Ini sesi chat lanjutan Doi yang curhat tentang Doski. Dan sesi sebelumnya bisa dibaca disini yaa :) >>> Alasan Sederhana untuk Tak Mencintainya, Lagi
Tau kan, gimana keadaan orang yang lagi jatuh cinta?
Lebih menggunakan perasaan dari pada logika. Maka secara otomatis, kejelekan sesorang tertutupi dengan cinta. Ya gitu sih, aku juga pernah merasakan hal itu. Hahaha. Dan yuk, kita balik lagi dengan kisah Doi. Ia yang awalnya 100% CINTA, kini tak ada lagi cinta itu. Logikanya naik ke kepala dan perasaannya turun ke dengkul. Wkwkw.
Cinta ini kadang kadang tak ada logika
- Agnes Monica
Makanan dicela, kan? Nah lho, padahal orang udah susah payah nyiapin makanan buat dia. Pantas aja cinta Doi ke Doski berubah seketika, kan? Bagiku juga sama, karakter terendah seseorang adalah ketika dia suka mencela makanan. Kalau ga suka, ya ga usah dimakan, kenapa harus dicela segala sih? Nabi sendiri selalu santun dalam hal makanan, beliau mengajarkan untuk ga mencela makanan. Kalau ga suka, ya sudah diam aja dan ga usah dimakan juga! Dari pada mencelanya?
Aku jadi ingin nanya ke Doski gini “Tak tahukah kamu wahai Doski, esensinya suatu perjuangan? Makanan terhidangkan itu hasil perjuangan lho. Tahu pasti kan? Untuk jadi sebutir nasi itu perlu perjuangan. Tahapan yang panjang. Waktu yang lama juga. Aku tahu hal ini, karena ramandaku petani yang yang menggantungkan hidup dengan sepetak sawah. Aku tau betapa pontang pantingnya ramanda buat menghasilkan sebutir nasi itu.” Aku menarik nafas panjang, menunggu Doski berkomentar.
“Pengairan di sawah yang perlu dijaga, pupuk yang harus senantiasa diperhatikan, belum lagi hama wereng nakal yang harus dibasmi. Sesudah panen pun harus menunggu proses selanjutnya. Hei? Masih belum bisa dimasak? Belum! Masih ada proses selanjutnya, yaitu proses penjemuran, dan padi basah yang udah dipanen tadi dijemur, berhari-hari. Sampai kering.” Doski hanya membisu, angin semilir menambah bisunya obrolan ini.
“Tau ga Doski, menunggui padi yang dijemur sampai kering itu, ya ampun bosannyaa.” Aku berdecak sebal. “Aku pernah ikut ramanda jemurin padi. Aku kecil harus ikut mengalahkan panas matahari yang memanggang tepat diubun-ubun kepala. Dan padi basah tadi harus dibolak-balik. Udah gitu, ngeselinnya suka ada ayam atau burung yang dengan rewelnynya mematuk padi yang lagi dijemur tadi. Harus digurah juga kan?” lanjutku. Lagi-lagi Doski hanya diam.
“Kalau udah kering? Udah bisa dimakan? Belum juga! Masih ada lagi proses selanjutnya, yaitu proses penyelipan. Yakni membuang gabah dari bulir padi. Maka setelah diselip, baru deh bisa dimasak.” Aku menutup obrolan ini dengan senyum paling menawan kearah Doski. Ei.. O,O
Harusnya Doski dengar ini kan?
“Nah..segitunya perjuangannya. Masih belum bisa menghargai makanan? khususnya nasi? Lagian, ga setiap dari kita punya rezeki makanan kan Iz?” Doi mengirim pesan kembali. Aih..aneh, koq? Kan tadi aku ngobrolnya ma Doski kan?
“Nun jauh dibelahan bumi sana masih ada yang kekurangan bahkan. Nah ini? Malah mencela makanan! Udah untung disiapin, dengan seenaknya mencela.”
“Tau ga Doi, di KSR, kami diajari menghargai makanan. Menghargai tiap bulir nasi. Bakalan kena push up deh, kalau kami makan tapi masih tersisa nasi. Meski satu titik. Karena satu bulir nasi adalah 10x push up. “Makan, habiskan!” Senior kami mengajarkan begitu ketika Diklatsar. “Kalian ga tau rasanya kalau ga ada makanan! Dan relawan itu harus menghargai setiap makanan yang disajikan untuknya! Ga usah manya-menye!” .”
“Nah itu! Intinya dia ga bersyukur dengan adanya rizki kan? Ga juga menghargai perjuangan kan?”
“Tul!! Dan masihkah kamu mau mempertahankan si Doski?”
“Abeuhh..lupakan manusia tengil bin blagu kaya doski.”
“Hahaha.. Berakhir lha dengan baik dan semoga itu jadi pilihan yang terbaik!”
“Pasti! Ga usah mikir lama-lama pokoknya. Oya aku punya quotes Iz, entar dibikin kaya yang di instagrammu itu yah."
"Quotes apaan?"
"Hmm..Hargai perjuanganku. Atau kamu kehilangan aku? Itu!" HAHAHA, quotes macam apa itu. "Eh..tenkyu bangets yah Iz, udah bersedia dengerin curhat recehanku. Berharga deh punya kamu..:*”
"Quotes apaan?"
"Hmm..Hargai perjuanganku. Atau kamu kehilangan aku? Itu!" HAHAHA, quotes macam apa itu. "Eh..tenkyu bangets yah Iz, udah bersedia dengerin curhat recehanku. Berharga deh punya kamu..:*”
“Aihh..geli aku bacanya. :*”
Berakhirlah bukan karena
menghitung atau menimbang kesalahannya,
tapi karena prinsip dan integritasmu :)
Penenun Asa :)
0 comments: