Monday, July 31, 2017

Ternyata Gue Ganggu Sarang Semutnya
Gue suka sekali tinggal di kompleks perumahan baru gue, rumah yang gue tempatin sekitar pertengahan April lalu. Selain karena lingkungannya yang warganya kebanyakan adalah keluarga berumah tangga, tinggal disini juga membuat gue lebih tenang dalam mengerjakan skripsweet. Yang paling gue favoritkan adalah gue bisa menyaksikan aksi bocah-bocah berlarian disekeliling kompleks dan satu lagi gue bisa mengeksplore hal-hal keren lain disekitar kompleks gue dalam potret.

Iya, dalam hobi baru gue menjadi Androidgrapher! #eeaabegaya #udahnikahinaja

Nah, tadi sebelum maghrib ketika gue nyari es batu buat bukaan, gue nemu sunset yang sayang banget dong kalau gue lewatkan begitu aja. Maka gue beraksi langsung tuh, mempraktikkan ilmu baru memotret menggunakan android yang gue pelajari lewat YouTube. Gue memgeksplorasi apa itu yang disebut Komposisi, Framing dan Perspektif dll. Emang ribet gitu ya bahasa fotografi. Ahaha.

Ketika gue lagi ambil angle yang bagus, mengambil Framingnya (dalam memotret ada yang disebut Framing atau bingkai. Yaitu kita meletakkan objek yang akan kita potret berada disekililing objek lain) dan komposisi (yaitu meletakkan objek pada tiga titik garis layar potret) matahari sore ngikutin sesuai tutorial yang gue lihat di Youtube. 

Ga bilang ya kalau mau nongol. Tautau udah gigit aja 

Pas gue lagi asik ngambil moment sinar matahari yang mau tenggelam itu, ga sengaja tangan gue menyenggol pohon Hati. Gue ga  ngerti nama pohonnya apaan, gue panggil aja pohon Hati. Ahaha. Berkali-kali. Ini ga sengaja tapi berkali-kali. Ternyata di pohon hati itu ada sarang semut merah. Sontak semut itu keluar dari sarangnya dan menggila naik menyerang tangan gue. Guenya kelabakan. Untung aja gigitannya ga sakit. :") #purapurasokkuat

"Kok bisa sampai kegigit gitu? Kenapa harus senggol menyenggol pohon hati coba? Petakilan banget sih" Ahaha. Gue jadi tiba-tiba ngomel sendiri digigit semut gitu. Tapi sambil motretin semutnya juga. Ahahaha.

Senjanya di kompleks perumahan gue :D

"Kan. Kenapa harus mengganggu sarang semut coba? Kalau fokusmu adalah mengambil moment cahaya matahari sore? Kena gigit semut jadinya, kan? Sakit, kan?"

"Kan. Kenapa harus mengganggu hati cewek lain coba? Kalau fokusmu bukan pada cewek itu? Sakit tau, cewek digituin. Semut aja diganggu bisa marah, gimana hati cewek. DASAR COWOK!" Teriak gue, dalam hati. "Itu makanya, jangan suka ganggu."

#damn #lohkok #iniapasih #malahbapersendiri

Kemudian gue ngacir beli es batu, ketika abang-abang yang lagi bermain takraw mulai memandang aneh kearah gue.


*ini kalo ada anak fotografer baca ini tolong tegur aja gue ya kalo salah penulisan atau salah mengartikan. Gue ga mau dibilang sok tua, eh sok tau, karena guenya jg baru belajar


Penenun Asa
31 Juli 2017
Mana tau bisa jadi tukang potret beneran kan,
Yg pake kamera profesional gityu ~

Wednesday, July 12, 2017

Tulisan Receh

Pict By: PenA


"Masih suka nulis?" Kata seseorang kepadaku.

"Masih."

"Ah, tapi kok akhir-akhir ini jarang posting lagi ya?"

"Emang siapa sih yang suka tulisan receh kaya tulisan-tulisanku itu?"

"Hahaha, iya sih emang receh banget. Aku juga heran kenapa aku bisa suka baca tulisan recehmu itu?" Dia menggaruk tengkuknya.

"Kurang asem. Aku suka bilang, bahwa tulisan-tulisan yang ada di blogku adalah tulisan jujur. Aku pernah nyoba jadi orang lain, tapi tidak dengan tulisanku. Tulisanku selalu menampilkan keapaadaannya aku."

"Kata orang sih gitu, kalau pengin mengenal seseorang dan kedalaman hatinya, baca tulisan-tulisannya. Karena tulisannya adalah cermin jiwanya, kejujurannya, bagaimana kepeduliannya dan kemana pemikirannya berarah." Katanya merenung dalam. Keningnya berkerut, bola matanya mengarah keatas, hei, dia tipe visual! Haha.

"Yup! Aku setuju. Ada satu blogger yang aku ikutin dari aku SMA. Mengenalnya meski hanya lewat tulisan-tulisannya tapi mampu membuatku menjadi lebih baik. Mungkin karena tulisan-tulisannya yang jujur dari hati kali ya? Maka kejujuran itu sampai ke pembaca. Khususnya aku." 

"Siapa dia?"

