Friday, April 29, 2016

Hari Yang Apaan Banget Dah!


Beberapa hari ini lagi rajin ke masjid. Entah kenapa masjid. Kali ini kebetulan hari ini hari kamis dan hari ini aku kebetulan juga lagi puasa senin-kamis. Kalau puasa senin kamis jadi ingat Wa’ku pernah bilang “Iya, rajin-rajin lha puasa senin kamis. Mahasiswa emang harus gitu..” Apaan, ini mau ngasih saran atau ngasih nasehat? Tanggung gitu kan? -,-

Jadi karena dosen ga jadi datang, padahal kami udah stay di masjid Uin dari jam 9 tuh. Dan aku sendiri ogah juga mau pulang kost. Baru sampai masa mau pulang lagi? Pasti kalau di kost, balik tidur lagi deh. HAHA. NOO! apaan, mentang-mentang puasa jadi seenaknya tidur gitu? Ga produktif gitu? Pokoknya harus dapat satu lembar ketikan apaan gitu. Maka jadilah aku mencoba ngerjain LPJ donor darah. Duduk ga jauh dari tiang tempat biasa belajar Sejarah Islam Asia tenggara, bersama Randa, Rapika dan Tari. Ngobrolin apa aja yang terlitas. Kami memilih ga pulang.

“Jadi kalian ga pulang?”

“Ga deh, enak disini. Sejuk.”

“Muiz ga pulang ke kost?”

“Ga juga deh.” Kataku sambil buka laptop. 

Randa masih sibuk dengan hapenya, gelisah karena ibu pembimbingnya belum juga memberi kepastian kepadanya, kapan mereka bisa berjumpa. Cieee..berjumpa, haha. sedang Tari telah lemah tak berdaya akan tiupan sepoi-sepoi yang datang dari sisi segala arah pintu masjid yang mampu memerem melekkan matanya. Dia sudah keboboan. Haha.

“Nonton, yokk..” Kata Rapika sambil melirik laptop yang tadi aku buka.

RAPIKAAAA, INI KITA LAGI DI MASJID LHO. YA SALAM. Aku memilih menganga dalam hati.

“Malaysia? Ada?”

“Oo..ga ada, hehe.” Salah sangka deh aku, kirain mau nonton film korea. Film korea ya, bukan yang lain. “Aku ga ngerti bahasa Malaysia, kalian ngomong aja aku masih suka garuk-garuk kepala, apalagi nonton film Malaysia yang gada translatenya gitu..” Alasan macam apa ini -,-

“Haha..kasian banget deh. Makanya belajar bahasa Ocu. Kaya Ami tu, udah pandai.”

“Hahaha..iya Ami pandai kan ya? Cepet kali dia belajar bahasa Ocu. Aku sebetulnya paham kalau kalian ngomong, tapi ga bisa ngucapinnya.”

Pada akhirnya, LPJ tergadaikan lagi. Meskipun niatnya mau difixkan hari ini haha. “Kak putri, please maafkan aku ya. Kak riki emsori ya, serius deh.” XD

“Ya temen Pika gitu juga Iz, orang Jawa juga. Dia ngerti Pika ngomong, tapi ga bisa ngucapnya. Haha.”

Aku mengangguk-angguk. Sama kaya bahasa Inggris, aku hapal rumus tense yang seabreg itu, dan aplikasinya dalam bentuk tulisan, tapi buat conversationnya? NOL BESAR. Gyahahaha. Mungkin karena aku bermesin kecerdasan Thinking kali ya. Iya kalee.

