Thursday, July 14, 2016

Bersama Orang Tertentu
Rencananya bentar lagi mau berangkat KKN. Eh..Kukerta ya? Ya lebih elit disebut kukerta kali ya dari pada KKN.

Ciee..udah tuaaa. 
Ciee..mau mengabdi di masyarakat.

Apaan cie-cie, aku masih menikmati liburan padahal.

Berangkat kukerta itu harus terencana dan matang. Itu tau nggak? Aku udah rempong-rempong ngepacking baju, biar malam ini tasnya bisa diantar ke rumah Widya. Disms jeng Novi bolak-balik, ditanya jadi apa nggak, disuruh cepet packingnya, eh..ternyata tasku nggak muat. Ini yang buat lama. Untunglah setelah menimbang dan memutuskan, maka dipilihlah tas lain yang agak lebar dikit, yang bisa muat banyak. 

Nggak banyak sih yang dibawa,  baju udah pasti, buku bacaan, buku diary dan bawa Alquran mini. Penting banget itu. Karena 3 buku itu yang selalu ada dalam tasku, kemanapun aku pergi, dan kotak P3K ala-ala. Bedak atau parfum nggak usah masuk katagori, soalnya suka bikin mual kalau diperjalanan :") *gumoh*

Tips kalau mau pergi kemana-mana : rencanakan kepergianmu dengan matang. Bekal dan barang apa saja yang hendak dibawa. Penting untuk nggak bawa tas yang nggak usah lebar-lebar, karena lebar pasti makan tempat. Tapi gimana caranya semua muat begitu. Ya pokoknya gimana caranya biar semua muat meski dengan tas nggak lebar. Hahaha. Udah itu aja.. #TipsMacamApaIni

Mongomong tentang rencana, entah kenapa juga aku suka kali merencanakan apapun bersama sahabat-sahabatku. Ada semangat tersendiri, ada energi yang nggak bisa dijabarkan. Jadi ketika aku bersama mereka, endorfinku meledak-ledak. Saking meledaknya, suara gue yang biasanya kalau dihadapan orang lain kaya Raisa, kalau bersama mereka berubah jadi Dijjah Yellow xD

Maka itu aku setuju banget dengan kalimat ini "Bersama orang tertentu kamu bisa berubah menjadi kekanak-kanakan, bersama orang tertentu juga kamu bisa bermanja dengan mereka, dan bersama orang tertentu pula kamu bisa berubah jadi dewasa dan bijaksana". Aku ngakak hebat pas ngulang kalimat sakti yang aku, jeng Novi dan Widya sambung-menyambung. Entah kenapa pas banget gitu. Ghaha.

Aku yang ketika bersama mereka, bener-bener jadi apa adanya. Nggak apa adanya lagi, tapi bener-bener jadi gila. Suka teriak-teriak nggak penting gitu. Suka juga apa-apa diketawain. Nggak lucu menurut mereka aja bisa jadi hal yang buat aku sampai ngakak terguling-guling. Saking happynya ngakak, sampai jatuh dari motor kalau pas naik motor. 

Itulah, aku jadi suka berasa orang yang dodol sedodol dodolnya dodol sumpah kalau bareng mereka. Ampun dah. Sudahlahlah dodol, konyol pula. Dan ya meski jatuh dari motor, glesot ditanah gitu, bukannya ngerasa sakit, cepet bangun, atau minta tolong mereka, ya malah ketawa lagi. Ya ampun. Gitu banget aku kalau bareng mereka, nggak ada dewasa-dewasanya. Haha.

Kata orang sih, orang yang paling dekat dengan kita setelah keluarga ya sahabat kita. Tul nggak? Bagi aku juga! Aku biasa cerita banyak hal sama mereka, aku akan merasa tetap nyaman ketika menceritakan apapun sama mereka. Tanpa khawatir rahasia terbongkar. Entah kenapa aku juga bener-bener nggak bisa terlalu lama marah sama mereka. Apapun tingkah mereka, kalau aku lagi marah sama mereka, ya luluh juga akhirnya. Dan kenapa juga aku nggak bisa lama-lama marah sama mereka? Karena aku selalu nggak tahan untuk nggak cerita dan mendengar banyak hal dari mereka. Haha.

Saat kamu bersama seseorang yang kamu nyaman bersamanya, kamu jadi apa adanya :')


PenA
13 July 2016
Tentang kalian,
nggak akan habis aku ceritakan..
Begitu berkesan,
bagitu menyenangkan..

Wednesday, July 13, 2016

Ajak Aku Berlari
Aku ingin berlari..
Seperti ketika masa kanak-kanak..
Mengejar layangan jatuh, 
hanya untuk tujuan itu

Aku ingin berlari, 
tanpa alas kaki
menikmati kerikil-kerikil tajamnya

Ajak aku berlari
Agar peluhku banjir
Kemudian aku berlelah

Bawa aku berlari
Kenapa berlari?
Karena aku ingin membiarkan diri ini mengenyam jalanan kehidupan

Tarik aku untuk berlari
Tapi bukan berlomba
Karena aku tak suka berlomba
Aku hanya berlari, untuk kehidupan



PenA
3 April 2016
Pku

Wednesday, July 6, 2016

Bully Yang Apaan Banget Deh
Happy Ied Mubarak gaes! Haha.

Bahagianya ngumpul bareng keluarga! Yup, aku juga. Apalagi Ramanda -nama panggilan manja bokap- yang biasanya tiap tahun lebaran hanya ngucapin lewat telpon, eh..sekarang bisa ikut lebaran bareng. Rasanya udah 9tahun deh aku nggak lebaran bareng beliau. Dan sekarang? Beneran exited sih, meski rada aneh beliau orangnya. Beliau suka banget pakai baju partai, bahkan tadi, udah datang tamu juga masih pakai baju partai. Haha.