"Kak Dhira. Nadhira Arini. Karena tulisannya, aku sepakat untuk ga pacaran sebelum halal, meski lingkungan habis-habisan nge-bully aku yang katanya kuno bin culun karena ga mengenal pacaran. Coba, nyebelin banget ga sih. Gara ga pacaran dibilang kuno?!" Omelku, geregetan karena sering dibully hal yang sama berulang kali. "Dan tulisan-tulisannya itu mampu banget menguatkan aku untuk tetep ga pacaran dan menjaga diri. So, akhirnya gue bodo amat sih dengan mereka-mereka yang suka nge-bully gitu, Sumpah! Ahaha"

"Wah!" Matanya mengerjap-ngerjap takjub. "Sebegitunya ya?  Jadi ada quotes yang bilang bahwa kita akan jadi seperti yang kita baca, ternyata bener ya. Dan itu terbukti di kamu lho." 

"Hooh. Aku dulu pengin memperbaiki diri, dan untungnya ketemu tulisan kak Dhira! Maka kalau pengin memperbaiki diri dan hati, baca deh tulisan yang membuat jiwa  kita semakin baik, yang penulisnya menulis dari hati, mengungkapkan suara-suara kritisnya lewat aksara."

Dia mengangguk-angguk tanda setuju. 

Kemudian kami sama-sama menyelami pikiran masing-masing.

"Eh. Mmmhh, aku suka tulisanmu. Mengalir, sederhana dan keAKUan banget."

"Eh. Terimakasih." Jawabku tersenyum manis kearahnya.







12 Juli 2017
Penenun Asa
Di grimisnya Ujung kamar

Gerimis unch begini, tiba-tiba terputer lagu Kunto Aji tau ga sih, yang judulnya Marcusuar! Karena liriknya yang oke banget, jadinya gue puter berulang-ulang. Ahahaha. 

Percaya atau ga percaya, setiap gue nulis satu tulisan di blog, pasti selalu ada satu lagu yang yang gue puter berulang-ulang sampai tulisan gue kelar.

Kenapa bisa gitu sih?

Gue merasa kalau banyak lagu yang diputer, maka otak gue juga ikut muter-muter. Bhahaha. Makanya, gue selalu pilih satu lagu yang bakal diputer buat menemani gue nulis sampai akhir. Biar inspirasi nulis gue itu tetep bagus. Dih, gaya banget. Udah belagak banget kaya penulis top gitu ya. Wkwkw. Ya mohon doanya aja ya. Gue ga berharap nulis buku sih, tapi kalo ada yg nawarin ya Alhamdulillah sekali ahaha #eeaa

Monday, July 3, 2017

Buat Apa Kita Ngumpul? Kalau Kamu Sibuk Main Hape?

Pict: Istimewa, paparazi pas bukber.

"Sstt, Uda, Uda, Udaa tengok dibelakang kita." Bisikku. Si Alim melirik ke belakang. "Apalah gunanya ngumpul kalo main hape masing-masing kan?" Bahakku.

"Whahaha. Iya mbel. Sibuk masing-masing dengan hape mereka ~"

"Buat apa kan Da?"

"Bagus mereka bukber di grup chat aja mbel. Ngucapin selamat bukber, sambil baca doa buka puasa di grup. Dari pada ngumpul bukannya ngobrol, malah sibuk main hape masing." Kemudian kami berdua terkikik jahat. Aku potret momen ini. Meja mereka doang soalnya yang pas bukber, masing-masingnya malah main hape. Sedang meja yang lain asik diskusi. "Mbel, mungkin mereka lagi bikin status "Lagi bukber bareng teman se gank nih" Terus mereka aplod foto lagi bukber. Wkwkw."

"Iya banget tuh Da, udah ketebak. Wkwkw."

Gue paham, ketika seorang teman meng-upload foto kebersamaan itu berarti tanda sayang, menghargai kebersamaan yang telah tercipta. Lantas bagaimana ketika kebersamaan itu cuma ada difoto-foto saja? Ketika berjumpa malah asik dengan hapenya masing-masing, asik balas chat sana-sini. Lupa kalau didepannya ada teman yang butuh diajak ngobrol. Aih! Bagaimana coba?

BAKAL KZL GA SIH PUNYA TEMEN KAYA GITU??

KZL, kan? Gue juga KZL banget tuh! Gue merasa ga dihargai banget sama temen yang kaya gitu.

Ada satu masa dimana gue pernah bela-belain buat jumpa teman. Dia yang jarang gue jumpai, gue yang kangen juga saat itu sama dia. Padahal gue punya urusan yang urgent banget harus diurus, tapi bener-bener gue prioritaskan dia dulu. Tapi ketika kami udah berjumpa, dia sibuk main hape, ketika gue ajak ngobrol, dia mandang gue sekilas dan ngobrol lagi dengan matanya yang tetep mengarah ke hape.

Coba bayangkan? BETE kan digituin? KZL juga kan? Detik itu juga gue merasa waktu gue terbuang percuma. Gue telah menghabiskan waktu dengan orang yang ga menghargai gue sama sekali.

Maka pada akhirnya gue lebih suka teman yang lebih mentingin quality time. Pas ngumpul lebih dibanyakin sharing, caring dan smart thinks-nya. Tau kapan dan dimana harus main hape. Teman yang benar-benar menghargai kebersamaan dan ga mau melewatkan kebersamaan tanpa ngobrolin banyak hal. Dan gue akan benar-benar menghargai dan mempertahankan teman-teman model begitu. Iya, kamu teman-temanku ;)

Jadi buat apa kita ngumpul kalau kamu masih sibuk main hape? Cuma mau dibuat status? Cuma mau diunggah foto kebersamaannya? Biar apa sih? Biar dilihat orang keren banget gitu?




PenA
3 Juli 2017
Singhil 
Terimakasih ya telah menjadi temanku yang menghargai kebersamaan dengan tidak main hape ketika bersamaku. :)