Sedang asik ngobrol, pemberitahuan BBM mengacaukan segalanya. Notif itu kami baca dari hape Randa. Hapeku sendiri udah mati sebelum bertanding -.- Pengumuman yang pada akhirnya, bapak bener-bener ga jadi masuk. “Welcome gembel kampus, selamat menggembel!” bentangkan tangan dan siap memeluk para gembel kampus, yang memilih ga pulang ke kost, pada jam tanggung begini. Rrr.. PHP -,-

Mbel Mimi menambahkan info lagi, bahwa aku diminta bertemu Bu Susi. Disinilah tragedi itu. Bu Susi adalah PAku. Huwaaa..ada apa ini? Tetiba ibu PA minta bertemu dengan anak yang dibimbingnya? Pasti Muiz punya dosa apa? Punya masalah besarkah? Hayoloo.. o,O

“Temui ga ya?” Kataku menggantungkan kalimat tanya pada 3 orang temanku tersebut. Aku menceritakan semuanya pada mereka.

“Temui aja, Iz. Bilang yang sebenarnya.”

“Ya, temui aja, ga apa-apa tuh.”

“Serius nih? Tapi aku rada ketar ketir sih..”

“Temui aja buk, hadapi aja. Kalau sampai ga ditemui hari ini, pasti akan makin runyam.”

“Ya, apalagi selasa kan, ibu masuk. Pasti pas ketemu hari selasanya, jadi berasa ga enak. Apalagi kan ibu udah minta ditemui dari kemarin.”

Aku menggigit bibir, mendengar saran-saran mereka.

“Yok lha temui muah, hadapi aja. Sampai kapanpun kalau ga dihadapi, ga akan pernah selesai dan berkahir.”

“Yuklah Iz, temui.”

“Aku bakal nangis ga ya?”

“Udah..temui aja, ga apa-apa tuh. Yuk muah Pika, kita temankan buk Muiz ke prodi” kata Randa, Rapika mengagguk.

Aku mengangguk. Mereka memegang pundakku dan kami melangkah keluar masjid. Tari memilih pulang, aku Randa dan Rapika beriring ke prodi. Randa dan Rapika ga ikut masuk prodi. Ternyata sampai sana, prodi dipenuhi teman-teman dari kelas sebelah yang konsultasi masalah proposal. Aku masuk. Ketika aku baru masuk, mata ibu Susi mengekor kearahku, untuk kemudian menangkap mataku. Aku ditanyainya, kemudian dinasehati. Cukup lama ibu itu memandang mata penyesalan diriku, sambil memberi pengarahan, saran yang mendamaikan. Aku yang salah, tapi bahkan bu Susi memaklumi aku. 

Ga panjang sih, tapi menggetarkan.Haru menyelimuti hatiku. Ya Allah..serasa ga sendiri di kampung orang, serasa punya orang tua, bahkan ketika tanpa aku minta T.T

Setalah berakhir, aku keluar. Ternyata Rapika dan Randa udah ga ada. Yaudah, aku balik lagi ke masjid deh, sambil sekalian dzuhuran dan sekali lagi nyiapin LPJ :) Lagi-lagi, memilih tiang yang sama, tiang yang tak terjangkau lalu lalang warga kampus yang mau wudhu. Sambil ngetik LPJ, merenung dengan kejadian barusan.

Hmm..Percayalah, selalu ada orang baik. Meskipun katanya 'orang baik mulai punah'. Dan selalu ada orang yang entah kenapa selalu bisa membuat hati si Thinking yang bagai besi, lumer karena lemah lembutnya seseorang. Bahkan mampu membuat nangis. Itu kenapa, Umar bin Khatab yang keras hati begitu, masuk Islam hanya karena mendengar adiknya membaca lantunan ayat suci. Mau sekeras apapun hati, dia akan terkalahkan dengan kelembutan. Jadi begitu ya, se-the power of-nya kalimat yang penuh kelembutan :)

Setelah berjamaah shalat dzuhur, aku ga beranjak juga untuk pulang ke kost. Malah memilih rebahan di tiang itu. Sambil dengerin radio. Aku? Sendiri? Tiduran di Masjid? Terkadang memang perlu sendiri untuk tenang. 

