Guru kehidupanku pernah berucap "Ingin dipuji itu mampu melenakan, Iz."
Iya, benar adanya, aku pernah melakukan hal yang cuma ingin dipuji, aku ini ingin diakui. Ga tau kenapa, aku ingin membuktikan 'sesuatu' pada seseorang. Sebetulnya buat apa sih membuktikan sesuatu kaya begitu?
Ketika niat udah ga baik.
Ingin dipuji itu ga baik. Melakukan sesuatu karena ingin diakui juga itu juga ga baik. Sekali lagi buat apa sih? Kenapa ingin dipuji? Nah iya, kalau akhirnya kita dipuji, kalau ga? Gimana rasanya entar tuh? Udah cape-cape tapi ga dapat pujian? Sakit? Banget!
Ingin dipuji itu ga baik. Melakukan sesuatu karena ingin diakui juga itu juga ga baik. Sekali lagi buat apa sih? Kenapa ingin dipuji? Nah iya, kalau akhirnya kita dipuji, kalau ga? Gimana rasanya entar tuh? Udah cape-cape tapi ga dapat pujian? Sakit? Banget!
Sama ketika aku membatalkan buat ikut agenda mengajar ke pedalaman suku Talak Mamak yang diadakan Uin Suska Mengajar. Padahal nih, aku udah didukung sama mas Afid, mba Astin, juga Widya yang ngirim voice note lewat BBM dengan heboh, -yang aku hari masih ngakak kalau denger voice note Widya. HAHA-. Tapi aku berubah pikiran dalam satu malam, setelah perjalanan pulang dari desa Melebung. Padahal hari H keberangkatan sudah didepan mata tuh T.T
Berbagai pertanyaan mencuat dari kepalaku. Pertanyaan yang sakit. Aku mengintropeksi diri banget saat itu.
Aku ikut Uin Suska Mengajar buat apa sih?
Niatnya untuk apa?
Iyakah tulus mau mengajar di pedalaman? Betulkah tulus mau mengabdi di pedalaman sana? Bener tuh?
Apa cuma mau dibilang keren biar bisa bikin status "my trip my adventure" seperti penjelajah bumi Allah yang lain?
Ingin dipuji ?
Aku ikut Uin Suska Mengajar buat apa sih?
Niatnya untuk apa?
Iyakah tulus mau mengajar di pedalaman? Betulkah tulus mau mengabdi di pedalaman sana? Bener tuh?
Apa cuma mau dibilang keren biar bisa bikin status "my trip my adventure" seperti penjelajah bumi Allah yang lain?
Ingin dipuji ?
Nah lho..
“Jika iya gitu, maka perbaiki niatmu Iz. Kalau hanya ingin dipuji maka kamu ga bakal dapat apa-apa. Cuma cape, iya cape! Karena kamu menjalaninya bukan karena Aku, bukan untuk mencari ridha-Ku.” Allah serasa benar-benar keki denganku malam itu.
Alhasil, karena niatnya mungkin udah ‘salah alamat’, maka aku beneran ga mendapat apa-apa selama ikut pelatihan sebelum keberangkatan ke pedalaman. Padahal setiap hari aku datang, duduk manis memperhatikan, nyatat juga. Tapi ilmu yang diberikan bu Fajri, bang Firman juga bang Reza, sadar atau tidak sadar, ga pernah masuk di otakku. Padahal ilmu yang mereka bagikan itu penting semua lho! Ilmu-ilmu tersebut serasa menguap di kepala, untuk kemudian, hilang! Dan satu hal lagi, aku ga bisa langsung kompak sama orang-orang yang ada di organisasi itu. Koq bisa? Jadi, serasa ga berkah gitu?
Disitu aku sadar, bahwa niat itu yang paling utama kalau mau ngerjain sesuatu. Ketika niat kita baik, maka jadi baiklah apa yang kita kerjakan, Allah ridha, dan Insha Allah akan mendatangkan hal baik pula pada kita. Pun berlaku sebaliknya. Ketika orientasinya udah ga benar, bukan untuk ridha Allah, maka hasilnya ga benar juga, yang didapat pun ga optimal. Ketika niatnya bukan karena Allah, maka Allah ga ngasih kita apa-apa, kecuali kesia-siaan dan kelelahan.
Maka ketika itu aku bener-bener tobat deh! Bukan tobat ga ikut kegiatan di kampus. Tapi tobat untuk selalu memperbaiki niat sebelum ikut kegiatan apapun. Juga tobat untuk ga ingin dipuji lagi. Dan mulai sekarang, ketika aku ikut sesuatu, maka aku siap-siap, pasang niat tulus, niat terbaik karena Allah. Simple, sama seperti halnya Habiburahman yang menulis buku Api Cinta-nya, beliau menulis untuk umat dan hanya ingin mendapat ridha Allah.
Dan tau ga sih? Aku mendeklarasikan diri untuk menjadi TRAINER. Maka ketika aku memilih menjadi Trainer, aku memasang niat terbaik, bahwa aku ingin mendapat ridha dari Allah, aku ingin membantu banyak orang, menjadi jalan untuk banyak pribadi yang 'krisis' keintegritasan dimasa sekarang. Garis bawah pakai tinta merah deh itu ya, boldkan juga kalau perlu. Wkwkw
Jadi trainer itu ga mudah. Nah meski ga mudah, karena niatnya udah baik kali ya, entah kenapa Allah selalu memudahkan aku, mulai dari paham belajar slide, dimudahkan beli buku-buku penunjang, mudah juga berakrab dengan teman-teman trainer. Juga didoakan oleh orang-orang terdekat :')
Melakukan kegiatan? Yuk, pasang niat terbaik kita!
Melakukan kegiatan? Yuk, pasang niat terbaik kita!
***
Mohon doanya sahabat pembaca setia blog ini, saat ini aku lagi meniti jalan, belajar untuk menjadi trainer di Wira Trainindo, juga lagi mengikuti program 21 Hari Menjadi Trainer, semoga Allah memudahkan aku untuk jadi seorang trainer :)
Ya Allah, tinggikan ilmuku,
bantulah aku untuk membagikan ilmu yang telah Engkau beri kepada orang banyak, dan rendahkan hatiku sedalam mutiara di lautan.
bantulah aku untuk membagikan ilmu yang telah Engkau beri kepada orang banyak, dan rendahkan hatiku sedalam mutiara di lautan.
Penenun Asa
Trainer Integritas
Trainer Integritas
Lautan dosaku Ya Allah,
ampuni aku..