 |
Dari kiri cowo: Mukhlis
dan Ari. Dari kiri cewe: Widya, Ilma, Siti, Vani dan Muiz
|
Kalau orang punya kesamaan,
baik hobi, sifat, atau kesukaan bahkan kampus atau jurusan itu wajar ga sih
kalau mereka dekat? Wajar kan? Nah..gimana kalau sebaliknya? Baik hobi, sifat
ataupun kesukaan juga kampus dan jurusan juga ga samaan? Mengherankan ga sih, kalau
mereka dekat bahkan akrab pula. Udah gitu, bisa sama-sama terus lagi! Nah,
heran kan? Itu juga yang buat Aku heran plus takjub dengan kedekatan
kami. Demi apa, kami ini sebenarnya begitu kontras abis! Bisa dibilang gitu.
Tapi kok? Kok bisa? Penasaran?
Eh..by the way aku
perlu memperkenalkan mereka satu-persatu ga sih? Ga perlu kayanya deh, ga
penting-penting amat soalnya. Tinggal baca aja profil mereka di facebook,
gampang kan?:P
Tapi ga afdol kalau aku ga
memperkenalkan mereka, karena pastinya yang akan wira-wiri diblogku ya mereka
ini. Oke, tapi aku mengenalkan mereka dari sisi akunya aja yaahh. Ini mungkin
bukan perkanlan, ini adalah sisi lain dari mereka xD #siapdijambak
Dimulai dari dia ya? Kenapa
dia? Karena dia. Hahaha. Nama panjang Widya Destari. Kami biasa manggil dia Miss
Voice, alasanya karena dia kalau mengirim pesan, lebih suka memakai voice
note dan ogah repot-repot ngetik. Atau aku dan kang Ari yang
memanggil dia dengan sebutan Emak Tiri. Karena dia suka berasa sadis gitu kalau
balas di chat, jarang-jarang pakai emot unyu.
Si cantik bersuara ceria ini
juga anak Uin, sama kaya aku dan Ilma. Hanya saja dia jurusan Ilmu Komunikasi.
Selaras dengan jurusannya, dan kesukaan dia membalas pesan dengan voice
note, maka kegiatan yang diambilnya juga yang berbau voice. Apa itu?
Penyiar! Nah..dia adalah bagian dari penyiar kece di radio Warna FM dengan
nama samaran Sissy dan radio Suska FM
dengan panggilan Wina. "Haha, banyak namamu Wid!".
Widya, Wina dan Sissy ini
adalah makhluk dengan banyak fans, terbukti dengan followers Instagramnya
yang mencapai 1K. Dan itu kemaren dia pamer ke aku gini..
“Followers aku nambah
lagi. 1K lho sekarang.” Kata dia ketika abang studio foto memfollow akun
Instagram dia.
“Followers 1K, tapi mu
ngefollow mereka juga. Entah kaya mana. Bukan artislah itu namanya.”
“Ga apa-apa, yang penting
1K..” :p
-____-
Bagaimana kami mengenal? Dari
SMP, kemudian bersama lagi dalam satu kelas di 2 IPA. Nah, bagaimana kami bisa
dekat? Kayanya setelah masuk organisasi Uin Suska Mengajar sih. Sejak itu
kayanya deh, kami bener akrab seakrab-akrabnya. Curhat banyak hal tanpa tadeng
aling-aling. Dan memang begitu nyaman bercerita dengannya.
Eh, tau ga? Agenda kami
ngumpul kali ini, diperlancar oleh turun tangan dia yang membooking tempat
makan.
"Eh..iya nih, aku mau booking
nih sekarang? Pakai nama aku, jadi kalian harus datang lhoo.." Kata dia
mewanti-wanti lewat hape.
"Iya-iya..-,-"
Jawab Kang Ari.