Katika aku bangun, jam menunjukan pukul 3 sore lewat. Huwaaaa, gilaaaa..aku beneran tidur di masjid nih??? Ya salam, demi apah?? Bisa-bisanya!! Manusia model apaan ini?? Gyahahaha. Bangun-bangun linglung melanda. Aku mengamati sekeliling, tidak seramai waktu dzuhur. Cuma beberapa yang masih tiduran. Seorang wanita sibuk didepan kipas angin sambil menunggui laptopnya yag dichas. Diujung lurus dari tempatku duduk, seorang cewe sedang membenahi kertas-kertas hvs, entah berisi apa. Ditempat lainnya, bebarapa memilih tiduran di sajadah masjid. Headsetku masih terpasang ditelinga.

Aku hendak mengemasi tas. Bersiap balik kost. Eh..tiba-tiba tanganku memegang secarik kertas. Dari siapa? Siapa yang dekat-dekat sama aku pas aku tidur tadi? Ya ampun, dia ngasih pesan apa? Jangan-jangan pas aku tidur tadi aku ngiler sana sini ya? Malu dongg..Ya ampun. Histeris hatiku sebelum membaca. Ternyata:
RAPIKA RANDAAAAAAA. Kalian, YA AMPUN TIDURKU? Tidurku kayamana? Ngangakah? Atau ngiler? Ngoaa... MALU! O,O


Pict By: Penenun Asa,
ucapan ultah yg bikin malu, tengsin sekaligus buat haru:)
 Hari yang apaan banget dah, sumpah. Nano-nano rasanya -,- 
Tapi aku punya puisi untuk hari ini, nih. Spesial buat kamu, dengan keju dan coklat manis haha



Ketika hari dimana terasa berat, nikmatilah..

Lihat disisi lain, nyatanya hal berat itu, akan ada hikmahnya koq :)

Ketika lelahmu, bahkan meski terbayar dengan senyum kebahagiaan

Bahwa ada yang bagitu memahamimu..

Memandang tidurmu sambil mendoakanmu

 Terimakasih yaa, kalian begitu berharga.. :)



Penenun Asa 

*Kalau lihat pemberitahuan ultah di fb,
berasa makin tua banget serius deh -,-
Masa udah 22 tahun, ya ampun.
Padahal kan udah 23 tahun, 2018 mendatang tapi :p
Tp terimakasih byk buat  manteman yg udah ngucapin ultah 
baik di fb atau dibbm, ada yg nyanyiin pke gitar segala lg :*
** BTW, ternyata Randa memeotret aku yg lg tidur di masjid,
nah itu fotonya di aplod di grup kelas. 
Dan apa komen manteman yang lain?
Pokoknya -_o



Sunday, April 3, 2016

Orang-Orang Berharga
Orang Berharganya Muiz ;)


Tahukah kamu, orang-orang yang berharga itu?
Yaitu orang yang ketika kamu melantangkan impianmu, maka yang teringat adalah kamu ingin membuktikan kemenangan dan membuat bahagia mereka. Btw, koq ini kaya cuplikan arti dari surat Al-Maun yaa, haha. 

Yup, orang-orang berharga. Dan bagimana reaksimu ketika mereka, orang-orang berhargamu telah begitu mendukungmu sedang kamu ada dititik lemahmu? Masa mau nyerah gitu aja?
Ketika kamu menyerah mengejar impianmu, kamu akan teringat mereka, kemudian tertunduk malu. “Ah..masa aku gampang nyerah gini? Ada mereka gitu lho. Malu dong aku nyerah gini, sedang mereka udah menyuport aku mati-matian.” Kira-kira begitulah kalimat yang keluar dari lubuk hatimu.

Kenapa bisa mereka? Mereka spesial. Dan spesialnya mengalahkan nasi goreng spesial :p
Nah..dalam pembuktian bahwa aku bisa nulis dan bakal konsisten nulis, aku punya orang-orang berharga. Baik secara langsung maupun ga langsung, aku merasa mereka memang begitu memotivasiku. Jadi ketika aku posting maupun lagi stuck dan ga posting, pasti deh yang aku ingat mereka. Ketika aku posting, aku ingat bahwa mungkin mereka baca tulisanku. Itu aja. Meski memang ga keluar pujian langsung dari mereka. Atau ketika aku ga posting, maka terbayang bahwa mereka ga suka dengan gaya aku yang ga konsisten nulis. Oya, foto ini pernah aku upload di facebook pada program 21hari, Goalku. Seperti itulah dan yap, mereka BERHARGA!
Dan inilah orang yang berharga:

Keluarga
Do’a keluarga adalah senjata menghadapi dunia perantauan yang keras. Ya, aku merasa lagi merantau soalnya wkwkw. Restu mereka berharga, doa mereka berharga. Dari sejak posting tentang ini, aku merasa, bahwa aku harus nulis dan terus nulis. Apalagi aku ternyata udah direstui buat mengembangkan hobiku ini. Meski kakakku reaksinya pas aku beli buku online malah bilang
“Modal buat jadi penulis mahal yaa. Bukunya juga mahal-mahal..-_-”
“Wkwkw. Mana ada buku yang murah kak..”
Meski nyeleneh gitu tapi itu artinya aku didukung. Aakk.. bahagianya, ya pokoknyah Nulis-Terus-Terus-Nulis :D

Sahabat
Sahabat. Ga usah ditanya kenapa sahabat. Sahabat-sahabatku itu ga beres semua. Yang beres cuma aku doang wkwk. Mereka itu hobi ngebully tapi tulus dan mendukung, ngangenin juga. Komentar-komentar mereka tentang tulisanku juga suka rada-rada aneh, tapi mereka berharga banget dah meski begitu. Haha. Dan mereka selalu enak banget diajak diskusi apa pun. Tiap diskusi bareng mereka bahkan mampu jadi inspirasi buat tulisanku. Yup, kalian berharga :)
Semoga aku juga berharga dihati kalian :')

Guru blogerku
Guru blogerku. Meski mereka tampaknya jarang online, tapi aku bisa membayangkan gimana pas mereka online terus baca tulisanku. Aku menyebut mereka guru blogku, karena mereka lebih dulu menulis di blog dari pada aku. Bagiku tulisan-tulisan mereka itu ciamik ga ada tandingannya. Karena seringnya aku membaca postingan mereka, maka aku memotivasiku untuk seperti mereka juga, nulis dan konsisten nulis diblog. Guru blog, kalian berharga!!
Dan orang berharga itu ya kamuu, yang ada digambar ituu.. :')


Penenun Asa
Trainer Integritas
Ketika kamu punya mereka :)

Saturday, April 2, 2016

Pasang Niat Terbaik
Guru kehidupanku pernah berucap "Ingin dipuji itu mampu melenakan, Iz."

Iya, benar adanya, aku pernah melakukan hal yang cuma ingin dipuji, aku ini ingin diakui. Ga tau kenapa, aku ingin membuktikan 'sesuatu' pada seseorang. Sebetulnya buat apa sih membuktikan sesuatu kaya begitu?

Ketika niat udah ga baik.
Ingin dipuji itu ga baik. Melakukan sesuatu karena ingin diakui juga itu juga ga baik. Sekali lagi buat apa sih? Kenapa ingin dipuji? Nah iya, kalau akhirnya kita dipuji, kalau ga? Gimana rasanya entar tuh? Udah cape-cape tapi ga dapat pujian? Sakit? Banget!

Sama ketika aku membatalkan buat ikut agenda mengajar ke pedalaman suku Talak Mamak yang diadakan Uin Suska Mengajar. Padahal nih, aku udah didukung sama mas Afid, mba Astin, juga Widya yang ngirim voice note lewat BBM dengan heboh, -yang aku hari masih ngakak kalau denger voice note Widya. HAHA-. Tapi aku berubah pikiran dalam satu malam, setelah perjalanan pulang dari desa Melebung. Padahal hari H keberangkatan sudah didepan mata tuh T.T
Berbagai pertanyaan mencuat dari kepalaku. Pertanyaan yang sakit. Aku mengintropeksi diri banget saat itu.
Aku ikut Uin Suska Mengajar buat apa sih?
Niatnya untuk apa?
Iyakah tulus mau mengajar di pedalaman? Betulkah tulus mau mengabdi di pedalaman sana? Bener tuh?
Apa cuma mau dibilang keren biar bisa bikin status "my trip my adventure" seperti penjelajah bumi Allah yang lain?
Ingin dipuji ?
 
