Wednesday, February 8, 2017

Wanita Itu Egois
Siapa yang lebih egois hayo? 

Wanita itu egois ya. Ingin terus diperjuangkan, tapi masih memasang tampang cuek dan arogan.

Wanita itu egois ya. Inginnya dikejar, tapi ketika dikejar justru menghindar.

Wanita itu egois ya. Hanya ingin dimengerti, tanpa mau mengerti..

Betul kan wanita egois?

"Iya banget, wanita egois." Begitu gumam para lelaki.

Tidak, wanita tidak egois.

Sekali lagi "Tidak wahai para lelaki. Wanita itu tidak egois. Sini deh, aku ceritakan yang sebenarnya. Rahasia wanita. Dengarkan baik-baik. Karena ini penting bagi kalian yang ingin memahami wanita secara singkat." 

Tidak. Mereka tidak egois. Wanita itu perlu keyakinan dihatinya. Mereka memilih dan melihat kesungguhan lelaki yang memang sanggup bertahan dengan tingkah cueknya diawal. Karena setiap wanita yang baik tentu akan mempertahankan diri agar tak mudah digoda lelaki. 

Jika hari ini dia cuek pada kalian, cek diri deh, mungkin saja karena selama ini kalian belum mampu menyentuh hatinya. Belum mampu juga menjadi tempat ternyamannya untuk berbagi cerita.

Jangan pernah bilang sudah berjuang mendapatkannya, berusaha menyentuh hatinya, dan mencoba menjadi tempat ternyamannya, jika mendengar cerita kesehariannya saja tidak pernah! 

Maka, teruslah disisinya. Menemaninnya. Dengarkan ceritanya. Bersabarlah lebih dari sabar dalam menghadapinya. Meski dia berkata "Tidak" "Gausah" "Jangan" "Ga apa-apa" itu adalah kata-kata penguji untukmu. Apakah kamu peduli padanya atau tidak. Atau apakah kamu memang tetap bertahan disisinya atau tidak. 

Karena indikasi seorang wanita yang telah nyaman dan telah mulai meletakkan hatinya pada kalian adalah ketika dia tak segan berbagi cerita hal-hal yang telah ia lakukan sepanjang hari, bercerita hal remeh-temeh.

Kalian tahu itu? Tidak?

Ah, kalian. Maka jangan sok menyimpulkan bahwa wanita itu egois. Kalian hanya belum memahami wanita. Jika kalian telah paham dirinya, mampu menyentuh hatinya, maka hatinya selamanya untuk kalian. Dia akan melihat kegigihanmu dalam memperjuangkannya kok :)

Wanita itu egois? Dih, jangan-jangan, justru kalianlah para lelaki yang egois :)



#28haribercerita

8 Feb 17
Pku
PenA
Jika aku susah, carilah yang mudah bagimu. 
Jika kamu tak sabar, carilah yang lain.
Atau jika kita berjodoh, biar Allah yang ambil alih skenario kita..

Saturday, February 4, 2017

#28HariBercerita
Pict : PenenunAsa 

Gue lagi nantang diri gue buat konsisten nulis one day one paper, dengan membuat tagar #28HariBercerita. Jadi, dalam satu bulan full di bulan Februari ini, gue bakal menulis rangkaian perjalanan gue melewati bulan ini. Dan nantinya bakal gue share di wattpad.

Kenapa #28HariBercerita?? Kenapa di Februari?

Jadi sebenernya gue udah ketinggalan challenge nulis di Instagram di Januari lalu. Padahal rame banget tuh yang ikut, sayang aja gue tau info ini belakangan, karena udah lama ga buka grup nulis di whatsapp T.T

Judul challenge itu adalah #30HariBercerita. Nah, challenge ini sendiri adalah tantangan menulis dalam satu bulan full diawal tahun 2017.  Jenis karya bebas, baik berupa puisi, cerita, cerpen, narasi atau apapun. Yang jelas, cerita dan gambar adalah orisinal milik pribadi. Kemudian tulisan kita ini, nantinya di tag ke instagram @30HariBercerita dengan tagar #30HariBercerita. Karya terpilih bakalan di repost sama si mimim @30HariBercerita.