Duhh..ga usah tanya dia
siapa. Dialah mbah Il. Dengan nama panjang Ilmayasari teman se-lokal dari SMP,
bersama-sama lagi SMA kelas 2 IPA bahkan bertemu lagi dalam fakultas, jurusan
bahkan lokal yang sama lagi di perguruan tinggi negeri. Udah gitu satu kost
lagi. Gila aja. Maka diantara yang lain, aku sama Ilma inilah yang sama
jurusannya. Rrr.. So, kalau berfoto, kami selalu berusaha berjauhan
“Ish..aku fotonya jangan deket Muiz lha. Dia lagi.”
“Aku juga ga mau deket mbah Ilma lha. Dimana-mana aku foto, selalu ada
dia.”
Dan ya begitulah. Bagaimana lagi? Hahaha.
Kami ini adalah bagian dari
jeng-jeng yang terbentuk ketika kami masuk 2 IPA. Jeng Marla, Jeng Arnis, Jeng
Fitri dan Jeng Novi, terus aku jeng Muiz. Whaha, kaya ibu-ibu arisan deh!
Begitu dekat, dan katika pulkam pasti diusahakan buat ngumpul. Iya
kaliaan..
Dia masuk di FKIP UR dengan nama KTM Siti Amaliyah. Sama dengan Widya juga Ilma
yang kenal dari SMP, kemudian disatukan lagi di 2 IPA. Calon cik gu SD
yang cemerlang? Pasti! Udah gitu, begitu banyak lelaki yang begitu terjerat
pesonanya.
“Mu tau, si Anu tuh ga bisa
ngelupain Siti lho.” Kata diantara kami berbisik, ketika ketika Siti pergi ke
kamar kecil.
“Hemm..mereka pernah pacaran
ya?” Tuh, kan! Baru buka puasa, udah gosipin orang aja!
“Ga.. si Anu cuma suka ma
Siti, tapi Sitinya kan bilang ga mau pacaran dulu.”
“Ohh..gitu.”
“Siapa sih, si Anu?”
“Ahh..mu! Si Anu aja ga tau!”
Kemudian kami berdua hampir sama-sama melempar kotak tisyu kearah dia.
“Hihh..aku ga kenal si Anu.
Siapa sih?”
Kemudian kami berdua
sama-sama menyeruput es teh, mengabaikan dia yang masih dengan rasa
penasarannya. Kira-kira ini siapa sih yang lagi gosipin Siti? Haha.
Ibu perawat berwajah oval ini
adalah Vani Safarina. Selalu jadi artis dari zaman SD mungkin ya, sampai
sekarang masuk di STIKES Payung Negeri. Ngahaha. Ratunya sosmed pokoknya. Coba
aja dilirik Instagramnya, pasti bakal geleng-geleng kepala. Mengenal dia
itu mudah sekali, karena dia termasuk orang yang begitu populer. Dia juga lha
yang paling heboh ketika bertemu orang di jalan raya..
“Weiiiiiii…WIDYAAAA..”
“Mu tau Iz, aku lagi di
jalan, diteriakin gitu. Padahal aku dibalik kaca mobil, tapi dia ternyata lihat
aku dan nyapanya heboh gitu. Siapalah, kataku. Malu-maluin kali.”
Dan kemudian Vani ngakak,
ketika Widya melaporin tingkah tak patut dia. Ckckck. Huwala, tapi meski
begitu, kita perlu ucapkan terima kasih juga pada Vani, berkat idenya kita bisa
foto bersama dengan kece gini. Meski lagi-lagi ada yang berkomentar..
"Idenya siapa sih foto
studio? Lenjeh banget deh.." Cibir Widya.
"Kang Mukhlis. Dia aku
telpon bilangnya minta foto studio juga." Kataku.
"Ei..Vani lha yang
ngajak. Bukan aku. Dia yang komen di foto yang aku aplod." Kang Mukhlis
membela.
"Oo..idenya Vani
ternyataa.."
"Kapan lagi lo
weiiii..." Vani kemudian menjadi tersangka. Dan Widya tersenyum penuh
kemenangan.
Aku? Serius nih penasaran
sama aku? Aku adalah anak bawang. Yang sedang menceritakan segala aib mereka.
Hahaha.
