Saturday, February 27, 2016

Tak Kenal Maka Ta'aruf, bareng OWOP


Jadi, di grup nulis One Week One Paper bakal  dirombak sistemnya. Kira-kira mulai bulan Maret diterapkan sistem barunya itu. Entah mau dibuat gimana juga. Tapi, udah mulai tejawab satu-persatu. Dengan adminnya yang udah diganti. Mungkin bakal jadi cukup rumit, maka secara perlahan mereka menjelaskan. Nah.. karena sistemnnya baru, maka seolah grup whatsapp OWOP 3 ini baru dibentuk. Mulailah kami perkenalan diri lagi, perkenalan yang sama seperti ketika baru menjadi anggota baru. Ospek OWOP 3 dan Tak kenal maka Ta'aruf :’)


Seru banget sesi perkenalannya. Masing-masing dari mereka memperkenalkan diri dengan amat kreatif pastinya. Ada yang sampai curhat, memotivasi, membuat tertegun. Udah kaya stand up comedy tapi ini versi tulisan. Mungkin disebutnya write up comedy kali yaa, haha. Padahal nih, ini masih sesi perkenalan diri lho! Kebayang ga sih sesi yang lainnya? Pasti lebih seru dan akrab lagi tentunya! Kagum ane :D


Aku yang udah lama ga pernah nongol di grup ini pun, tiba-tiba nongol, ikut nimbrung. Daaaan, jadi lebih mengenal dekat mereka setelahnya. Padahal mereka nun jauh disana, entah dibumi belahan mana. Wajah tak pernah bersua, tapi berasa dekat dengan ta'arufan tadi. Ah..aku akui, anak OWOP itu memang hebat dalam menulis!


Ga kalah dong, aku juga ingin dikenal mereka, maka aku pun menuliskan gini :


Assalamualaikum ya akhi ya ukhti..xD
Perkenalkan nama di ijazah khoeriyah muiz, tapi nama pemberian nenek choeriah muiz. Serius gitu. Tapi aku lebih cinta nenekku dan menghargai pemberian nama dr nenekku, itu kenapa segala sosmed pakai nama choeriah muiz. Lagian nama choeriah kayanya emang pembawa hoki gitu xD

Paling ga ngerti, klo ada yg manggil dg sebutan 'choe'. Apaan itu choe choe? -_-
Jadi panggil aku dengan sebutan Muiz aja yaa :)

Lahir di Jawa Tengah, tepatnya kota ngapak, Banjarnegara 20 tahun 11 bulan yg lalu. Bulan depan ultah lagi, ya sallam berkurang deh umur, tp prestasi blm ada -,-
Alhamdulillah meski begitu Allah udh ngasih kesempatan waktu utk memperbaiki diri :)

Nah..sekarang berdomisili di Riau tepatnya di kabupaten Kuansing (transmigrasi bareng kakak dan Wa'). Tapi ni hari lagi di Pekanbaru, menuntut ilmu di Uin Suska Riau. Dan quotes dr Imam Syafi'e mampu menguatkan kami disini "Merantaulah, orang yang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman, tinggalkan negerimu, merantaulah ke negeri orang."


Pict : By Penenun Asa
 
Maka, AYO MERANTAU! XD *dihh apaan

Buku yg selalu dikoleksi buku babehnya kak dhira, babeh Jamil Azzaini. Suka fiksi juga, tapi kalau baca fiksi, lebih suka baca di wattpad dari pada beli bukunya xD *dih ga modal

Hobi? Ngrusuhin grup chat xD
Tapi masih pada level ngajak diskusi koq ;)
Kesukaan? Warna abu-abu suka banget.
Hal yg ga disukai? Kalau lagi bertapa terus diganggu --_--

Mimpi? Kolaborasi. Apapun yang dikerjain, direncanakan, dimimpikan dan dicita-citakan maunya kolaborasi. Kamu bisa apa? Aku bisa apa? Nah..yuk bergabung kita! Karena percayalah sapu lidi itu bisa buat menyapu karena ijuknya banyak. Kalau cuma satu batang lidi aja, buat tusuk gigi aja deh xD
Ya, hari gini, MEA udah mengguncang dunia, jangan mau sendiri-sendiri, eh..tapi masih asik dg 'kesendirian' sih..:P #gagalfokus

Dan sekian, semoga yg namanya tercantum diatas selalu keep istiqomah nulis di http://choeriahz.blogspot.co.id/

Wassalam ya akhi ýa ukhti yang semoga selalu disayang oleh Allah..