Setelah 30 hari di Januari berakhir, maka berakhirlah challenge ini. Tapi bukan berarti berakhir pula aksi menulisnya lho. Peserta yang ikut di challenge #30HariBercerita ini, boleh melanjutkan menulis di bulan-bulan berikutnya di tahun 2017. Bebas deh pokoknya. Yang penting kebiasaan menulis itu ga hilang. Karena tujuan dari challenge ini sendiri adalah membiasakan peserta menulis setiap hari! Wih, asik kan?

Maka untuk mengurangi kekecewaan, karena gue ga ikutan #30HariBercerita di Januari, gue memilih menulis di Februari. Karena Februari ini hanya sampai tanggal 28, maka gue sebut dengan #28HariBercerita!! Yuhuu!

Dan gue memilih Februari karena di bulan kedua di tahun 2017 ini menurut gue spesial. Spesialnya apa? Gue merasa bakal melewati hari-hari horor menjalani semester tua gue! OMG! Aaaa, udah tua ternyata gue! Wkwkwkw. Gue yakin ini bakal jadi hal yang seru banget buat dituliskan. Perjalanan yang menyenangkan sekaligus mendebarkan. Maka itu, hal-hal horor seperti ini perlu ditulis, kan? Untuk apa? Untuk mengabadikan sejarah  :')

Yang pasti, ga mudah dilewati #28HariBercerita ini. Akan ada masanya melewati mental block dalam menulis, ada stuck yang bakal menghadang, punya ide tapi ga bisa diceritakan, atau ga punya ide sama sekali, tapi pengin cerita. Adaaa aja gangguan dan gue paham itu hahaha.

Tentang Perjalanan di Februari. Tentang New Life! New Beginning! Tentang mengurai cerita, tentang harapan, tentang menemukan dan mencari cinta, kisah seputar kamu, aku dan kita..

Jadi tunggu saja ya, asam manis pahit #28HariBercerita gue di Wattpad! Wkwkwkw. 




Pekanbaru
4 Feb 17
Penenun Asa
Ini adalah bagian dari New Life! New Beginning! New Resolution gue,
Yg terinspirasi dari kak Dhira, kak Echa dan kak Saidah.
Mereka adalah 3 sahabat yg membuat konsep resolusi bersama dan menjalankannya bersama juga :)
Ayo jalankan resolusi yg telah kita buat :')

Thursday, February 2, 2017

Hujan di Pom Bensin
Pict : Galeri Kucing

"Ayo makan dulu kitaa. Cari bakso atau apa kek, cari yang hangat-hangat." Aku mensejajarkan motorku dengan motor Deby ketika telah sampai di simpang Kualu. Hujan-hujan gini memang sangat pas makan yang hangat-hangat.

"Shalat dulu tapi kita yaa.." Dewi menjawab.

"Yup, makannya setelah shalat." Deby menyahut.

"O, iya shalat dulu!" Aku menepuk dahi. "Ya udah kita cari masjid ke depan lagi. Kalian depanlah." 

Kemudian mereka melaju lebih cepat. Tak berapa lama, Dewi mengacungkan memberi isyarat untuk kami berhenti di Pom bensin Kualu. Aku dan Listia mengangguk sepakat. Kami berbelok. Suasana pom bensin pukul 8.12 malam terlihat remang. Hanya ada dua pengguna sepeda motor dan satu mobil truk yang mengantri mengisi bahan bakar. Mungkin karena hujan begini.

Aku baru tahu, ternyata pom bensin Kualu memiliki mushala juga. Selama ini aku menduga bahwa pom bensin ini tidak memiliki mushala, atau setidaknya memiliki tapi tidak terpakai lagi. 

Karena terasa aneh, ketika beberapa kali aku singgah untuk mengisi bahan bakar disini, tapi tidak terlihat siapapun atau mobil apapun terparkir untuk shalat. Juga tidak ada kubah atau penanda apapun bahwa di area ini terdapat mushala. Juga tempat wudhu yang tidak terlihat dari kejuahan. Atau memang karena selalu terlihat sepi pom bensin di daerah ini?

