagiamana yang
dirasakan? Mmh, lega. Akhirnya perjalanan 1 tahun terakhir ini ngerjakan
skripsi selesai sudah, ghahahaha.
Tapi tau ga sih, sebelum sidang, kami dipenuhi drama. Dimulai dari berebut ruang sidang, yang entah kenapa kami harus diusir anak Menejemen Pendidikan Islam. Kemudian kami ngalah, soalnya mereka ada lakinya, takut kena pukul wkwkw. Maka kami berpindah ke ruang depannya. Ternyata pagi itu anak bahasa Inggris juga ujian munaqasyah, di ruangan yang baru kami pindah tersebut. Dan lagi, diusirlah kami dari ruang itu. Padahal barang-barang bawaan kami sudah dipindahkan ke ruang itu semua, buku yang segambreng, media pembelajaran yang kami bawa, parsel penguji, laptop, infokus, jubah penguji, rempong banget dah.
Ga terima kami diusir lagi, kali ini kami enggan beranjak, kami menelpon staff prodi kami. Jawaban tak memuaskan kami dapatkan "Bilang aja, siapa cepat dia dapat." Kami menelan ludah, sedangkan dua prodi tersebut membawa bukti pemakaian ruangan tersebut, nah kami? Akhirnya kami mengalah lagi, entah akan dikamanakan hari ujian kami.
Sebenernya ada 3 ruang ujian, tapi pagi itu semuanya dipakai untuk munaqasyah. Dan kami teroesir karena ga membawa bukti pemakaian tempat. Satu-satunya ruang yang kosong adalah Aula FTK. Sempat akan dipakai untuk acara organisasi apa gitu. Ketika mereka sedang mengecek sound sistem, kami memohon pinjam duluan dengan mereka. Mereka mengalah, dan yeah! Kami dapat Aula FTK yang, duh..ruangannya adem, berAC, lebarnya 2 kali lebar ruang kelas dan ruangannya berbeeda dengan 3 ruangan lainnya yang pendingin ruangannnya menggunakan Blower, kipas angin yang brisiknya menganggu, whahaha. Kalau begini ceritanya sih, dengan senang hati kami pindah ruangan kan? wkwk. Alhamdulillah, bersyukurnya.
Tapi tau ga sih, sebelum sidang, kami dipenuhi drama. Dimulai dari berebut ruang sidang, yang entah kenapa kami harus diusir anak Menejemen Pendidikan Islam. Kemudian kami ngalah, soalnya mereka ada lakinya, takut kena pukul wkwkw. Maka kami berpindah ke ruang depannya. Ternyata pagi itu anak bahasa Inggris juga ujian munaqasyah, di ruangan yang baru kami pindah tersebut. Dan lagi, diusirlah kami dari ruang itu. Padahal barang-barang bawaan kami sudah dipindahkan ke ruang itu semua, buku yang segambreng, media pembelajaran yang kami bawa, parsel penguji, laptop, infokus, jubah penguji, rempong banget dah.
Ga terima kami diusir lagi, kali ini kami enggan beranjak, kami menelpon staff prodi kami. Jawaban tak memuaskan kami dapatkan "Bilang aja, siapa cepat dia dapat." Kami menelan ludah, sedangkan dua prodi tersebut membawa bukti pemakaian ruangan tersebut, nah kami? Akhirnya kami mengalah lagi, entah akan dikamanakan hari ujian kami.
Sebenernya ada 3 ruang ujian, tapi pagi itu semuanya dipakai untuk munaqasyah. Dan kami teroesir karena ga membawa bukti pemakaian tempat. Satu-satunya ruang yang kosong adalah Aula FTK. Sempat akan dipakai untuk acara organisasi apa gitu. Ketika mereka sedang mengecek sound sistem, kami memohon pinjam duluan dengan mereka. Mereka mengalah, dan yeah! Kami dapat Aula FTK yang, duh..ruangannya adem, berAC, lebarnya 2 kali lebar ruang kelas dan ruangannya berbeeda dengan 3 ruangan lainnya yang pendingin ruangannnya menggunakan Blower, kipas angin yang brisiknya menganggu, whahaha. Kalau begini ceritanya sih, dengan senang hati kami pindah ruangan kan? wkwk. Alhamdulillah, bersyukurnya.
![]() |
Sebelum pengumuman. Gabisa senyum wkwkw. |
Dan akhirnya, tentunya gue bersyukur pada Allah dan berterimakasih sedalam-dalamnya untuk kedua orang tua, seluruh keluarga, sahabat dan orang-orang yang turut serta dalam pencapaian perjalanan sejauhini. Ini semua untuk kalian, KALIAN LUAR BIASAAA! Wkwk. Kaya lagi sambutan ajang award gitu ga sih? wkwkw.
Yang paling penting adalah: Ya Allah kelar juga kuliah gueee, mpet banget soalnya ngerjain skripsi wkwk.
![]() | ||
Teman Perjalanan mengerjakan Skripsi |
Penenun Asa
Bermakna dan Memaknai
8 Juni 2018
Pekanbaru
Untuk Ibu,
Jikapun aku mendapat gelar sarjana ini
tanpamu disisiku
semoga segala pahala jihad menuntut
ilmuku selama kuliah sampai juga kepadmu