Aku mesem-mesem, sepertinya aku mulai jatuh cinta lagi dengan OWOP 3, karena ta'arufan ini..  :)








Penenun Asa
Hei! I OWOP You :)

Monday, February 22, 2016

Memperlebar Zona Nyaman


Seharian kemarin aku lagi memikirkan obrolanku bareng Widya selama kami diperjalan pulang, selepas dari silaturahmi dari tempat Kang Mukhlis. Iya, silaturrahmi serius. Haha. Kami kumpul lagi kemaren. Asik banget pokoknya, kalau udah kumpul sama mereka. Hutang liburan terbayar hari itu juga! Ah..ya, kata Widya ‘zona nyaman’. "Ketika kita udah menemukan itu, maka perjuangkan, pertahankan!"

Simplenya gini. Aku yang suka dengan nulis, ga nulis barang satu paragraf dalam satu hari, atau ga buat quotes apaan gitu, maka bakalan hilang mood aja tuh seharian. Mood boster kata coach Wira Ramli, yang artinya pembangkitkan semangat. Dan mood boosterku itu adalah nulis. Jadi, dengan nulis, akan mampu membangkitkan semangatku, udah kaya recharge deh, bisa dibilang gitu. Kalau coach Wira dengan moodboosternya adalah musik, dengan musik, semangatnnya naik, maka aku dengan nulisku. Oke? Bisa dimengerti? Nah, pada akhirnya aku udah menemukan zona nyamanku. Inilah NULIS!
 
Kalau aku dengan zona nyamannya adalah nulis, maka lain lagi dengan 4 sahabatku yang rada-rada ga waras, AHAHA. Bisa sih ga waras gitu, tapi ngangenin -,- 
Widya misalnya, dia baru menemukan bahwa zona nyamannya adalah kebebasannya berkarya didunia entertain, yang nge-emce, siaran radio, kang Ari yang dengan COCnya dia nyaman, atau kang Mukhlis dengan kesukaannya kumpul dengan sahabat-sahabatnyanya dan sifat murah hatinya, juga Siti yang nyaman dengan mengunyah cemilan dan makanannya. Ahahaha. Ya Allah..kami ini apaan sebenarnya xD Yap, itu zona nyaman kami masing-masing.

Dengan segala zona nyaman itu, pasti deh ya kita ga mau beranjak dari hal itu. Ya kan? Yup. Siapa sih mau beranjak dari kasur ketika hujan mengguyur lebat? Maunya seharian aja kita bergulung-gulung di kasur, betul ga? Nyaman ga sih? Hangat dan empuk bukan? Seperti itu zona nyaman. Ketika kita kita udah dapatkan hal ternyaman dalam hidup kita, maka selanjutnya adalah memperlebar zona nyaman kita. Maksudnya? Nah..kita udah nyaman dengan sesuatu kan? Maka jalan selanjutnya adalah meraih yang belum sepenuhnya nyaman itu. Kaya misal di kasur tadi, udah hujan lebat banget pokoknya, posisi ga mau keluar dari kasur, maka kita memperlebar zona nyaman tadi itu, dengan menambah selimut hangat plus dengerin lagu-lagu pengantar tidur. Duhh..itu ga bakalan lepas dari kasur kalau begitu. Yup! Itu yang disebut memperlebar zona nyaman. 

Kata orang, kita perlu keluar dari zona nyaman, iyakah begitu? 
Nah lho, buat apa keluar dari zona nyaman? 
Dari hasil sharing bareng keluarga besar Thinker di grup whatsapp, aku menyimpulkan, bahwa kita ga perlu keluar dari zona nyaman kita. Kan, kita udah perjuangkan zona nyaman itu, masa sih kita harus keluar? masa sih mau dilepas? Sstt..kita hanya perlu memperlebar zona nyaman kita. Menambah kenyamanan yang udah kita dapat tadi.