Tapi dugaanku salah. Area pom ini ternyata memiliki mushala. Mushala mungil itu terletak diujung area pom. Membelakangi pom. Tempat wudhu dan mushala terdapat dalam satu bangunan. Terdapat dua tempat wudhu dan mushala berada diujung gedung

Kami turun dan melatakkan barang-barang kami di dalam mushala, tepat disekitar pintu.  Semua barang basah kuyup kena hujan. Memang terlihat sekali seperti pulang dari KKN. Berserak sekali barang-barang kami.

Aku membuka jaketku. Dewi sudah duluan ke kamar mandi. Deby sibuk mengomel pada hapenya yang tak kunjung menampilkan jaringan dan pemberitahuan bbm. Listia masih berjibaku dengan kakinya yang kedinginan.

"Tasmu ga dibawa kesini?" Dewi menegurku. 

"Dih, gak ada yang penting juga isi tasku."

"Nah, ijazah kakakmu? Ga penting tuh?"

"Eh, iya! Ya ampun, haha." Aku ngacir ke tempat parkir.

Aku berjalan ke arah parkiran, ketika aku mengambil tas, tak jauh dari tempat motor kami parkir, sayup-sayup terdengar perdebatan 2 lelaki. 

"Jadi tadi kucingnya tertabrak ga?" Lelaki pertama bersuara berat.

"Nah, itu. Entahlah. Lagian hujan deras gini. Ga nampak pandanganku." Suaranya lelaki kedua terdengar cempreng, mengigil, kedinginan mungkin. 

"Kan udah aku bilang tadi. Ada kucing depan kita. Hati-hati sikit!"

"Warna apa tadi kucingnya? Kok aku ga nampak pula?"

"Ga nampak? Padahal udah aku peringatkan berkali-kali. Kucing kecil itu berwarna hitam putih agak kecoklatan!" Dan lelaki bersuara berat ini terdengar geram. "Kau! Huft.. Mampus aja lah kita nih!"

"Kenapa rupanya?" Si suara cempreng berbisik tertahan.

"Kau udah nabrak kucing tau kau! Kenapa rupanya kenapa rupanya! Dan kau perlu tau, banyak masyarakat yang percaya, kalau kita menabrak kucing sampai kucing itu mati, maka kita bakal kena sial. Entah bakal kecelakaan atau tertimpa kejadian buruk lainnya."

"Ee..sumpah?"

"Nah, kau tengok nih, helm aku kecipratan darah. Tengok juga helm kau, kena darah juga!" Kemudian si suara berat terdengar mengetuk helm, entah helm siapa yang diketuk.

"Ee..matilah kita!" Lelaki cempreng itu terdengar terperanjat.

"Mati aja sendiri!! Kan udah aku bilang..."

Untuk kemudian aku abai pada obrolan mereka. Aku kembali berjalan ke arah mushala, hendak berwudhu. Sampai di pintu mushala..

"Liat tanganku Iz, sampe kaya gini.." Deby berdecak heran sambil memamerkan jari-jari tangannya yang pucat pasi. Menggigil dia. Aku terbahak.

"Ii, iya, dingin kali kan bong. Aku juga nih." Aku memperlihatkan tanganku yang ga kalah keriput karena kedinginan juga. "Ya, udah ayo kita wudhu gih." 

"Yok yok. Duluan lah." Kemudian dia kembali mengutak-atik hapenya.

"Duluan pula lah. Kirain mau bareng." Manyunku. Aku beralih ke Listia."Ayo lis!"

"Hii..apa sih, cing!" Lis mengerutu. "Sana pergiiii!" Sepatunya dicium-cium seekor kucing dan ketika dia berjalan ke arah kamar mandi kucing itu mengikutinya. Kucing? Eh? Aku terhenyak. Kucing itu, kucing kecil kan? Warnanya? Hitam putih berpadu coklat! 

Serrrrdd..

Dan udara disekitar terasa lebih dingin. Bulu kudukku berdiri seketika!









Pku
2 Feb 17
Katany eikeh ngeselin, tp ngangenin kan? :p wkwkw
Da ih, kangen klen ;;)
Kurang byk ngobrolny,
kurang byk quality timenyaaa -,-
Mana video muka2 klen nyemak di hp eikeh, cemanalah :')