Mengenai parasaan dan hati, Ramadhan kali ini mungkin lumayan berat bagi aku dan mungkin bagi kamu juga. Iyah. Berat :')
Kenapa berat?

Tahu kan, pertanyaan-pertanyaan apa aja yabg terlontarkan pas ngumpul gitu? Nah..oke kita bahas kata sakti itu haha

Kata ini diawali huruf J. Kata yang berawalan huruf J itu emang sensitif banget ditelinga makhluk diatas umur 20 tahun kaya kita. Dan kita-kita ini, biasanya suka jadi sasaran empuk bahan bullyan keluarga, tetangga kanan tetangga kiri, tanga depan, dan ular tangga. Ya mereka. Pura-pura peduli dan nanya, tentang kapan kamu nikah? Siapa jodohmu? Akhirnya dengan berat hati aku sebut juga kata itu -.-

Iya nggak sih? Oke, bahan bully semua. Betul? Bahkan dikeluargaku sendiri, sampai keponakan-keponakan yang giginya baru mulai tanggal aja udah pada pandai ngebully. Rrr.

Aku sendiri nggak mencoba menghindar ketika pertanyaan "Siapa dan Kapan" itu mulai muncul. Memang harus dihadapi. Hadapi aja gaes! Hadapi. Hadapi dengan tabah T.T

Aku yang serius nggak pacaran dan memang nggak mau pacaran itu rasanya apa banget kalau pas ditanya gini..

"Mana? Kok nggak pernah diajak ke rumah? Ajak lha sekali-kali." Ini Wa'ku tiba-tiba menteror aku dengan pertanyaan gitu.

Bukan Khoeriyah Muiz yang kalau menjawab nggak dengan santai. Maka dengan santainya aku bakal jawab, -meski diri ini pengin makan beling sebenernya pas ditanya gitu- "Belum ada tapi. Gimana si. Cariin lha."

"Hlaaa..belum ada apaan, ante ini! Aku baca sms ante cowo-cowo gitu kok yang sms." Keponakan yang nggak ada giginya suudzan cemmacem. Minta dijitak manjahh.

"Yaitu berarti cowo ante kan?"

"Ngarang!

"Cieee..bang siapa itu namanya yaa. Itulah..yang ituuu. Aku pernah baca di hape ante jugaakk." Dan keponakan yang paling hitam ikut-ikutan bikin aku shock. Kayanya terlihat kompak mereka bikin panas telingaku yaa.

"Jadi itu yang buat ante betah banget pegang hape?" Keponakan yang cowo nimbrung bergosip. Tuh! Nambah lagi.

"Siapa sih? Bawa sini. Mba penasaran pula.." Kakak yang beberapa tahun yang lalu pernah galau gara-gara jodoh, sekarang malah niat ngebully aku. Oke gitu ya. Nggak ingat dia pernah muda padahal. Dunia ini semakin keras -,-

"Ya ampun mba, nggak usah didengerin bocah-bocah ini ngomong.." Aku mencoba mengklarifikasi.

"2017 tau pak, ante nikahnya!" Keponakan yang hitam berseru lagi kearah bapaknya dan untuk kemudian dia terkikik ala kuda kepang. Kamprettt! Sejauh itu dia bergosip! Baru kemaren aku liat dia merangkak, dan sekarang udah pandai bergosip kaya emak-emak.

"Wii..2017. Cepet yaa.."

"Sama siapa?" Kan ih, ini lagi ditanya.

"Mau 2017 atau 2000 berapaan. Yang penting aku yang bakal jadi walimu. Maka aku ikut menentukan bebet bibit bobotnya." Bapaknya si hitam yang dari tadi mesem-mesem angkat bicara. Mas tertuaku. Aku merenung dalam atas uacapannya. Tutup! 

Ramadhanmu berat juga? Nggak masalah meski dianiaya gitu dibawa doa, dan berbahagialah bersama keluarga! Meski bekal kena bully, tabahkan hidupmu sobat! Wkwkw.



PenA
Karena menikah 
bukan tentang 2 orang,
tapi tentang penyatuan 2 keluarga!

Friday, July 1, 2016

Hati Kita Bertaut


 
By Penenun Asa
Sebenarnya mungkin, detik ini hati kita sedang bertaut. Kamu begitu resah dengan posisi tidurmu, begitu pun aku, mbolak-balikan badan, dengan mata kita yang tak jua terpejam dan hati kita yang tak menentu. 

Kamu, yang entah telah aku kenal sebelumnya atau tidak, aku yang hanya pernah melihatmu sekilas atau kita pernah berjumpa tapi tak saling bersapa. Kamu, rahasiaNya, yang begitu saja dengan anehnya mampu menautkan hatiku, membuatku sekonyong-konyong mengikuti gerak-gerik dirimu. Kamu bangun, aku pun terbangun. Kita sama-sama mengambil wudhu, ingin segera menumpahkan masing-masing resah kita kepada sang pemilik Resah.

Beruntungnya kita, sama-sama telah menemukan muara pengaduan kita masing-masing.
Hati kita seoalah bertaut. Aku dan dirimu pada gerak-gerik yang sama.
Sebagai wanita aku menangis dan begitupun dirimu, menitikan air mata. 
Entahlah, kita hanya saling merindukan, tapi sama-sama tak mau mengungkapkannya secara langsung. Kita hanya mengungkapkan pada Sang Maha Perindu.

Please, jagalah dirimu. Karena aku juga selalu berusaha menjaga diriku :)


Penenun Asa
1 Juli 2016
Pku