Oke, kita fokuskan ke Widya dan kang Ari dulu deh. Kalau Widya yang baru menemukan bahwa zona nyamannya adalah siaran dan nge-MCnya, maka dia memperlebar zona nyamannya. Dia membuat target ditahun ini masuk jadi presenter disuatu tv.
Makin nyamankah dia? Pasti dong! Meski aku tau, dia bakalan cape bolak-balik siaran. Dia juga bakal jarang pulang kampung.  Yang pasti buat raih zona nyamannya agar lebih nyaman itu ga gampang. Karena itu nyamannya dia, maka, aku mengaminkan dan mendukungnya memperjuangkan dan mempertahankan zona nyamannya itu.

Juga kang Ari dengan zona nyaman, Clash of Clannya. Game yang lagi booming banget,
permainan yang pada tanggal 7 Oktober 2013 dirilis secara Internasional di Google Play itu, mampu membuatnya nyaman. Hingga dia lupa ada sahabat-sahabatnya. Karena itu nyamannya, maka ia memperlebar pula zona nyamannya dengan target bermain COC positif, ngehasilin duit kata dia. Insha Allah.
"Level 9, satu jutaan."
"Emang sampai level berapa?"
"11 dan itu udah keren banget semuanya!"
"Nah kamu udah level berapa?"
“Mau level 7 ke 8." Kata dia optimis sampai ke level tertinggi.
“Oh..”

Kami berempat ber 'Oh' ria. Paham kemana arah pembicaraannya. Dan kami mengaminkan dan mendukungnya. Dia nyaman? Nyaman dong, kan emang udah kesukaannya main itu. Meskipun kami berempat hanya mengangguk-angguk ga paham ketika dijelaskan dia tentang apa itu bavarian, apa itu troof, acher pula lagi, WAR apaan. Sumpah, kami diajarin 4 sks all about COC sama dia! Ahahaha. Yang pasti, yang dikorbankannya adalah,
sahabat-sahabatnya yang udah keki nyindir dia lewat pm di bbm, haha  dan paket internet dia tentunya.

Dan aku yang sekali lagi nyaman dengan nulisku. Saking asiknya, sales gedor-gedor buka pintu juga akan aku buka. Ahaha. Ya ngapain dibuka juga. Mak aku juga memperluas zona nyamanku dengan buat target, dalam sebulan 5 tulisan yang diposting diblog, tetep menulis setiap hari dan membaca buku juga setiap hari. Setelah baca buku, maka harus menuliskan point penting yang ada dibuku itu. Nah..aku nyaman? Nyaman dong..karena ternyata inilah zona nyamanku, ya palingan mata ada pedas-pedasnya gitu -.- Dan korban satu lagi, ga bisa pulang kampung! Ah..iya maaf.. *sungkem ke kak astin*

Dengan masing-masing kita yang punya zona nyaman, dari zona nyaman itu ada hal yang harus kita perjuangkan, ada hal yang harus kita raih. Mungkin terlihat egois, karena pasti ada yang terkorbankan, mungkin menyakiti mereka orang-orang tersayang juga. Dan bukan juga bermaksud egois, sekali lagi ada hal didalam diri kita yang harus kita perjauangan dan kita raih.

Nah..itu zona nyaman. Hal yang membuat kita nyaman dan akan makin nyaman ketika diperlebar. Terkadang orang tanpa perasaan berkomentar..

"Buang-buang waktu aja sih"
"Kamu gila yaa?"
"Kaya gitu aja dikejar!"
"Kurang kerjaan. Kaya ga ada kerjaan lain aja.."

Tapi gimana ya? Namanya juga udah zona nyaman gitu kan? Bagi orang lain itu memang ga penting, tapi bagi kita, yang udah mendapatkan zona nyaman itu, maka itulah hal yang penting. Lagian, koq kenapa sih sibuk ngomentarin orang? Kalau punya zona nyaman juga, kenapa ga dijalani zona nyamannya?? Nah..lho..yang kurang kerjaan siapa sekarang? Yang sibuk ngomentarin atau yang sibuk memperluas zona nyamannya?
Biarkan seseorang mencari zona ternyamannya untuk bertumbuh, arahkan dan ingatkan ia jika mulai salah arah.