Dialah pemilik nama
terpanjang diantara kami Muhammad Mukhlis Iwan Purnomo. Bisa banget bokapnya
punya inspirasi nama sepanjang itu yaa. Diantara kami pula, dia sendiri yang
masih semester 4. Doi memang sempet berhenti setahun ketika akhirnya memilih
jurusan Ilmu Pemerintahan di Universitas Islam Riau untuk menempa dirinya.
Mantan ketua kelas 3 IPA ini, adalah oran paling memiliki perasaan empati yang
begitu tinggi. Empati yang bahkan dipadukan dengan sabar, kedewasaan yang luar
biasa, tapi kadang-kadang bisa berubah menjadi orang yang mudah tersakiti.
Haha. #piss
Dia begitu melakoni hidupnya
di jurusan yang dia pilih dengan amat bangga. Perilakunya, gaya rambut, tutur
katanya, gaya berpakaiannya, udah hampir sama dengan pejabat negara. Dalam
hatiku berkata“Koq dia bisa gitu kali yaa. Padahal setelah tamat bahkan aku ga
terpikir mau jadi guru SD. Sedang dia? Makk..luar biasa. Keteguhan hati dia itu
lho..”
Dan kalian tahu? Ide foto studio dengan memakai almamater itu juga ide dia
lhoo. Padahal Widya dan Vani sempet memprotes keras. Hahaha.
“Ish…almamater aku udah entah
kemana lhoo..”
“Ih..malu lha aku pake
alamamater ini. Aneh kali pake almamater ini.”
“Kaya mau KKN aja pake
almamater gini.”
“Formal kali nih foto kita..”
Ya pada akhirnya,
masing-masing kami paham kok arti berfoto dengan almamater. Meski sambil
ngedumel panjang lebar gitu. Maka berterima kasihlah padanya! Sehingga kita
bisa mengabadikan sejarah wkwkw.
Mengenal lelaki bernama
panjang Ari Setiawan ini dari SMP juga. Tapi benar-benar bisa akrab ketika
kelas 2 SMA. Mantan ketuas OSIS di SMA ini katanya sih suami idaman. Ya lha,
masa nggak. Kalau dia suami idaman, maka kami-kami yang cewe adalah istri
idaman juga pokoknya. Hihi. Dia adalah orang yang secara ga langsung
mengajarkan kepada kami untuk terus berkomunikasi dengan intens, meski
hanya lewat grup.
Dia selalu menyempatkan diri
ber-chat-ria dengan kami. Meski aktif di sosmed, tapi ia begitu jarang apload
foto. Sekalinya apload foto, ganti foto profil dengan orang membawa
obeng. Heum. Aku bahkan sampai bilang “Oke, baiklah. Orang mengenalmu
lewat profil FBmu dengan detail nama, Ari Setiawan, ngampus di UR, jurusan
Teknik Mesin. Tapi kalau lihat profilmu, pasti orang bakal bilang dalam hati
gini “Si Ari anak bengkel nih, terlihat dari foto profilnya yang bawa
obeng..”” Kemudiaan aku terpingkal ketika menyampaikan analisaku ke dia.
“Oh..iyaya betul juga yaa…” Aku pun semakin terpingkal.
Dia ternyata dandannya lama!
Ampun dah, pakai dasi udah di depan kaca bermenit-menit belum juga kelar. Belum
lagi menyisir rambutnya. Mau dibuat selicin apa sebenarnya? Bahkan lamanya
mengalahkan kami para ledies. Kami udah bersiap berfoto, dia masih asik
dengan dasi. Pada akhirnya..
"Kaya gini gengs.
Udah rapi belum sih?" Kata dia bertanya ragu ke arah kami.
“Abaaaangg..lamaaaaa. Sini adek pakaikan dasinyaaa..” Emak tiri yang turun
tangan, memakaikan dasi dengan mesra ke dia. Dan kami tertawa geli.
Bisa-bisanya. Ngahaha.
Kok bisa akrab ya? Kok bisa
sama-sama terus ya? Nah, pasti belum ketemu jawabannya kan?
Tunggu kelanjutannya! Ghahaha
:P
Penenun Asa
Kenapa aku menulis ini?
Karena aku ingin mendekap
kalian, lewat kata :)