Nah lho..

“Jika iya gitu, maka perbaiki niatmu Iz. Kalau hanya ingin dipuji maka kamu ga bakal dapat apa-apa. Cuma cape, iya cape! Karena kamu menjalaninya bukan karena Aku, bukan untuk mencari ridha-Ku.” Allah serasa benar-benar keki denganku malam itu.

Alhasil, karena niatnya mungkin udah ‘salah alamat’, maka aku beneran ga mendapat apa-apa selama ikut pelatihan sebelum keberangkatan ke pedalaman. Padahal setiap hari aku datang, duduk manis memperhatikan, nyatat juga. Tapi ilmu yang diberikan bu Fajri, bang Firman juga bang Reza, sadar atau tidak sadar, ga pernah masuk di otakku. Padahal ilmu yang mereka bagikan itu penting semua lho! Ilmu-ilmu tersebut serasa menguap di kepala, untuk kemudian, hilang! Dan satu hal lagi, aku ga bisa langsung kompak sama orang-orang yang ada di organisasi itu. Koq bisa? Jadi, serasa ga berkah gitu?

Disitu aku sadar, bahwa niat itu yang paling utama kalau mau ngerjain sesuatu. Ketika niat kita baik, maka jadi baiklah apa yang kita kerjakan, Allah ridha, dan Insha Allah akan mendatangkan hal baik pula pada kita. Pun berlaku sebaliknya. Ketika orientasinya udah ga benar, bukan untuk ridha Allah, maka hasilnya ga benar juga, yang didapat pun ga optimal. Ketika niatnya bukan karena Allah, maka Allah ga ngasih kita apa-apa, kecuali kesia-siaan dan kelelahan

Maka ketika itu aku bener-bener tobat deh! Bukan tobat ga ikut kegiatan di kampus. Tapi tobat untuk selalu memperbaiki niat sebelum ikut kegiatan apapun. Juga tobat untuk ga ingin dipuji lagi. Dan mulai sekarang, ketika aku ikut sesuatu, maka aku siap-siap, pasang niat tulus, niat terbaik karena Allah. Simple, sama seperti halnya Habiburahman yang menulis buku Api Cinta-nya, beliau menulis untuk umat dan hanya ingin mendapat ridha Allah. 

Dan tau ga sih? Aku mendeklarasikan diri untuk menjadi TRAINER. Maka ketika aku memilih menjadi Trainer, aku memasang niat terbaik, bahwa aku ingin mendapat ridha dari Allah, aku ingin membantu banyak orang, menjadi jalan untuk banyak pribadi yang 'krisis' keintegritasan dimasa sekarang. Garis bawah pakai tinta merah deh itu ya, boldkan juga kalau perlu. Wkwkw

Jadi trainer itu ga mudah. Nah meski ga mudah, karena niatnya udah baik kali ya, entah kenapa Allah selalu memudahkan aku, mulai dari paham belajar slide, dimudahkan beli buku-buku penunjang, mudah juga berakrab dengan teman-teman trainer. Juga didoakan oleh orang-orang terdekat :')
Melakukan kegiatan? Yuk, pasang niat terbaik kita! 


***

Mohon doanya sahabat pembaca setia blog ini, saat ini aku lagi meniti jalan, belajar untuk menjadi trainer di Wira Trainindo, juga lagi mengikuti program 21 Hari Menjadi Trainer, semoga Allah memudahkan aku untuk jadi seorang trainer :)

Ya Allah, tinggikan ilmuku,
bantulah aku untuk membagikan ilmu yang telah Engkau beri kepada orang banyak, dan rendahkan hatiku sedalam mutiara di lautan.

Penenun Asa
Trainer Integritas
Lautan dosaku Ya Allah, 
ampuni aku..