Jadi, apa zona ternyamanmu?
Masih mau ngomentarin zona nyaman orang lain?

Yuk raih, perjuangkan, pertahankan!
Dan mulailah untuk memahami zona nyaman orang lain.
 

Bonus foto mencengangkan kami berlima XD


--
Penenun Asa
20 Februari 2015
Sukses Mulia
Btw, aku belum sepenunnya tau zona nyaman
 kang Mukhlis dan Siti apaan, haha
Apa zona nyaman kalian berdua sebenarnya?

share dongs :D



Tuesday, February 16, 2016

Keponakan II
Oya, ini kisah sebelumnya.. :D
Keponakan


"Mana sih balvil? Orang masih iklan gitu kan..?" Mawar datang dari belakang diikuti Nizar dengan membawa hasil buruannya dari kulkas mbah Nung. Jeruk! Wah kalau soal grebeg-mengrebeg makanan tempat mbah Nung, dia memang jagonya. Datangnya Mawar sukses mencuri perhatian Hana dan Kia. Aku mesem-mesem.

“Tuh balvil belum mulai. Masih iklan koq.” Kata Nizar polos sambil mengerucutkan bibirnya. Dia memihak siapa?

“Masih iklan, nonton bolang dulu kak Hanauu atau engga yang eseteve tadii..” Protes Mawar. Nah, ini, Mawar memihak tantennya kan? Pintar. Haha.

“Kak aku mau kaaakk.” Kia beringsut berebut jeruk dengan bang Nizar.

“Ambil-ambil! Mau Te?” Mawar menawarkan jeruknya. Aku mengangguk. Dia melempar satu butir jeruk kearahku.

“Iya..iyaa..ini aku ganti. Nih, mau ganti apa?”  Dia melunak. Meletakan remot di kursinya. Aku bekerut melihatnya. “Kak Mawar aku mau jeruknya..” Aelah..ternyata, ada udang dibalik peyek. Aku tertawa dalam hati. Untuk saat ini, aku hanya perlu mengawasi mereka. Tidak usah terlalu ikut campur pertikaian mereka. Mereka kan juga bisa menyelesaikan masalah mereka sendiri, tanpa campur tangan orang dewasa. Tapi tetap, gimanapun aku harus mengutamakan kondusifnya suasana dan stabilitas emosi mereka. Haha.

Ku lirik Kia dan Bang Nizar. Setelah berebut jeruk, mereka bercengkrama berdua, saling kupas-kupasan jeruk dan cerita polos. Oke, akur.

“Udah..habis. Weekkk.” Ledek Mawar.

“Ihh..kak Mawar lho! Aku enggak dikasihhhh!!!” Protesnya tidak terima. Hana pasang wajah sewot. Lagi. Duh...

“Ya ambil di kulkas sana lho! Kan Hana punya kaki. Emang kakak pembantumu?!” Mawar berdecak sebal.

“Ya! Kak Mawar emang pembantuku!”

“Ish..ogah kali!”

Ya sallam, mau ngakak tapi gimana yaa. “Berantem. Gitu aja terus,  sampe ladang gandum dihujani meteor coklat dan jadilah koko crunch. Nih..jeruk ante nggak abis, buat Hana aja! Koko dulu, baru sekolah!” Aku menyodorkan jeruk yang belum habis setengah itu. Sambil menirukan iklan di tv, berusaha buat lurusin wajah Hana.

“Terimakasih Te!” Oke lumayan, dan itu mampu membuat wajah Hana tersenyum hangat. Kemudian Hana berlalu kearah kursinya, melewati kursi mawar dan memeletkan lidahnya.

“Huu..dasar!”

“Apaa?!”

Belum sampai Hana duduk di kursinya..

“Aku mau jeruk lagi lah bang Nizaaar!”

“Enggak mau! Kan tadi Kia udah dikasih satu sih..!”

“Ya aku mau lagi lho..! Punya bang Nizaaaarr!!!” Rengek Kia.

Duhh..ya sallaaammm. Apa lagi ini? baru habis perkara Hana yang diledek Mawar, ini si Kia pula berantem sama Nizar!! Nah..lho..


-End-


Potret mereka, ketika sedang lumayan akrab xD 
(Kiri ke kanan: Kia, Nizar, Mawar dan Hana)


Hana : kelas 1 SD, anaknya mas Taqin
Kia : TK, anak mba Astin
Mawar : Kelas 5 SD, anak mas Slamet
Nizar : TK, Adiknya Mawar
Ante : Adiknya mas Taqin, mba Astin, dan mas Slamet wkwkw



-----
Penenun Asa
Pku

Ini tulisan buat adiknya Hana
 yang lahir 12 Februari kemaren.
12 atau 11 ya? haha
Dg bertambah keponakan,
duhh..jd terbayang suasana rumah.
Kakak2mu itu brisik, iseng jg, 
jd kamu harus jd ank baik yaa, shaleh apalagi,
kalau perlu jd pnghapal quran, :D
Keponakan
"Ishhh..nengok balvil lho Teee! Kenapa diganti?!"

Aku tersentak. Duhh..tiba-tiba aja. "Hana anakanya pak Taqin yang paling cantik, lagi iklan sayangg.." Nada suaraku dibuat semanis mungkin. Padahal sih, ya sallam..berasa punya adik kecil jadinya.

"Sini remotnya!" Dia mengambil paksa remot itu dari tanganku. Memasang wajah asamnya karena acara Balvilnya diganti. Kemudian memindah chanel tv satu persatu secara manual. Aku melongo. Yah..sayang banget deh, dengan berat hati aku harus mengikhlaskan film seru di eseteve dengan tayangan bocah ini!

"Kaakkk..upin ipin lhoo." Kia yang sedari tadi diam, ikut ramai meminta jatah tayangannya. Mulutnya asik ngunyah tempe goreng menghabiskan suapan terakhirnya.

"Ya nanti lho kiaaaa! nonton balvil duluuu!"


“Upin ipiiinn.”


Sudah deh, kalau Kia sama Hana bersanding, aku pokonya lambaikan tangan ke kamera. Minta foto bersama saja. Minyak dan air sih, kalau aku sebutnya. Dua anak yang ketika aku menghadapi mereka berantem, tiba-tiba ilmu tentang menghadapi anak dan psikologi anak yang aku pelajari di kampus, hilang tertelan bumi. Aku dibuatnya tak bisa berkutik. Emak dan babeh mereka saja sodaraan banget, ini kenapa anaknya sewot-sewotan begitu? Zat kimia apa gerangan yang menyebabkan mereka pro-kontra begitu?


Wajah Hana semakin masam. Semasam ketek makhluk yang 3 hari tidak mandi. Kia turun dari kursinya, mendekati kursi Hana, hendak meminta paksa juga remot dari Hana, menantang kakaknya itu. Hana semakin sewot. Aku menahan tawa. Biarin dulu, biarin. Lihat saja part selanjutnya.


Aku rasa, memang lebih menenangkan melihat pemandangan seperti ini. Anak kecil yang berantem memperebutkan sesuatu. Mereka lebih alami, sewot alami, berteriak juga alami. Tak masalah dong berantem, toh kemudian esok atau nanti bakal lupa dan bermain bersama lagi. Sepolos itu anak-anak, begitu seterusnya. Asik, tak ada dendam, apa lagi sianida diantara mereka. Haha.


Tak seperti bertengkarnya orang dewasa, melihatnya saja serasa ingin mematikan tv. Lho drama? Iya drama banget! Makhluk dewasa yang sedang berantem; hanya diam, sama-sama dongkol, dendam nyi pelet, egonya itu lho..yang suka merasa paling benar, dan gensi buat minta maaf! Dihh..minta maaf, tegur sapa plus senyum saja enggak. Dan pertanyaan besar! Kenapa semakin dewasa kita susah meminta maaf dan memberi maaf? Nah tuh! Gimana coba? 


Hana : kelas 1 SD, anaknya mas Taqin
Kia : TK, anak mba Astin

Penenun Asa
Nah kira-kira gmn sih kelanjutan cerita mereka berdua?
Makin berantem atau malah baikan yaa?
Silakan buka part ke dua di
Keponakan II